chapter 20

346 27 2
                                    

INO
.

.

.


"INOOO!! KAMU GAK APA-APA KAN?"

"Udah sembuh ino-chan??"

"KENAPA LANGSUNG MASUK?"

"Ino-chan lebih baik istirahat saja,"

Begitulah kalimat-kalimat yang di lontarkan hinata dan sakura.
Kalian cukup tahu membedakan yang mana sakura dan yang mana hinata kan?

"Aku baik-baik saja kok hinata," jawab ino kepada hinata dengan lembut.

"APASIH FOREHEAD!!! KU PLESTER TU MULUT YA!" Teriak ino di telinga sakura.

Sakura merasakan gendang telinganya ingin pecah. Sakura menatap ino dengan tatapan horror.

"Aku kayak gitu khawatir tau!!!" Sentak sakura.

Ino mengerti kalau sakura khawatir, ia berniat bercanda padanya.
"Ehh maaf maaff aku tadi bercanda lohh,"

"Hmpffpp bwhahahaha gak gaak oyy sans aja lahh bercandaa!" Sakura terbahak-bahak.

Ino menatap sakura kesal. Lalu ino berjalan menuju bangkunya.
Ia melihat dengan jelas bahwa ada gaara disitu.

"Pagiii mata panda!" Seru ino.

"Hm, dah sembuh?" Tanya gaara respect.

Ino terdiam sebentar.
"Kamu, tau dari mana kalo aku sakit?"

Gaara terdiam. Di dalam hatinya dia merutuki dirinya sendiri.

'keceplosan. Bodoh!' Batin gaara.

"Aku dengar dari sasori," ucap gaara jujur.

Ino kaget, "Si siluman ariel? "

Gaara mengangguk meng'iya'kan.
Ino masih di posisi tidak percayanya.

'Gimana caranya si titisan ariel tau kalo aku sakit?' Batin ino.

Tidak lama kemudian sensei mereka datang dengan senyum lebar(?).
"Ohayou minna!" Sapa sensei kakashi.
Matanya yang tersenyum,

"Ohayou sensei!" Ucap para murid dengan semangat.

"Mulai nanti yang dipilih untuk pentas tahunan sekolah jangan lupa latihan ya," Kakashi mempersiapkan bukunya sembari memeperingatkan siswa yang dimaksud.

'EH IYA' batin ino berteriak.

Ino kalang kabut di pikirannya. Belum selesai satu masalah dengan liontin itu, muncul lagi masalah lama yang belum selesai.
Ino membanting kepalanya ke-mejanya.
Ia tidak semangat pelajaran kali ini.

Jam pulang sekolah 15.00

"Ino, kami pulang duluan ya. Ja ne!" Ucap sakura menjauh dan disusul oleh hinata.

Ino hanya mengangguk lemas, ia sangat malas dan tidak berminat mengikuti acara tahunan ini.

Ino berjalan menuju aula sekolah yang berada di samping gedung ekstra KHS.
Pikirannya kosong, ia sangat malas bahkan berpikir.

"Konichiwa..." ino memasuki aula yang sudah dihuni beberapa orang.
Yaa cukup banyak, mengingat kelas di sekolahnya sangat banyak dan belum lagi siswa yang berminat untuk acara ini pasti berlomba-lomba untuk mengikutinnya.

Mata ino menyapu aula yang sangat besar itu. Bahkan jika dibandingkan dengan lapangan basket indoor biasa saja kalah besar.

Saat menamati aula mata ino tak sengaja menangkap mata jade yang ia kenali. Yap, dia gaara. Mereka bertatapan untuk beberapa detik, sebelum ino memalingkan wajahnya.

Story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang