4. Khitbah!!!

1.5K 70 7
                                    

"Wa'alaykumussalam.." jawab semuanya yang ada di ruang tamu.

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

"Udah pulang, Ra. Ini kenalin temen bunda pas kuliah dulu. Sekarang jadi tetangga kita, rumahnya di sebrang kita." jelas Umi setelah Rara menyalami tangan semuanya kecuali yang bukan mahram Rara hanya menangkupkan tangan di dada.

"Iya mi. Kalau gitu, Rara ke kamar dulu ya. Mari." pamit Rara sambil memberikan senyuman kepada tamunya itu.

Rara pun langsung masuk ke kamar dan segera masuk ke kamar mandi untuk mandi. Setelah 15 menit, Rara pun keluar dari kamar mandi dan dengan bersamaan pintu kamarnya di ketuk.

Tok tok tok

"Rara sayang. Umi boleh masuk?" Rara yang mengatahui jika uminya yang mengetuk pintu pun langsung membukakan pintunya.

"Kenapa, mi? Tamunya udah pulang?" Umi yang ditanya pun hanya menganggur.

"Rara sekarang pake gamis ini ya. Keluarganya Adli sudah datang. Umi tunggu di bawah ya." ujar uminya sambil memberikan gamis berwarna ungu pastel yang terlihat sangat elegan. Rara pun hanya mengagguk mengiyakan. Setelah memberikan gamis, umi langsung turun ke ruang tamu lagi.

"Ihhh, kok aku deg2an ya. Ya Allah aku serahkan semuanya kepadamu urusan di dunia ini." gumam Rara.

Tak mau membuat keluarganya menunggu lama Rara pun langsung memakai gamis tersebut beserta khimar yang senada.

'Bismillah.' batin Rara berbicara.

Rara pun langsung keluar kamar dan menuju ruang tamu. Dilihatnya tamu sudah berganti lagi.

"Nah ini nih, putri bungsu aku, Suf." ucap Abi saat Rara sudah berada di ruang tamu.

"Subhanallah cantik sekali, Wis. Kalau gini mah sih, anakku bakalan langsung ngajak nikah nih." canda pak Yusuf sambil melirik Wisnu.

Semua yang ada di ruang tamu pun langsung tertawa kecil mendengarkan candaan pa Yusuf sedangkan Rara tersipu malu dengan pipi yang memerah.

"Bisa aja kamu, Suf. Daritadi aku gak liat Adli, mana Adli?" tanya Umi

"Nanti dia nyusul, tadi kami pisah mobil."
jelas  Yusuf sambil melirik istrinya Zalfa.

Tak lama seseorang yang menjadi bahan pembicaraan pun datang.

"Assalamu'alaykum. Maaf saya telat datangnya." ucap Adli. Semuanya pun menjawab salam itu termasuk Rara yang tetap menundukkan kepalanya.

"Baiklah. Karena anak saya sudah datang, mari kita mulai acara utamanya ini." ucap pak Yusuf.

"Bismillah. Saya Adli Luthfan Maula izin menghitbah putri Pak Wisnu yang bernama Raveena Mishall Gazala." ucapnya dengan lantang tanpa ada keraguan sedikit pun.

"Apa nak Adli serius ingin menghitbah putri saya? Kenapa tidak ta'aruf dulu? Bukannya saya tidak setuju, tetapi keputusan semuanya ada di Rara." balas Abi sambil mengusap kepala Rara yang terbalut khimar berwarna ungu pastel.

"Alasan saya langsung menghitbah karena saya ingin menyempurnakan agama saya. Jika perkenalan antara saya dan Rara nanti bisa dilakukan setelah menikah agar tidak ada fitnah juga berkhalwat." jawaban Adli yang membuat semuanya senang dan puas.

"Jadi bagaimana, Nak Rara?" tanya Bu Zalfa.

"Bismillah, Rara terima lamarannya." ucap Rara yang membuat semuanya mengucapkan hamdalah.

Mereka pun langsung membicarakan tentang akad yang akan dilaksanakan 1 minggu lagi dan resepsinya akan dilaksanakannya setelah Adli wisuda. Tak lama keluarga Adli pun segera pamit pulang. Dan keluarga Rara pun langsung beristirahat.

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

"Assalamu'alaykum, Andin." sapa Rara sambil tersenyum bahagia. Andin yang saat itu lagi membaca buku di taman pun langsung menengok ke sumber suara.

"Wa'alaykumussalam, Rara. Tumben senyumnya lebar banget? Wah jangan-jangan kemarin cowok yang mau dijodohin sama kamu dateng ya? Cerita coba." ucap Andin sambil memicingkan matanya ke arah Rara.

Rara yang ditanya itu pun memilih duduk dulu sebelum menjawab pertanyaan Andin.

"Hehe. Iya kemarin dia dateng. Tapi kita gak ta'aruf." jawab Rara sambil membuat muka sedih untuk mengerjai Andin.

"Hah? Jadi dia nolak? Sabar ya, Ra. Mungkin dia bukan jodoh kamu." tanya Andin sambil terkejut.

"Iya. Dia nolak ta'aruf sama aku. Tapi kita jadinya akad 1 minggu lagi. Pokoknya kamu harus dateng. " ujar Rara sambil tersenyum jahil ke arah Andin.

"Rara! Ih aku udah kaget banget tau. Untung aja gak beneran di tolak. Alhamdulillah deh. Mingdep ya? Aku bisa kok, lagian apaan sih yang gak bisa buat sahabat aku yang satu ini." ucap Andin sambil tersenyum geli ke arah Rara.

"Eh, udah jam setengah 12 nih. Siap - siap solat di mushola yuk." ajak Rara kepada Andin.

"Yuk. Bentar aku masukin dulu bukunya." balas Andin sambil memasukkan buku novelnya ke dalam tas.

Mereka pun pergi menuju mushola dan melaksanakan solat dzuhur berjamaah. Dan mereka pun langsung menuju ke kelas karena jam 1 ada matkul.

Dosen pun keluar saat jam menunjukkan ke angka 2. Andin dan Rara pun keluar menuju kantin.

"Ra. Temenin aku yuk ke Gramey? Aku mau beli Novel baru." ajak Andin saat mereka sudah duduk di bangku kantin.

"Boleh. Bentar aku kasih tau Abi dulu." ucap Rara sambil merogoh-rogoh sakunya. Merasa Hpnya tidak ada di saku, Rara pun mencari di tas.

"Ndin, Hp aku gak ada."

"Hah? Coba cari lagi, takutnya keselip di buku."

"Enggak ada, Ndin."

"Kamu cari lagi. Aku coba telepon Hp kamu." ucap Andin lalu menelepon Hp Rara. Dan telepon ya pun diangkat oleh seorang laki2.

"Assalamu'alaykum, maaf  ada keperluan apa? Pemilik Hpnya meninggalkan Hp ini di mushola dan ini Hp teman anda ada di saya."

"Wa'alaykumussalam. Iya benar, terima kasih udah mau nyimpenin Hp temen saya. Sekarang Anda sedang dimana ya?"

"Saya lagi di kantin. Depan kios bu Yati."

"Baik. Nanti saya dan teman saya akan segera kesana. Assalamu'alaykum"

"Wa'alaykumussalam."

Mereka pun langsung menuju kios bu Yati. Dan melihat 2 orang laki2 disana. Dengan ragu2 mereka pun menghampiri keduanya.

"Assalamu'alaykum, afwan akhi. Saya mau nanya. Kalian yang nemuin Hp temen saya?" tanya Andin sambil menatap ke lantai sedangkan Rara hanya menunduk dan berada di belakang Andin.

"Wa'alaykumussalam. Iya bener saya telah menemukan Hp di masjid." jawab salah satu lelaki itu sambil menyimpan Hp itu di atas meja.

"Makasih banget udah mau jagain Hp saya." ujar Rara sambil mengambil Hpnya.

"Iya kak. Makasih juga.Eh ,Kak Upan?" sambung Andin dan tak sengaja melihat seorang laki2 yang dari tadi berdiam diri.

Rara yang penasaran dengan sosok Upan pun langsung mengangkat kepalanya. Deg.

'hah? Jadi dia orang yang sama?' batin Rara sedikit kaget.

TBC

Sabtu/2/11/19
YYTTTHIA💜

Jalan Takdirku [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang