3. Datangnya Hidayah

266 51 12
                                    

Jakarta, 19 Oktober 2018

Dimana Ama sedang murung akan kata-kata Syauqi dengan penolakannya itu, disuatu taman tempat Ama dan Syaa saling membagi luka tempat itulah yang menjadi luapan kita berdua.

Langkah Syaa menghampirinya untuk memberikan sebuah harapan sebagai sahabat, dan tak lupa niat nya untuk memberikan Jilbab bewarna biru langit. Ya, tentunya warna kesukaan Ama.

"Ama.. Boleh ka aku duduk disampingmu??" dengan suara lembut nya. Yang segera di balas dengan anggukan.

"Ama..  Ceritakan apa yang terjadi pada mu..?" lirih Syaa.

Ama bersandar di bahu Syaa dengan tetesan air matanya, Ia bercerita semuanya, di luapkan di tempat itu dan kepada Syaa Ama merengeh.

"Harusnya aku tidak mencintai dia, karena cinta itu tidak terbalaskan, sehingga diriku selemah dan sesakit ini." ucapnya sambil meneteskan air mata.

"Aku bingung dengan perasaan ku yang sekarang, aku ingin dia membalas perasaan ku tapi aku tak tahu caranya ataupun itu hanyalah mimpi angan-angan ku saja." ucapnya lirih.

"Salah satu caranya kamu merubah penampilan mu ini untuk menarik akan perhatiannya." ucap Syaa tersenyum manis.

"BERUBAH..??" kagetnya.

"Ya, kamu berpenampilan lah syar'i seperti ku, bukanya Syauqi dan jae satu pengajian..?" ucap Syaa menekan.

"Tidak-tidak,  tidak mungkin aku berpenampilan syar'i sepertimu..!!" jawabnya penuh kebingungan.

"Hidayah belum datang kepada ku,  jika hidayah datang kepada ku, baru aku berpenampilan sepertimu mu.." ucap Ama dengan senyuman.

"Amaa.. Hidayah itu dijemput oleh kita jika hidayah itu ditunggu datangnya kapan? kamu akan merubah penampilan mu..??" jawab Syaa dengan lembut nya dan meyakinkan.

"Ohh ya,  aku mempunyai sesuatu untuk mu jika kamu suka silahkan kenakan, namun jika kau tidak suka simpan baik-baik.." lanjut nya.

Ama kebingungan dengan apa yang Syaa berikan kepadanya, sehingga Ia membuka ditempat itu, Ama merenung tetesan air matanya berjatuhan.

"Sebuah jilbab..??" ucapnya dengan bening air matanya.

" Ya,  itu untukmu kenakan lah sehingga diri mu akan lebih indah dariku." ucap Syaa memotivasi.

"InsyaAllah.." jawabnya yang menatap jilbab itu.

......

Keesokan harinya...

Sebuah kejutan dari Ama saat Syaa sedang duduk dibangku dengan Al - qur'an nya. Dia memakai jilbab yang kuberikan dilengkapi dengan gamis yang indah, apakah dia benar Ama sahabat Syaa??  Sungguh cantik seperti bidadari syurga subhanallah..

"Assalamu'alaikum... Syaa.." menghampiri Syaa dengan senyuman hangatnya.

"Wa'alaikumsalam.." jawab Syaa dengan suara tidak menyangka seakan-akan terasa mimpi.

"Amaa.. Apakah ini benar kamu, Ama sahabatku yang hits itu??" ucap Syaa sambil merangkul dan mengoloknya.

"Iya, syaa ini aku sahabatmu,  terimakasih syaa atas jilbabnya, sungguh tenang mengenakan jilbab syar'i ini..." jawabnya dengan gembira.

Ama POV

Ternyata Ama salah menilai, benar apa yang dikatakan Syaa kepada nya, bahwa jilbab tidak sepanas yang orang katakan. Ya, syaa yang selalu memotivasi Ama untuk selalu berjalan dijalan ALLAH.Swt. dan bersama menuju syurga-Nya.  Kata-kata Syaa lah yang selalu Ama ingat disaat Ama bertanya tentang pakaian yang Syaa kenakan itu..

"Syaa..  Panas gak panas gak..??" ucap Ama.

Jawaban syaa membuat Ama terdiam akan kata-katanya itu sehingga tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut nya lagi.

"Lebih Panas di neraka, karena sesungguhnya nikmat akhirat itu sungguh indah dan tidak bisa dibayangkan, melebihi nikmat dunia yang hanya semata.." jawab Syaa dengan senyum nya.

......

Didalam kelas Ama telah menjadi tontonan karane penampilanya, tapi kata-kata si bunglon lah yang Syaa benci.. Dia selalu membawa-bawa namanya, entah mengapa, apa dia tidak bosen menyimpan hatinya untuk Syaa??

"Yaelahhh.. Lu Azma berubah penampilan kayak Syaa,  sampai kapan pun aku nggak tertarik kepada mu.. Hhaha.." ucap Azka sambil cengengesan.

"Ehh.. Lu Farezz jaga omongan lu orang dapet hidayah mala digituin  dasar emang gak tau malu.." jawab Ama dengan suara khasnya ketika marah, cempreng nya minta ampun.

"Sabar, sabar Ama.." menengkan dengan merangkulnya.

Syaa membawa Ama untuk duduk bersebelahan dan membaca Al-Quran secara bersamaan,  hanya kita berdua yang selalu melantunkan ayat suci itu..

Bacaan ayat suci hari ini berakhir di surat Ar-Rahman,  yang Syaa nantikan lantunan surat itu oleh calon imamnya nanti saat dia benar benar datang untuk meminang Syaa.. Heheee..

"Ama.. Kamu mau ikut nanti sore pengajian di majlis kampus..??" ajak Syaa.

"InsyaAllah.." jawab Ama.

"Ikutlah di sana juga ada Syauqi lohh..!!" ejek Syaa, dengan menyenggol tangannya.

"Baik-baikalah aku akan ikut.." jawab nyaz dengan gembira karena kehadiran Syauqi.

"Nahh.. Ini baru sahabatku.." jawab Syaa, sambil merangkulnya.

......

Bubarnya Mahasiswa tepat nya disore hari.

"Ama ayo masuk kedalam majlis sini kumpul kita share ilmu agama.. " sambil menarik tangan dengan lembut.

"Hhhe.. Iya tunggu.. " dengan pipi me-merah.

Di dalam Majlis

Pemateri Pengajian hari ini  ialah Syauqi orang yang sangat Syaa benci akan kelakuan yang semena-menanya.  Lalu dengan Ama dia hanya dapat senyum- senyum tak karuan sehingga dia tidak sadar bahwa dia sedang di perhatikan  oleh Syauqi.

Ya, Syaa hanya bisa memperhatikan Jae dengan diam- diam. lalu Syaa tundukan kepala nya agar tidak terjadi zina yang tidak langsung, Hhhe.. Sehingga Syaa lupa jika Syaa datang untuk pengajian, bukan untuk menatapnya. lalu Syaa menundukan kepala nya dan mendengarkan ceramahan Syauqi.

Assalamu'alaikum Sahabat Fillah💖
Syukron  katsir sudah mampir diceritaku☺
Jangan lupa Vote and Comennya🙏
Ig: nr.dza




Goresan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang