18 - Pingki Pingki

112 13 0
                                    

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dengan posisi terlentang, mudah buatnya mengamati tiap jengkal kamar barunya ini. Meski sudah jam dua belas malam lebih empat puluh lima menit. Rambut basah dan perut kenyang. Seharusnya, itu cukup untuk menutup matanya. Tapi, tidak. Entah kenapa Salsa tidak bisa tidur. Mungkin, karena ini pertama kalinya ia tidur ditempat baru.

Jika dibandingkan ranjangnya dirumah dulu, ini lebih sempit. Hanya untuk satu orang saja. Wajar saja, rumah Gilang berada daerah padat penduduk. Rumah kecil ini ada dua kamar tidur, satu kamar mandi. Ruang tamu, makan, dan dapur bahkan menyatu. Parahnya, tidak ada kompor dan peralatan masak. Mesin cucipun tidak ada. Kata Gilang, masalah makan dan mencuci. Bisa membeli dan laundry. Kuasa Boss!.

Bahkan, Gilang menggunakan jasa cleaning servis untuk membersihkan rumahnya. Satu bulan tiga kali. Rumah kecil ini memang tidak boleh diremehkan. Luar dalam sangat berbeda. Ada AC tiap ruangan. Televisi berukuran sedang lengkap dengan pengeras suaranya, berkaraoke juga bisa.

Didalam kamar mandinya pun tak kalah mewah, naasnya Salsa tidak bisa menggunakan shower ataupun WC duduk apalagi Bathtub yang membuatnya tergelincir masuk kedalam hanya berpegangan pada sisinya. Gilang tertawa terbahak-bahak melihatnya. Terpaksa, Gilang mengajarkannya terlebih dahulu. Daripada, Salsa harus dibawa ke Rumah Sakit. Bisa panjang urusannya.

Yang membuat Salsa jijik, Kamar yang dihuninya ini. Begitu sangat feminin. Cat tembok berwarna Pink mendominasi keseluruhannya. Ranjang, Spring Bad, selimut, bantal, bantal guling. Pink semua. Boneka kecil sampai bisa dipeluk manusia satu lemari kecil disamping lemari dua pintu khusus baju, semuanya pink. Meja rias sama. Tapi, cerminnya tetap bening. Poster Hello Kitty memenuhi tiap dinding dengan lampu LED warna-warni.

Menjijikkannya lagi, saat ini Salsa memakai baju Gina. Karena bajunya kotor semua-saat menjadi Gembel. Piyama panjang Hello Kitty! Yang dipakainya.

"Berasa ada di alam Babi!. Pingki-pingki! Cih!."

Tangan Salsa terus melonggarkan kerah bajunya. Dua kancing pada piyama sudah terlepas. Dinginnya AC tidak menyentuh pori-pori kulitnya. Semuanya karena piyama ini!.

Salsa menggelengkan kepala kanan-kiri begitu cepat. Ia merasa akan meninggal jika terus berada dikamar ini. Seketika, ia bangun dan duduk ditepi ranjang. Sudah!. Cukup!. Salsa merasa sekarat. Ia beranjak pergi keluar kamar. Menutup pintu kamar.

Kemudian, membaringkan tubuh pada sofa panjang nan empuk sekali. Lampu dan AC yang sudah padam, tetap ia biarkan. Salsa ingin tidur sekarang!. Tidak ingin apa-apa. Tangan kanan dinaikkan keatas matanya. Tangan kiri lurus. Posisi terlentang tanpa alas pada bawah kepala.

Salsa mulai menyelami mimpinya.

Dua menit kemudian. Ia mendengus kesal. Tidak bisa tidur!. Ada yang begitu berbeda!. Ada sesuatu yang kurang. Tangan diturunkan, mata terbuka. Spontan, ia mendudukkan diri. Menyandarkan punggung. Memeluk tubuh. Helaan nafas akhirnya keluar.

Sebenarnya, apa yang membuatnya tidak nyaman seperti ini?.

Seharusnya, ia tertidur sangat pulas malam ini. Ia sudah bebas. Sudah keluar dari rumah seperti neraka itu. Tidak akan ada lagi yang mengaturnya.

Tidak bisa. Salsa tidak bisa tidur!.

Kesal pada diri sendiri. Salsa bersujud diatas sofa itu. Kedua tangan mencekeram sofa kuat. Rambut sesekali dijambaknya.

"Arrggghhhhh!."

---

Sate Telur Puyuh itu dimakan perlahan sembari serius menatap mata panda Salsa. Sejujurnya, banyak pertanyaan dibenak Gilang yang tak mampu tersuarakan. Namun, ia juga tidak ingin merusak mood paginya ini dengan harus berdebat.

Merajut ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang