"Yaudah ayok kita pulang, nanti kesayangan mas nya kelaperan di dalem perut." ajak Alfar.
"Serius cuman dia aja nih yang di sayang? Aku nggak mas?" jawab Syaa.
"Iya, hanya dia." ucap Alfar.
Lagi dan lagi muka Syaa terlihat kesal, bagaimana mungkin suaminya hanya menyayangi sebelah pihak, sedangkan Syaa sedang hamil besar.
Alfar yang tengah menahan tawa melihat ekpresi wajah istrinya di balik spion, membuat Alfar semakin mengejek istrinya itu.
"Yaudah yukkk kita kepasar, terus pulang." ucap Alfar.
Tidak ada jawaban, hening, Alfar terus mengendarai motor nya, tanpa pelukan di sepanjang jalan menuju pasar.
" Kamu tunggu di sini yaaa sayangg, sebentar, biar mas yang masuk ke dalam, di dalam licin di takutkan terjadi sesuatu buat Pangeran nya mas." ucap Alfar.
"Hmm," jawab Syaa, tanpa menatap muka Alfar.
Alfar pun masuk kedalam pasar, sedangkan Syaa menunggu ia di tempat penjual susu kedelai. Tidak berselang lama Alfar pun kembali dengan belanjaannya.
"Sebentar kan? Apa mas bilang 10 menit aja nggak sampe." ucap Alfar.
"Yaa," jawab Syaa.
"Nah sekarang kita pulangg," ajak Alfar.
Syaa yang masih di rendung amarah, membuat Alfar lelah, letih dan lesuh, karena ia tidak mau bayi yang ada di dalam perutnya pun ikut sedih.
Tangan kiri Alfar mencari tangan Syaa, ia menariknya kedalam pelukannya. Tidak jauh dari tempar mereka berjalan, ada sebuah taman yang cukup ramai pengunjungnya.
"Katanya mau pulang, tapi kenapa kesini?" tanya Syaa.
"Ayok ikut, kita duduk di sebelah sana." jawab Alfar.
"Nggak, nggak mau, aku laper, pengen makan." ucap Syaa.
"Ikut yuk, sayang nya mas," jawab Alfar, sambil menarik tangan Syaa.
"Duduk," perintah Alfar.
"Sayangg liat mas, tatap mata mas," lanjutnya."Nggak mau." jawab Syaa.
Dengan pelan Alfar memeluk Syaa.
"Yaudah kalau nggak mau nggak apa apa ko, sini mas peluk aja," ucap nya.
"Sayanggg, tau nggak perjuangan mas buat dapetin kamu? Buattt bisa bersama kamu untuk meraih ridho nya? Mas sayang, cinta sama kamu itu karena Allah, dan rasa Sayang Mas buat ke Pangeran kita itu beda, kalau ke dia rasa sayang sebagai ayah kepada anaknya, kalau ke kamu kan semuanya, Mas sebagai imam kamu, sebagai teman kamu, sebagai suami kamu, sebagai ayah kamu juga kan... Nah maafin mas deh, ya.. jangan marah lagi, jangan cemburu lagi, masa sama anak sendiri cemburu, Yaaa... walau mas tau itu pengaruh hormon." jelas nya.Isak tangis Syaa terdengar setelah mendengar semua perkataan Alfar. Pasalnya pengaruh hormon yang tengah hamil besar membuatnya kewalahan, semua emosional tidak dapat ia kendalikan.
"Gimana sekarang udah tenang?" tanya Alfar.
"Mau pulang?" lanjut nya."I-iy-iya M-Mma-mass, maafin Syaa." jawab Syaa terbata-bata.
"Iyaaa udah, nggak apa-apa ko Sayang, udah jangan nangis, kasian pangeran kita nya." ucap Alfar.
"Ayokk, aku lapar mass, pengen bubur nya mass." jawab Syaa.
"Ayokk, tapi meluk ya." pinta Alfar.
"Iyaa mass sayanggg," jawab Syaa.
Setelah selesai menenangkan hati Syaa, mereka pun beranjak untuk pulang. Di sepanjang perjalanan tidak sedikit pun Syaa melepaskan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Takdir
Teen FictionTakdir, tidak semua orang memiliki takdir yang indah. Bahkan ketika takdir itu tidak sesuai dengan kehendak Allah, ujian apapun akan datang menghampiri. Aisyah Nurhalizah, sosok wanita tangguh, anggun dan ramah lembut. Tapi ia tidak beruntung periha...