Bismillaahirrahmaanirrahiim
•
"Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur."
-QS. Al-Insan 76: Ayat 3.
-/-
"Lang!."
Salsa menepuk pundak Gilang yang sedang duduk sekaligus sarapan, kemudian ia juga duduk disampingnya sembari membelakangi warung makan menghadap keramaian orang yang sedang berlaluan.
"Salsa?." Ucap Gilang menatap heran Salsa yang hampir tersedak karena tepukannya tadi.
Salsa yang merasa aneh atas tatapan Gilang lalu menatapnya balik. "Biasa aja kali natepnya."
Gilangpun langsung memalingkan pandangannya, ia mengambil gelas berisi kopi lalu meminumnya.
"Gue ikut lo kerja yak." Ujar Salsa membuat Gilang menghentikan aktivitasnya, ia menaruh gelas yang masih berisi setengah kopi panas diatas meja.
"Kerja? Bukannya lo masih sekolah?." Tanya Gilang menatap Salsa.
"Gue putus sekolah untuk kerja."
"Itu keputusan buruk Sa."
Gilang cukup terkejut atas perkataan santai remaja labil ini. Lalu ia memposisikan diri duduk seperti Salsa.
"Buruk bagi lo, baik bagi gue." Ujar Salsa tanpa menatap Gilang dan lebih memilih menatap orang yang berlalu lalang dihadapannya.
"Sa, lo tuh masih muda dan punya kesempatan belajar, manfaatkan itu dengan baik. Kerja itu, bukan segampang yang lo pikir."
Salsa menatap jengah Gilang. "Lo tau nggak, udah dua kali dihari ini, gue diceramahin karena masalah ini. Lang, gue mohon lo bantu gue cari kerja."
Gilang menghela nafas pasrah. Tekad remaja labil ini sangat menggebu. Terlihat dari kedalaman matanya. Membuat Gilang menjadi tidak tega. Siapa yang lebih faham 'tekad' melebihi seorang Gilang.
"Okelah kalo itu keputusan lo, gue bakal bantu. Yang penting gue udah nasehatin lo."
Perkataan Gilang membuat Salsa tersenyum lebar lalu mengguncang kedua pundak Gilang dengan senang. Tanpa memperdulikan sekitar yang begitu ramai orang.
"Makasih Lang."
Gilang sebenarnya agak risih atas tingkah Salsa, namun ia jadi senang sendiri saat melihatnya tersenyum seperti senyum seseorang yang ia sayangi.
Dan saat bertemu Salsa, Gilang menjadi seperti mempunyai semangat hidup lagi dari keterpurukannya setahun lalu.
Gilang kemudian menghabiskan minumannya, lalu beranjak dari tempat duduk untuk membayar makanan.
Dengan sigap, Salsa mengekori Gilang memasuki area pasar. Ia juga mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling yang dipadati manusia dengan berbagai aroma ada disini. Namun, itu tidak menyurutkan mereka untuk saling tawar-menawar.
Dalam hati, Salsa sebenarnya bingung kenapa Gilang mengajaknya mencari kerja, padahal menjadi tukang parkirpun ia senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Iman
Tâm linhبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ [Spiritual - Thriller] "Dari banyaknya sahabat Rasulullaah. Hanya Zaid yang disebut dalam Al-Qur'an. Bahkan, Ibnu Mas'ud radiallaahu anhu, manusia yang mengetahui semua tempat tiap ayat Al-Qur'an diturunkan, ka...