Chapter 25

4.4K 599 93
                                    

Vote - lah dulu sebelum membaca reader - nim.

Selamat membaca 🌈

[ FLORESCENCE ]

Play mulmed
⏪▶⏩
Or
The Truth Untold

Mereka semua kini telah berkumpul di rumah karena hasil tes dna dua minggu yang lalu sudah keluar.

Amplop itu masih tersegel dengan sempurna. Dan amplop itu berada di tangan Jungkook.

Taehyung dan Aera juga datang karena kejadian ini. Ketika di ceritakan tentang masalah ini tentu saja Taehyung naik pitam, tapi ia percaya Jungkook tak akan berbuat seperti itu. Ia dan Jungkook sudah berteman semenjak pria itu SMP.

Jungkook perlahan membuka amplop itu. Ada rasa takut dalam dirinya mengenai hasil dari tes tersebut.

Setelah terbuka, Jungkook pun membaca hasil tersebut dengan teliti dan yang lain pun menunggu hasil yang di baca oleh Jungkook.

Hasilnya...

Tangan Jungkook gemetar. Kertas tersebut jatuh kepermukaan lantai.

Yoongi yang juga ada di sana mengambil hasil tes tersebut dan membacanya.

"Hasilnya...

Positif. 98% sama dan apa artinya janin ini milik Jungkook?" Ujar Yoongi tak percaya.

Yerim yang mendengar itu melemas. Untung saja Taehyung segera menahan Yerim agar tidak jatuh.

"Ba-bagaimana bisa?" Tanya Jungkook tidak percaya.

"Kau mengubah hasil tesnya Eunha! Mengakulah!" Teriak Jungkook.

Eunha menggelengkan kepalanya. "Aku bersumpah tidak mengubahnya." Ujarnya.

"Mengakulah Jungkook, kau tak bisa berbohong lagi. Ini sudah terbukti." Balas Eunha.

Semua orang di sana tak percaya dengan hasil tes dna ini. Terlebih Yerim.

Ia mempercayai Jungkook. Ia tahu Jungkook tak akan berbohong. Tapi apa ini? Positif? Ia sangat tak mempercayai ini. Dunianya seakan runtuh.

"Oppa, nikahi dia. Aku tak mau anak yang di kandungnya tak memiliki ayah." Ujar Yerim yang membuat semua orang menganga tak percaya.

Yerim melepaskan rangkulan Taehyung darinya dan pergi meninggalkan ruang keluarga Jeon itu. Ia melangkah menjauh sebelum air matanya keluar dan di lihat oleh semua orang.

Ia masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Jeon dengan rasa kecewa dan tangis.

Ia melajukan mobilnya entah kemana. Yang ia pikirkan saat ini adalah menyendiri.

Mobil Yerim berhenti di sungai Han. Ia berjalan di taman dan duduk di salah satu kursi. Menatap kosong sungai Han. Udara dingin juga menusuk kulitnya karena hari sudah sore.

Ia menumpahkan segalanya di sini. Menangis tersedu, menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Yerm?"

Yerim mendongak.

Yerim mendongak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] FLORESCENCE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang