11 - Althaf

108 21 0
                                    


Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Kaum arif lebih khawatir ketika diberi kelapangan(kemudahan) daripada ketika diberi kesempitan, karena yang bisa menjaga etika saat berada dalam kelapangan hanyalah sedikit."

-Ibnu Atha'illah As-Sakandari

-/-


Tubuh Salsa langsung membeku.

Tampak dahinya berkerut.

Salsa terganga.

'Aldi pengen nglamar gue? Ishh gila!.'

"Nenek sudah nurutin kamu untuk tidak sekolah, sekarang kamu harus nurutin Nenek!." Ancam Nek Siti pergi memasuki kamarnya.

Salsa berkedip tak percaya, lalu ia berdecak kesal. Ia hanya pasrah menerima nasibnya, karena Salsa tahu bila ia melawan Neneknya, itu sangat percuma, bisa-bisa Neneknya malah memberikan yang lebih sadis dari ini.

Salsa mengeluh gusar.

"Nih, pake semua ini. Harus cepet!."

Salsa menatap punggung Neneknya yang semakin menjauh, lalu memandang gamis ditangannya yang diterima paksa oleh Neneknya.

Gamis?.

---

Suara adzan isya terdengar jelas bergema nyaring didalam rumah Nek Siti dan itu menyelamatkan Aldi, lalu ia menghela nafas lega. Sejujurnya, ia sedari tadi...gugup?. Jelas saja, karena Aldi tidak menganggap perjodohan ini sebuah permainan, melainkan bentuk baktinya kepada orang tua.

Walau, hatinya belum menerima sepenuhnya. Bahkan Aldi merasa tidak percaya, akan menikahi seorang gadis yang memang, tidak termasuk....tipenya.

Hanya karena Allah.

Kalimat itu yang selalu Aldi sematkan jika syaiton mulai mengusiknya dengan pikiran-pikiran negatif. Tentu saja, ia adalah manusia yang mempunyai banyak dosa, apalagi sekarang keimanannya sedang uji.

Ya, keimanan hanya bisa disebut bila ada ujian.

Kau merdeka dari segala yang tidak kau inginkan, dan kau budak dari segala yang kau inginkan.

Perkataan Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-hikamnya memenuhi fikiran Aldi, yang ia inginkan adalah merdeka tapi kenapa ia merasakan bahwa ia seorang budak?.

Namun tidak mengapa, budak dari kebaikan itu lebih mulia, dibandingkan budak dari keinginan. Karena, keinginan tidak menjamin dari kelalaian.

Ia mengetahui semua itu, karena sudah terbukti, syaitan selalu menggodanya. Dan jika syaiton menggoda manusia, berarti syaitan itu sedang tidak suka dengan tindakannya.

Bila syaitan tidak suka, bukankah itu berarti terdapat kebaikan bagi manusia?.

Inilah yang dimaksud.

Merajut ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang