♥Jangan lupa vote and comment♥
.
.
.Mika menatap Esa, Mahendra juga Mario secara bergantian. Layar televisi masih menyala menontoni mereka yang masih tertidur dengan berbagai macam gaya.
Gadis itu tersenyum tipis saat Esa tengah tertidur di atas sofa dengan damainya, berbeda dengan dua sahabat karibnya yang sudah tertidur dengan gaya baling-baling helikopter.
Kepala Rio berhadapan dengan kaki Hendra begitupun sebaliknya, membuat Mika menggelengkan kepalanya.
Mika menghampiri Esa, menyelimuti suaminya itu, selanjutnya tak lupa menyelimuti kedua sahabatnya yang lain dengan satu selimut besar.
Merasa ada yang mengusik tidurnya, Esa menyipitkan mata, melihat sosok bayangan gadis yang akan beranjak pergi meninggalkannya.
"Eh-" pekik Mika pelan sedikit terkejut saat seseorang tiba-tiba menarik lengannya membuat Mika terjatuh dan kepalanya membentur sesuatu yang keras.
"Gini dulu bentar, aku kedinginan." Esa memeluk Mika, menghirup aroma yang sangat menenangkannya.
Mika mendongkakan kepalanya menatap Esa yang tengah asyik memejamkan mata, "Mika matiin ya Ac nya?" tanya Mika pelan, takut membangunkan penghuni lainnya yang sedang tertidur pulas.
Esa menggeleng kepalanya. "Ga usah, biarin gini aja."
Mika mengangguk, lantas membiarkan Esa memeluk dirinya, gadis itu mulai memejamkan matanya saat tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerangnya.
*****
"Astaghfirullahal'azim!"
"Kalian teganya mempertontonkan ini dihadapan gue yang gantengnya tiada tara tapi masih berstatus jomblo sementara!" ucap seseorang dengan nada histeris yang dibuat-buat.
Merasa terganggu dengan ocehan seseorang, Mika terbangun dan membelalakan matanya saat tersadar posisinya dengan Esa.
Dengan gerakan cepat Mika bangun dari tidurnya, meski ia tak rela meninggalkan dada hangat suaminya itu, tapi tetap saja ia merasa tak enak kepada para sahabatnya yang luar biasa ini.
Esa meringis, menyadari tidurnya terganggu, ia ikut membuka mata lalu melihat Mika berlalu pergi meninggalkannya.
"Gue jadi ngebet kawin ni kalau gini, apa gue bikin sayembara ya siapa yang ikhlas lahir batin jadi bini gue? Siapa ya kira-kira yang mau sama gue, yang gantengnya melebihi kapasitas ini? " ucap Hendra penuh percaya diri sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk, tak lupa dengan pandangan konyolnya yang membuat Esa menatap Sahabatnya itu dengan malas.
Sinting, batinnya.
"Yo! Gue ada ide! Gue bakal bikin sayembara Yo! Ntar lo jadi manager pribadi gue ya? Lo bagiin brosur juga ke cewek-cewek yang keliatan imut di luar sana, setuju ga?" pinta Hendra dengan antusias.
"Manager kuda lu ngesot! Ogah gue! Lagian mana laku lo sama cewek-cewek imut di luaran sana! Yang ada ntar bini lo banyak ngebatin punya laki modelan kaya lo," ucap Rio mengejek.
Ah ya,
Esa lupa memberitahu, bahwa kedua curut ini tiba-tiba datang ke rumahnya untuk mengungsi, karena lokasi kedua apartemen mereka sedang di lockdown. Mungkin komplek perumahannya juga akan menyusul, hanya saja belum karena sekarang masih dihimbau untuk tetap dirumah saja.
*****
Saat di Kfc, terasa sepi pengunjung dengan beberapa pelayan yang memakai masker. Kasir tempat biasa untuk membayar di sediakan penghalang plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen Fiction[COMPLETE] Rank: 7 on #Mystery (01-02-2019) Rank: 1 on #Innocentgirl (01-05-2019) Rank: 392 on #fiksiremaja (10-06-2020) "Esa! Mika ga mau tau pokoknya Mika harus bisa dapetin buah Mangga itu," kekeh Mika. "Hem," "Tapi Mika ga bisa manjat, gimana do...