Bismillaahirrahmaanirrahiim•
"Kamu tahu, apa yang sering menyusahkan bagi perempuan? Perasaannya sendiri."
-nazrulanwarbooks
-/-
"Lang, gue udah bilang. Lo jangan berteman lagi sama bocah itu."
"Dia udah tau siapa kita Lang."
"Dia sangat berbahaya, kita tidak bisa mempercayainya."
"Apa lo beneran cinta sama dia?."
Gilang mendongakan kepalanya kepada orang yang mengatakan kalimat terakhir, Yoga.
Sedaritadi, Gilang sedang diceramahi oleh keempat temannya di Markas. Mereka hanya tidak ingin, bila 'rapat' nya ini diganggu oleh Salsa. Segala bentuk usaha mereka lakukan agar Gilang lekas 'sadar'.
Tidak ada apapun pada meja bundar tempat biasa mereka 'rapat' ini, karena ini sangat mendadak tidak seperti biasanya akan tersedia minuman berakohol.
Gilang masih menatap tajam Yoga yang terus saja mengatakan bahwa ia memang berpacaran dengan Salsa.
"Lang, gue serius. Salsa sangat berbahaya Lang, insting gue mengatakan seperti itu." Ucap Satria yang sangat meyakinkan.
Satria, Yoga, Ucup, dan Dani. Adalah teman seumuran Gilang, tapi bila dibilang lebih tua mana dengan mengukur bulan kelahiran, maka itu adalah Ucup. Keempatnya sepakat untuk menjadikan Satria sebagai ketua mereka, karena ayah Satrialah yang pertama kali mengajak mereka seperti ini.
Selain itu, insting Satria memanglah tajam, perkiraannya sangat akurat, dan semuanya percaya pada saat mereka berhasil membobol rumah seorang jutawan, tanpa ada polisi yang mencurigai mereka. Walau begitu, Gilanglah yang menjadi korbannya.
"Kita udah beri waktu untuk lo menjauhi bocah itu, tapi kenapa lo malah semakin dekat dengan bocah itu." Sambar Dani.
Tatapan tajam Gilang mati, ia sebenarnya tadi ingin menghujani Yoga dengan perkataan pedasnya, tapi Dani mengatakan sebuah fakta yang membuatnya langsung menundukkan kepala.
Ia tidak berdaya.
Memanglah benar. Teman-temannya sangat pengertian dengan memberikan waktu untuknya menjauhi Salsa, sejak tragedi dimana Salsa mengetahui bahwa kedua temannya itu seorang pencopet.
Setelahnya, Gilang langsung diinterogasi oleh teman-temannya dan menyuruhnya untuk menjauhi Salsa, namun Gilang meminta temannya agar memberi waktu.
Tapi, ia telah menyia-nyiakannya.
Ia sungguh tidak berdaya.
Ia sangat menyayanginya.
Tidak ada yang mengerti dirinya.
Sungguh.
Ia sangat menyayanginya.
"Sorry semuanya, gue nggak bisa." Pasrah Gilang menutup penuh wajahnya dengan kedua telapak tangan lalu menunduk semakin dalam dengan kedua sikunya berdiri kuat beralas kedua pahanya.
Keempat temannya sudah menduga bahwa Gilang memang sulit bila melepaskan bocah itu.
Ucup menghembuskan nafas beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Iman
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ [Spiritual - Thriller] "Dari banyaknya sahabat Rasulullaah. Hanya Zaid yang disebut dalam Al-Qur'an. Bahkan, Ibnu Mas'ud radiallaahu anhu, manusia yang mengetahui semua tempat tiap ayat Al-Qur'an diturunkan, ka...