"Kiba..."
Sasori menggantung kalimatnya, seolah dia tidak ingin melanjutkan semua ceritanya.
"Kiba, kenapa?" Ino penasaran, apa yang terjadi pada kiba hingga membuat kiba tiada, dan itu adalah alasan mengapa Ino kecil ingin mengakhiri hidupnya.
"Dia melindungimu. Dari pembunuhan yang dilakukan oleh ibu Makki." Sasori berkata lirih, ia yakin, yakin sekali bahwa ini adalah fakta yang mengejutkan bagi Ino.
Ino membelalakkan matanya, ia mulai paham apa yang dirasakan Ino kecil, "Jadi... salahku lagi ya.." Ino tersenyum kecut, matanya panas.
"Tidak. Itu bukan kesalahanmu Ino." Sasori menatap ino yang menunduk.
"Setelah kematian makki, kau menjadi sangat dekat dengan Kiba. Kiba yang dulunya tidak memiliki semangat menjadi bersemangat saat bersamamu, aku bisa melihatnya. Karena aku dan kiba memiliki satu kesamaan." Sasori tersenyum saat melontarkan kalimat akhirnya.
Ino mendongak "Kesamaan?"
"Yaa, kesamaan."
Setelah sasori menjawab, mereka terdiam sejenak.
"Saat pembunuhan itu, apa saja yang terjadi?" Tanya ino.
Sasori menoleh "Aku tidak tahu kejadian persisnya, tapi yang kutahu kau dan kiba bermain dirumah kiba, saat itu ibu makki yang marah melihatmu. Dia membawa senjata tajam dan mendekatimu, sesaat sebelum dia melukaimu, Kiba melindungimu. Itulah yang kutahu."
"Ibu makki yang salah sasaran mengamuk, saat itu orang tua kiba menghentikannya, ibu makki masuk rumah sakit jiwa. Saat pemakaman kiba, kau mengurung diri dan.." Sasori menggantung kalimatnya.
"Dan saat itulah, kau ingin melukai dirimu. Ibu kiba yang menghentikanmu, dia menenangkanmu. Kau terus-terus meminta maaf padanya." Sasori terdiam.
"Kau tahu? ibu kiba sangat menyayangimu. Karenamu, anaknya dapat merasakan semangat, bahagia dan ceria seperti anak-anak pada layaknya."
"Dan ironisnya, akulah yang membunuh kiba." Ucap ino, ia sungguh beranggapan bahwa makki dan kiba kehilangan nyawa karena salahnya.
"Ibu kiba hanya orang yang sangat baik hati mau menenangkan pembunuh anaknya.." Ino menangis, ia sudah berusaha menahan tangisannya sejak tadi.
"Itu bukan-"
"ITU SALAHKU!! FAKTA BAHWA KIBA DAN MAKKI KEHILANGAN NYAWA KARENA MELINDUNGIKU TIDAK BISA DIHIRAUKAN" Ino memotong pembicaraan sasori.
"Itu, itu memang salahku. sasori.." Ino menangis, dadanya sesak, ia hanya merasakan penyesalan. 'mengapa ia masih hidup?' batinnya.
Sasori terdiam "Ino, itu bukan salahmu. Akan kukatakan beribu kali bahwa 'itu bukan salahmu'. Itu kemauan mereka, mereka bahagia bertemu denganmu. Faktanya itu adalah takdir yang menyakitkan, dan itu, bukan salahmu."
Ino mendongak "T-tapi mereka-"
Sasori mendekap tubuh Ino, ino terkejut namun dia tidak mengelak. Ino sangat membutuhkan sasori.
Ino menangis didekapan sasori, untungnya keadaan taman sangat sepi hampir tidak ada oranglain selain mereka. Ya siapa yang mau jalan-jalan ke taman saat udaranya dingin?.
Setelah beberapa menit, ino mulai tenang. Ino melepaskan dekapan sasori. Ia malu, wajah Ino sekarang sangat berantakan.
Sasori tersenyum "Sudah selesai menangisnya? Princess?"
Ino blushing karena sasori memanggilnya 'princess'.
"A-apa sih, lagipula menangisku juga hanya sebentar!" Ino memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of my life
FanfictionPersahabatan, percintaan bahkan penghianatan. Seorang ino yamanaka Yang bertemu tiga janji kecilnya. Apa ia akan memilih salah satunnya? Akankah takdir bisa membawanya ke kebahagiaan? atau bahkan sebaliknya? Read "story my life"