32. Taman Surga

35 4 1
                                    

Kamu adalah bukti bertapa Maha Kuasa nya Allah, dengan kehadiran mu cinta ini semakin besar dan luas.

________________________________________________
Alfarizqi

"Gimana enak sayang?" tanya Alfar.

"Enak bangetttt mass, mau lagi ngehehe," jawab Syaa.

"Laper apa doyan si sayang nyaa mas tuh," ucap Alfar, sambil mencubit pipi Syaa yang chubi.

"Itu kan tadi buat pangeran kita Mas, sekarang kan buat aku nya belum," jawab Syaa, polos.

"Mana ada kayak gitu sayangggg, itu mah kamu nya aja yang doyan," ucap Alfar, sambil mengelus-elus kepala Syaa.

Fahira yang tidak tahan akan keromantisan mereka, membuatnya berpamitan pulang.

"E-eh Al, sorry gua lupa, gua ada acara nih," ucap Fahira.

"Yaa, silahkan," jawab Alfar, tanpa menoleh.

"Eh mbaa Rara, ini bubur nya belum habis, habis kan dulu mba, baru nanti pulang, nggak baik lho, nanti jodoh nya lama dateng." ucap Syaa.
"Mass, jangan gitu," lanjut Syaa.

"Jodoh gua itu suami lu, intinya liat apa yang gua bakal lakuin buat suami lu." gumam Fahira.
"Gak apa-apa Syaa, Al emang cuek kalau udah cinta sama sayang sama satu cewek," jawab Fahira.

"Yaudah, gua pamit ya." lanjut Fahira.

Setelah Fahira pergi Alfar pun menarik nafas dengan lega, karena semua tindakan nya tadi ia lakukan agar Fahira cepat pergi dari rumah nya.

Syaa yang keheranan melihat suaminya menghembuskan nafas dengan lega, membuatnya bertanya-tanya kebingungan.

"Mas ko kamu kaya seneng Fahira pulang," tanya Syaa.

"Enggak ko sayanggggg, lupain, gimana bubur nya jadi nambah? Kang bubur siap melayani," jawab Alfar, mengalihkan.

"Nggak jadi masss, udah kenyang," ucap Syaa, senyum polos.

"Yaassalam, cepet banget berubah hormon nya sayang nyaa mass ini." jawab Alfar.


Setelah itu, Syaa dan Alfar pergi ke taman belakang untuk membicarakan, hal hal kecil yang membuat Syaa senang.

"Mass ko perut ku nambah hari nambah berat bangettt," ucap Syaa.

"Kamu kan berbadan dua, lagian kamu juga makanya besar mulu kan?" jawab Alfar.

"Ishhhh, nggak gitu mas," elak Syaa.

"Terussss gimanaaa sayanggg," tanya Alfar.

"Nggak deh nggak," jawab Syaa.

"Marah nih? Marah?" tanya Alfar, sambil mencubit hidung nya.

Syaa hanya diam, pasalnya berat nya tidak seperti hamil ketika 5 bulan kemarin, apa mungkin badan Syaa bertambah sederatis itu, itu tidak mungkin.

Alfar membuyarkan lamunan Syaa.

"Yang, udah lama kamu nggak usg kandungan, mau kapan?" tanya Alfar.

Goresan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang