5. Akad°°

1.7K 78 21
                                    

'hah? Jadi dia orang yang sama?' batin Rara sedikit kaget.

°~~~~~°~~~~~°

Setelah mengambil Hp Rara, mereka pun langsung menuju ke Gramey untuk membeli novel.

"Ra, tadi ya kak upan ganteng banget. Soleh lagi, trus tadi mukanya masih lembab gitu kan. Kayaknya sering wudhu. Pokoknya kak upan Suamiable deh. Ya gak, Ra?" ucap Andin dengan semangat.

"Iya bener deh. Kamu suka sama dia ya?" goda Rara sambil menatap geli sahabatnya itu.

"Gak suka sih. Cuma kagum doang, lagian yah sekarang aku lagi minta seseorang sama Allah." jelas Andin sambil memilih milih novel. Dan Andin pun memilih novel dengan judul 'Wanita Berkarir Syurga'. Setelah dibayar mereka pun langsung pulang.

"Ra, makasih banget ya udah mau nemenin aku beli novel. Aku pamit dulu, Assalamu'alaykum." pamit Andin setelah mengantar Rara pulang.

"Wa'alaykumussalam, hati hati ya." Rara melambaikan tangannya.

Saat Rara masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat kedua orang tuanya beserta kedua kakaknya sedang berkumpul di ruang tengah.

"Assalamu'alaykum, loh kok kedua kakakku ini tumben ke rumah pas bukan hari libur... Ada apaan nih?" bingung Rara sambil menyalami keluarganya.

"Jadi kakak gak boleh nengokin adik yang bentar lagi mau nikah nih?" goda kak Zain saat Rara sudah duduk di sofa.

"Iya nih. Yang bentar lagi punya kekasih halal setelah 20 tahun menjomblo." tambah teh Ana.

"Gak akan jadi nyamuk lagi dong nanti." panas A Hanif.

"Iya nih, nanti mah gak akan ada yang nyindir gini lagi 'Dunia berasa milik berdua ya. Yang lain soalnya ngontrak.' ya gak?" goda kak Zalfa yang membuat pipi Rara makin memerah.

"Ih apaan coba. Udah ah aku mau ke kamar dulu." ujar Rara sambil tergesa2 menuju kamarnya dan jangan lupakan pipi kemerahannya. Semua yang ada di ruang tengah pun tertawa atas tingkah Rara.

Setelah semua keluarga, termasuk Rara yang sudah selesai mandi membicarakan tentang akad yang akan di lakukan minggu depan, pun langsung menyelesaikan obrolannya dikarena kan bulan kini sudah menggantikan sang matahari.

°~~~~~°~~~~~°

Seminggu kemudian...

"Bismillahirrahmani nirahim Saudara Adli Luthfan Maula Bin Yusuf Zaubir. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Raveena Mishall Gazala Binti Wisnu Syahputra dengan maskawinnya berupa perlengkapan alat sholat dan uang tunai sebesar 100 juta, di bayar tunai. " terdengar suara Abi Wisnu dari spiker yang ada di kamar tempat Rara menunggu.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Raveena Mishall Gazala binti Wisnu Syahputra dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." kini terdengar suara Adli yang mengucapkannya dengan satu tarikan nafas yang membuat Rara dan Umi menitikan air matanya karena terharu.

"Sah?" tanya sang penghulu kepada para saksi dan tamu.

"Sah." ucap semuanya serentak. Adli dan keluarganya juga keluarga Rara pun mengucapkan hamdalah.

"Selamat ya sayang. Umi gak nyangka kalau sebentar lagi anak terakhir umi akhirnya menikah. Semoga pernikahan kalian saking mawada warahmah ya." ucap Uminya sambil mengusap pipi Rara.

"Aamiin. Makasih banget Umi. Maafin Rara kalau Rara belum bisa jadi anak yang berbakti kepada orang tua, maafin semua kesalahan Rara ya, mi." umi yang mendengarkannya pun hanya mengangguk sambil memeluk putri bungsunya.

"Udah ya. Umi keluar dulu, nanti suami kamu bakalan ke sini." pamit umi sambil melepaskan pelukannya. Rara pun hanya mengangguk dan melihat uminya keluar dari kamar.

Jalan Takdirku [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang