20 - Misi Haram

112 11 0
                                    


Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Bermaksiatlah sepuasmu, pasti kamu akan mati, sedang An-Narr (Neraka) bakal menunggumu. Dan lakukan amal sholeh, karena engkau akan mati, sedang balasanmu kelak adalah Al-Jannah (Surga)."

–Habib Abdullaah bin Muhsin (Kakek Al-Attas)

-/-


"Liat Lang. Ini hasil didikan manja lo. Ngelunjak kan jadinya. Mana hasilnya?. Merugikan bandar saja!." Ketus Satria dengan wibawa seorang Ketua silent killer atau pembunuh bayaran sekaligus gangster terkenal di kalangan Dunia Hitam Jakarta.

Salsa mendengus kesal, Satria menyebutnya manja. Padahal, lebih dari dua minggu ini ia beroperasi di Parkiran baik-baik saja. Tidak ada masalah. Dan ini baru satu kesalahan yang ia buat. Sudah seperti banyak saja.

Ya. Ucup gagal mendapatkan kembali motor yang dibawa begal. Alhasil, ia yang disalahkan dalam hal ini. Karena kefokusan Ucup diganggunya untuk bercanda. Benar-benar malapetaka sekali bercanda dengan Bule PMS!.

Beruntung, Ucup membantu menjelaskan kebenarannya pada semua warga yang langsung menghakimi untuk meminta uang pertanggungjawaban motor hilang. Dengan pintarnya, Ucup menjelaskan bahwa Ibu paruh baya yang menjadi korban begal. Tidak memiliki Karcis Parkir. Artinya, Ibu itu belum menyerahkan tanggung jawab motor padanya. Meski aksi berani si begal pada keramaian, itu tidak mampu menghapus kebenaran.

Ibu itu sempat protes tak terima. Karena pembegalan tersebut terjadi ibarat angin menerpa wajah. Sangat tidak disangka. Tapi, laki-laki bijak salah satu pedagang beras di Pasar menyakinkan Ibu tersebut dengan baik-baik.

Masalah itu, berakhir menguras emosi.

Namun, tidak untuk gengnya. Usai makan siang di Warteg. Ucup langsung menyeretnya ke Markas baru. Mengadukan perbuatan Salsa yang mengkhawatirkan bagi masa depan gengnya. Salsa pasrah seperti seorang tahanan yang akan diinterogasi.

Mendudukkan diri pada tempat Markas yang gelap gulita hanya satu lampu putih bergelayut diatas meja panjang. Benar-benar seperti tahanan. Lalu harus berhadapan langsung dengan Satria yang duduk didepannya. Dani, Yoga, Ucup, dan Gilang. Berdiri melingkar dengan memeluk tubuh. Mengawasi Salsa.

Gilang menghela nafas sabar. "Nggak ada yang dirugikan Sat. Kita nggak ngeluarin financial."

"Masih dibela?. Iya, nggak merugikan financial, tapi merugikan kecakapan kerja geng kita."

"Ini baru satu kesalahannya. Beri satu peluang Sat." To the point Gilang. Ia faham maksud sahabatnya itu.

Satria menaikkan satu alis. Tidak percaya. "Baiklah, sesuai hukum kemanusiaan. Gue kasih dia peluang terakhir. Dan lo Lang, jangan belain dia terus. Biar dia mandiri!."

"Thanks Sat."

"Oke. Gue mau bicara sama Ucup-Gilang. Yang lain, keluar." Komando Satria bersedekap angkuh menatap anak buahnya.

Dani dan Yoga sudah lebih dulu pergi. Salsa yang sedaritadi menundukkan kepala, berdiri lemah. Menatap Satria. "Thanks." Ucapnya kemudian berlalu pergi meninggalkan Ucup, Gilang, dan Satria.

Ucup menarik satu kursi yang berada dipojok ruangan, lalu ditaruh bersebelahan dengan tempat duduk Gilang atau bekas tempat duduk Salsa. Keduanya berhadapan dengan Sang Ketua.

"Gimana perkembangan lo deketin Zaskia Nilova Billa?."

"Banyak perkembangan. Dia tergila-gila ama kegantengan gue. Kita udah tukeran nomer WA. Bahkan sering VCan." Jawab Ucup lugas menjelaskan perkembangan korbannya.

Merajut ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang