15. Mulai...

1.1K 64 41
                                    

Allahu akbar Allahu akbar

Adzan subuh membangunkan sepasang manusia berbeda gender yang sedang berpelukan.

"Ya Allah, Aa. Kita gak shalat tahajud." setelah tersadar, Rara pun segera mengucapkan istigfar disusul oleh Adli.

Mereka berdua selalu melaksanakan shalat sunnah itu, meskipun shalat itu sunnah bukan wajib. Bagi mereka shalat sunnah tahajud itu sangatlah penting. Dimana diangkatnya orang-orang yang melaksanakan shalat tahajud ke tempat terpuji. Sesuai dengan Qs. Al-Isra 79:

“Dan pada sebagian malam, maka kerjakanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra 79)

"Yaudah gapapa. Ke depannya kita harus lebih disiplin lagi." tatapan Adli kini menatap Rara sambil mengusap rambut panjang istrinya, "Sekarang kita siap-siap shalat subuh yuk."

Mereka langsung bergegas melaksanakan shalat subuh dengan sunnahnya. Karena waktu subuh itu lebih berharga dari seluruh dunia dan isinya.

Setelah shalat subuh, mereka bersiap-siap untuk kembali ke aktivitas masing-masing. Karena waktu libur mereka sebagai mahasiswa juga sudah habis. Kini Adli sedang menyiapkan mobil, dan Rara sedang menyiapkan sarapan yang tinggal ia hangatkan.

"Aa. Sarapannya udah jadi." ucap Rara yang menyusul Adli yang sedang mengelap mobilnya.

Adli dengan segera menyudahi acara lap-lap itu dan mencuci tangannya lalu menyusul Rara yang sudah ada di meja makan.

Mereka berdua pun makan dengan tenang. Ketika sedang asik-asiknya makan, tak sengaja Rara mengigit lidahnya.

"Aw!" pekik Rara tiba-tiba yang sedikit mengagetkan Adli.

"Kenapa, Ra?" Adli segera menyimpan sendoknya dan mulai menghadap ke arah Rara karena tempat duduk mereka bersampingan.

"Ini, Aa. Lidah Rara gak sengaja kegigit." jawab Rara.

"Hati-hati dong sayang. Coba liat, berdarah gak?" Rara pun langsung menjulurkan lidahnya sedikit.

"Gak papa. Cuma merah aja, gak darahan juga. Sekarang habisin ya makanannya." ucap Adli yang mengelus kepala Rara yang terbalut Khimar berwarna ungu pastel. Rara yang dinasehati pun mengangguk.

Tak lama Adli pun menghabiskan makanannya. Hingga tak tersisa satu butir nasi juga tak lupa, mereka menjilat jari2 mereka agar mereka dapat keberkahan. Sesuai hadist.

بسم الله الرحمن الرحيم 

كتاب الأشربة

 باب استحباب لعق الأصابع والقصعة وأكل اللقمة الساقطة

 حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيَّتِهِنَّ الْبَرَكَةُ

رواه المسلم

Artinya:
dari Abu Hurairah (w. 59 H) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (w. 11 H), beliau bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian selesai makan, maka hendaklah ia menjilati jari-jemarinya, karena dia tidak tahu ada dimana berkahnya.
HR. Muslim (w. 261 H)

Rara juga selesai makan dan mencuci bekas piring miliknya juga Adli agar nanti ketika pulang tak ada piring kotor. Ketika selesai mencuci piring, 1pandangannya kini melihat Adli yang sedang membawa segelas susu yang pastinya susu untuk ibu hamil.

Jalan Takdirku [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang