Kenyataan
.
.
.
Ino berjalan menuju kelasnya dengan perasaan kesal, ia yakin jika sakura dan hinata sudah berada dikelas mengingat bel masuk akan berbunyi sebentar lagi.'Haissh, perutku laper bangett. Tadi nggak jadi makan lagi.' Batin ino.
Ino merubah arah jalannya menjadi menuju ke kantin. Perut nya tidak bisa di ajak kerja sama memang. Ia membeli dua roti coklat dan air mineral.
"Aaa perutku menunggu mu aamm," ino melahap setengah roti yang ada ditangannya. Sialnya bel berbunyi, ino langsung melahap semua rotinya dan berlari menuju kelas.
Dewi fortuna berpihak kepada ino, sensei yang mengajar dikelasnya belum datang.
Ino buru-buru berjalan menuju bangkunya."Ino! Kenapa baru sampai?! Lo gak di apa-apain kan sama sasori-nii?" Tanya sakura dengan nada khawatir.
"E-eh gak, gak di apa-apain kok, tadi aku mampir kantin dulu soalnya laper." Ino meneguk air mineral yang tadi sempat di belinya.
"Ino-chan, kalau karin-senpai dan matsuri mengganggumu lagi kami tidak akan tinggal diam. Jangan menghalangi kami untuk membelamu lagi ya?" Ucapan hinata terdengar sangat khawatir.
"Hmm, alright. Terima kasih, maafkan aku ya." Ino merasa bersalah membuat dua sahabatnya khawatir padanya.
"Ohayouu minna-sannn," mereka tidak menyadari bahwa sensei telah memasuki ruang kelas.
"Ohayou sensei," ucap semua murid yang ada dikelas.
Sensei yang mengajar saat ini adalah wali kelas mereka. Ia memiliki rambut silver, ia selalu memakai masker dimulutnya dengan alasan 'hanya ingin'. Namanya adalah kakashi, dia cukup disenangi murid-murid nya karena cara mengajarnya yang terbilang santai dan meyenangkan.
"Sebelum kita melakukan kegiatan belajar mengajar, saya ada pengumuman. Bahwa, setiap kelas harus mengajukan dua siswa perwakilan untuk pertunjukan drama tahunan konoha high school yang diadakan minggu depan."
Siswa yang ada dikelas menunjukkan reaksi yang berbeda beda, ada yang excited, ada yang mengira-ngira apa yang akan dipentaskan dan ada pula yang tidak tertarik.
Ino yang baru mengetahui ada acara tahunan di sma nya merasa bingung.
"Acara tahunan?" Ino bertanya pada dirinya sendiri."Baiklah, ada yang ingin mengajukan diri?" Tanya kakashi yang membuat seisi kelas hening kembali.
Banyak siswa perempuan yang ingin mengikuti acara tersebut, namun mereka tahu diri. Memang semua kelas mengajukan 2 perwakilan, tapi mereka tidak langsung mendapatkan peran, mereka harus diseleksi dengan ketat.
"Tidak ada? Baiklah kita akan voting untuk ini, kalian tulis di selembar kertas siapa yang menurut kalian pantas menjadi perwakilan kelas ini. Satu laki-laki dan perempuan."
Ino merobek kertas bukunya dan memikirkan siapa yang akan ia tunjuk.
"Hmmm, sakura? Hinata?. Tapi aku ingin melakulan ini. Alright, ku tulis namaku disini 'yamanaka ino'" ia kembali berpikir siapa murid laki-laki yang akan dia pilih.
"Ah, ku tulis nama panda saja, 'sabaku gaara'" ino hanya mengenal dekat gaara murid laki-laki di kelasnya.
Gaara menoleh ke ino. Bagaimana dia tahu nama aslinya sabaku? ia penasaran, tapi ia tidak mau ambil pusing. Toh tidak masalah.
Ino melirik meja gaara yang kosong.
"Panda, nggak ikut voting?" Ino berbisik dan sedikit mendekat ke arah gaara.Gaara yang ditanya hanya menjawab
"Nggak,""Hmm, kenapa?"
"Gak di itung juga, gak perlu." Ucap gaara lalu menatap ino sekilas.
"Hish, harus tetep voting baka panda," ucap ino dengan senyum horor.
"Gue gak tau mau nulis siapa," gaara merobek kertas yang ada dibukunya dengan malas.
"Oke kalo gitu tulis namaku aja, ku tulisin 'yamanaka ino' yang laki-laki?" Ino menghadap ke gaara.
Mereka bertatapan."Terserah lo," gaara mengalihkan pandangannya.
"Oke kalau begitu sabaku gaara, sudah nih." Ino menyerahkan kertas itu kepada gaara.
"Hn,"
"MAKASIIHHH YA INO" sindir ino.
Setelah itu voting mereka dihitung.
Kakashi menghitungnya sendiri."Baiklah, untuk perwakilan kelas ini adalah yamanaka ino dengan skor 15 dan sabaku gaara 18, yamanaka ino dan sabaku no gaara tidak keberatan kan?" Tanya kakashi dengan menatap ino dan gaara secara bersamaan.
"Tidak," ino tersenyum sumringah.
"Saya kebe- aah" gaara meringis kesakitan, ia menengok ke arah ino. Ino mencubit pergelangan tangannya.
"Kumohon, jangan menolakk," ucap ino penuh harap.
Yah alhasil gaara tidak bisa menolak permintaan ino. Entah kenapa juga.
Bel pulang sekolah menggema di konoha high school.
Ino berdesak-desak an untuk keluar gerbang. Ia ingin pulang lebib awal kali ini.Ino turun dari bus dan berjalan menuju rumahnya.
.
.
Di kediaman keluarga haruno
"Sasori," panggil gaara yang berjalan kecil memasuki kamar sasori.
"Yo panda, ngapain kesini?" Sasori menghentikan game nya dan beralih menatap saudaranya.
Gaara menutup pintu dan mendudukkan dirinya di samping sasori.
Ia terdiam sebentar.Sasori mengerti situasi ini, pasti ini hal penting yang harus gaara bicarakan.
"Liontin itu lo dapet darimana?" Gaara memandangi liontin yang ada di meja game milik sasori.
"Ha?" Sasori tidak menyangka jika gaara akan menanyakan itu.
"Gue dapet waktu gue kecil, kenapa?" Sasori balik bertanya kepada gaara.
Setelah sasori menyelesaikan kalimatnya gaara mengeluarkan liontin yang mirip seperti liontin milik sasori namun dengan bentuk yang sedikit berbeda.
Sasori terbelalak "Lo,"
Gaara mengangguk "hm, aku gaara."
Sasori mengerti mengapa dia tidak sadar bahwa gara yang 'dulu' adalah gaara ini.
Memang mereka sepupu, namun mereka baru mengetahuinya saat kelas 1 smp, karena gaara yang tinggal di london saat ber umur 5 tahun dan kembali ke jepang saat kelas 1 smp. Berbeda dengan sakura yang sudah kenal dengan gaara sejak kelas 5. Karena sakura saat itu pindah sekolah ke london karena urusan keluarga."Gue gak nyangka kalo itu lo." Sasori membuka pembicaraan lagi setelah beberapa saat mereka terdiam.
Gaara mengangguk.
"Gadis itu, apa dia?" Gaara menoleh ke sasori."Iya, dia. Sejak kapan lo sadar?" Sasori kembali bertanya kepada pemilik mata jade itu.
"Sejak gue lihat matanya," gaara melamun dan membayangkan mata gadis itu.
"Kau?" Gaara menyadarkan diri dari lamunannya."Sejak gue lihat dia marah," ucap sasori sambil terkekeh.
.
.
.
Siapa ya gadis itu?
Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of my life
FanfictiePersahabatan, percintaan bahkan penghianatan. Seorang ino yamanaka Yang bertemu tiga janji kecilnya. Apa ia akan memilih salah satunnya? Akankah takdir bisa membawanya ke kebahagiaan? atau bahkan sebaliknya? Read "story my life"