Bismillaahirrahmaanirrahiim
•
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
-Q.S Muhammad : 07
-/-
"Anak hasil zina!."
"Anak hasil perbuatan binatang!."
"Anak tidak jelas!."
"Anak yang tidak diharapkan kelahirannya!."
Salsa terduduk lemas dari tidurnya. Keringat memenuhi tiap cela kulitnya. Nafas pun tak beraturan. Tatapannya lurus kedepan. Menatap tembok.
Kosong.
Tanpa disadari, satu tetes air mata lolos begitu saja dan tidak ada isakan. Tembok yang ditatapnya. Memutar apa yang terjadi dalam mimpinya. Seolah-olah itu nyata. Hati Salsa semakin sesak. Air mata lolos kembali.
Salsa yang menyadari pipinya basah, langsung mengusap kasar dengan kedua punggung tangannya.
"Bodoh!." Salsa mengumpati dirinya.
Mimpi seperti ini.
Salsa seringkali mengalaminya, entah darimana mimpi tersebut. Padahal, masa kecilnyapun tidak setragis di mimpinya.
Dan lebih anehnya, mimpi itu selalu sama.
Kemudian ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul satu malam. Kernyitan dahi tampak diwajahnya, memang aneh ia selalu mimpi buruk dan akan bangun jam satu malam.
Itu sangat sering ia rasa. Dan rasanya sesak.
Pandangannya kembali mengedar mencari air minum dimeja riasnya, namun tidak ada. Lalu Salsa memutuskan beranjak dari ranjangnya, hendak mengambil air minum didapur.
---
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Maka tatkala mereka berpaling(dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasiq."(Ash- Shaf: 5).
Bibirnya kelu.
Kedua tangannya meraup muka yang sudah dipenuhi lelehan air mata.
"Melihat kalian seperti ini!, biar Salsa ikut Ibu."
"Astaghfirullah." Lirih Nek Siti karena mengenang kejadian belasan tahun lalu.
Amanah yang selama ini ia emban, rasanya sudah gagal. Nek Siti tahu bahwa seharusnya ia lebih tegas terhadap Salsa, namun entah bila ia ingin tegas terhadapnya ada rasa yang tidak bisa diterjemahkan tapi mendorong sekali untuk tidak tegas.
Dan ayat tersebut sangat menusuk hatinya paling dalam.
Mengetahui secara sadar bahwa itu salah, tapi malah melakukannya(fasiq).
Seharusnya ia lebih tegas terhadap kebenaran, bukannya lemah terhadap kebenaran.
Bukankah itu sangat jelas bahwa ia termasuk orang yang zalim?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Iman
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ [Spiritual - Thriller] "Dari banyaknya sahabat Rasulullaah. Hanya Zaid yang disebut dalam Al-Qur'an. Bahkan, Ibnu Mas'ud radiallaahu anhu, manusia yang mengetahui semua tempat tiap ayat Al-Qur'an diturunkan, ka...