22. Ungkapan Tersembunyi

2.2K 149 51
                                    

~ I'm Yours - Jason Mraz ~
.
.
.
♥ Jangan lupa Vote and Comment ♥
.
.
.

*****

'Waktu lo ga banyak! Pergi dari sekolah ini atau penderitaan lo bakal jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya!'

Mika mendapatkan sebuah ancaman kembali berupa secarik kertas kecil yang selalu tertempel di depan lokernya, orang misterius yang akhir-akhir ini selalu mengancam hal yang sama sekali tak pernah dihiraukan gadis itu.

"Siapa sih? Kok nyebelin banget! Pacar Mika aja bukan! kok main ngatur-ngatur!" gerutunya kesal sambil membuang kertas itu ke tong sampah terdekat.

Kata-katanya tidak terlalu menyebalkan memang, tapi gadis polos itu tetap merasa kesal karena tak kunjung bertemu dengan sosok misterius itu.

"Kemarin suruh Mika jauhin Esa! Sekarang suruh pergi dari sekolah!  Ini orang siapa sih? Kalau ngefans sama Mika juga ga usah sembunyi-sembunyi gini! Kan Mika jadi penasaran! Ntar kalau Mika mati penasaran gimana?" celoteh Mika pada dirinya sendiri.

Ia juga sangat kesal kemarin, karena kata-kata di secarik kertas kemarin begitu menyebalkan.

Mika menatap kembali kertas yang sengaja ia simpan, sengaja gadis itu tak membuangnya karena hal ini yang membuat ia bertekad untuk mencari dalang di balik semua ini.

'Jauhin Esa! Atau penderitaan lo akan bertambah.'

"Mika mau jadi seorang psychopat! Mika mau bunuh orangnya! Mika bakal cincang dagingnya! udah gitu Mika masak bareng sayur kol!" ucapnya dengan polos sambil meremas kertas itu dan memasukannya ke dalam saku rok.

Mika berjalan menuju lobby utama melewati koridor yang tak terlalu ramai.

Tatapan-tatapan tajam selalu ia dapatkan sekarang, tak ada senyuman atau sapaan ramah lagi yang selalu di suguhkan untuknya, membuat Mika menunduk sambil mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah dan melihat Dinar yang akan menaiki angkutan umum.

"Dinar!" panggil Mika.

Dinar menoleh dan memutuskan tidak jadi menaiki angkutan umum itu, ia berjalan menghampiri Mika yang tengah tersenyum sumringah.

"Kok lo belom balik? Supir lo ga jemput?" tanya Dinar.

Mika menggeleng, "Mika ga mau di jemput, lebih seru naik bus, tapi Mika pengen naik bus yang terakhir aja biar ga ada temen-temen lain, Mika ga mau di sindir terus," jawab gadis itu dengan polos membuat Dinar merasa iba.

Dinar mengangguk sembari tersenyum tipis, ada rasa bersalah dalam lubuk hatinya membiarkan gadis itu tersakiti tapi mau bagaimana lagi, ia juga tak punya kuasa di sekolah ini.

"Ya udah kalau gitu, gue temenin lo tungguin bus yang terakhir."

•DIFFERENT•

"Iya! Mika masih suka sama Esa! Suka banget malah!" Mika menghela nafas berat, "Tapi Mika sadar diri kok! Mika ga mau maksa Esa terus buat suka sama Mika!" ucap Mika dengan air mata yang sudah membasahi pipi chubbynya.

Esa masih membelakangi Mika, ia tidak mau melihat gadis itu menangis lagi karenanya.

Meski Esa tau, Mika menangis lagi karenanya. Terdengar suara isak tangis dari belakang tubuhnya.

"Mika udah bilang kan! Mika udah nyerah! Tapi kenapa perhatian Esa ke Mika itu malah buat Mika berharap lagi! lagi dan lagi!" ungkap Mika sembari menghapus air matanya yang terus mengalir.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang