Bismillaahirrahmaanirrahiim
•
ِ"Apa?! Gila lu ya!." Sentak Yoga.
"Bener-bener nggak waras lo! Lo pengen kita di amuk masa?." Kini giliran Ucup yang naik pitam.
Salsa menghela nafas.
Markas ini yang tidak ada sejuknya sama sekali, mulai terasa semakin pengap dan panas seperti suhu Arab Saudi. Karena Salsa sebagai anggota baru geng Satria meminta sesuatu yang mereka anggap sangat...gila! Di pagi buta seperti ini.
Salsa melakukan ini terpaksa karena ingin membatalkan pernikahannya yang seminggu lagi, ia sangat mengharapkan Satria dan kawan-kawannya bisa bekerja sama, namun setelah membicarakan rencana besarnya dimeja bundar ini.
Semuanya menampakkan raut terkejut sekaligus tidak suka, apalagi Gilang yang sedaritadi diam saja dengan ekspresi datar membuat nyali Salsa menciut karena tidak mendapatkan dukungan dari sahabatnya itu.
Tapi, Salsa benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini, sewaktu lamaranpun ia hanya diam karena itu permintaan Neneknya dan Neneknya yang menerima lamaran itu tanpa menerima persetujuannya.
Sungguh tidak adil.
Siapa yang menikah, siapa yang menerima.
Maka dari itu, Salsa mengedepankan tekadnya. Walau itu memang gila, namun hal gila haruslah dibalas dengan hal gila. Itu teorinya.
Ia gadis kuat.
Gadis berprinsip.
Ini keputusannya, tidak boleh ia mundur. Ia tidak ingin menjadi pengecut pada dirinya sendiri, ia harus berpegang teguh pada keputusannya.
'Semangat Sa!.'
"Gila? Mencopet itu apa lebih gila?." Salsa membela dirinya.
"Itu beda!. Mencopet tidak menjamin kita terjerat hukum, tapi ini! Kita menunjukkan kejahatan! Otak lo dimana si!." Sarkas Ucup.
Salsa mendengus kesal, ternyata diantara teman Gilang, Ucuplah yang sangat tidak suka padanya dan gampang sekali emosinya naik.
Salsa mengambil nafas, harus ekstra menghadapi bule PMS ini!.
"Cobalah kerja sama, gue yakin kalian nggak bakal rugi, anggap saja seperti permainan." Bujuk Salsa melihat satu-satu temannya dengan berkata lembut.
Ucup beranjak dari tempat duduknya, ia lebih baik keluar dari ruangan gila ini dengan emosi.
Dani juga beranjak dari tempat duduknya, pindah ke sofa panjang butut lalu membaringkan diri dan memainkan ponselnya bermain game. Lalu Satria menyandarkan punggungnya dengan berfikir tiada henti ia harus mengambil keputusan.
Sedangkan Yoga hanya menatap kosong meja bundar yang berisi tiga gelas kopi, kemudian mengambil gelas kopinya lalu menyesapnya. Salsa menoleh disebelah kanannya ada Gilang, sejak awal pembicaraan ia diam saja. Sebenarnya apa yang dipikirkan Gilang sekarang?.
"Dengar ya Sa, lo anggota baru disini. Dan langsung meminta sesuatu yang sangat gila, sorry gue sebagai ketua nggak bakal ngabulin permintaan lo."
Salsa bergeming setelah mendengar ucapan Satria, hatinya sungguh tidak terima.
"Serius?." Ucap Salsa yang membutuhkan keyakinan bahwa yang dikatakan Satria adalah salah.
Satria menghela nafas, ia melirikkan mata pada Gilang namun itu tidak membantunya apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Iman
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ [Spiritual - Thriller] "Dari banyaknya sahabat Rasulullaah. Hanya Zaid yang disebut dalam Al-Qur'an. Bahkan, Ibnu Mas'ud radiallaahu anhu, manusia yang mengetahui semua tempat tiap ayat Al-Qur'an diturunkan, ka...