32. Sebuah Fakta

2.3K 147 16
                                    

~Naomi Scott - Speechless~
.
.
.
♥Jangan lupa Vote and Comment♥
.
.
.

*****

-Flashback-

Ada 3 gadis yang tengah berada di dalam mobil, keduanya tampak terdiam dengan pikiran masing-masing.

Ya. Mika, Dinar dan Lexi.

Setelah Lexi mengungkapkan sebuah fakta, Mika masih tak mempercayai itu semua, bahwa Mamanya?

Tidak mungkin.

"Dan lo tau Pak Wildan itu siapa gue?" tanya Lexi dengan nada marahnya.

"Dia Bokap gue, sialan!" bentak Lexi dengan mata memerah.

Tubuh Mika menegang seketika, mata gadis itu menatap Lexi semakin tak percaya.

Maksudnya apa ini? Air mata mulai merembes membasahi pipinya, Mika menggelengkan kepalanya, berusaha menghalau segala pikiran buruk yang bersarang di pikirannya.

Jantung Mika berdegup sangat kencang, jadi selama ini? Mamanya adalah selingkuhan Papa Lexi?

Mika menggelengkan kepalanya cepat-cepat, mencoba menghapus air mata dengan kedua tangannya.

Dinar memperhatikan Mika tak tega, ingin rasanya Dinar memeluk gadis itu, tapi ia tak bisa, ia tak bisa karena suatu alasan yang membuatnya harus mengenyahkan rasa kasihannya pada Mika.

-Flashback Off-

*****

Esa.

Cowok itu berjalan di sepanjang koridor, dengan aura dingin yang menguar dari dalam dirinya.

Sorotan tajam ia berikan pada siapa saja yang menghalangi langkahnya.

Siswa-siswi yang berlalu-lalangpun hanya bisa terpaku mematung, seakan sorotan itu memerintahkan mereka untuk berdiam di tempat.

Seakan tau, bahaya apa yang akan terjadi, semuanya memilih menunduk.

Setelah kepergian Esa untuk beberapa minggu kemarin. Cowok itu selalu berdiam diri di lapangan indoor SMA Mentari.

Bermain basket sepanjang waktu, tanpa mengenal lelah. Apa itu semacam pelampiasan? Mungkin saja. Tak ada yang tau dengan sikapnya saat ini.

•DIFFERENT•

"KARENA DIA ANAK DARI JALANG YANG DULUNYA PERNAH NGEHANCURIN KELUARGA GUE!  MASA LALU DIMANA GUE BENER-BENER TERPURUK!  DAN SETELAH GUE TAU DALANG DIBALIK SEMUA INI,  ITU ADALAH NYOKAPNYA DIA!  CEWEK YANG LO SAYANG!" bentak gadis itu sambil menunjuk Esa dengan wajah yang memerah.

"Urusan lo sama nyokapnya kan? Kenapa lo malah hancurin orang yang ga tau permasalahannya sama sekali?" tanya Esa dingin dengan kalimat yang terbilang panjang.

Lexi tertawa mengejek, " Gue cukup waras kali buat ngehancurin Nyokap si Mika yang jelas-jelas udah hancur lebur!"

Lalu gadis itu menaikan sebelah alisnya,"selama anaknya masih ada, why not?  Lagian itu lebih mudah buat gue balas dendam."


Esa terdiam cukup lama, memperhatikan Lexi yang berlagak angkuh dihadapannya.

"Gue ga nyangka sama lo Lex," ucap Esa dingin sambil memasang tampang sesantai mungkin.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang