"Baiklah. Kita akhiri pertemuan hari ini saya pamit, assalamu'alaykum." pamit sang dosen yang mengajar di kelas Rara.
"Akhirnya kita bisa pulang. Kamu mau langsung pulang aja, Ra?" tanya Andin sahabatnya Rara. Rara yang ditanya hanya diam melamun memikirkan perjodohan.
"Ra, Rara? RAVEENA MISHALL GAZALA?!" panggil Andin dengan diakhiri teriakan karena sang pemilik nama tidak menyahut.
"Eh, iya kenapa?" jawab Rara agak terkejut dengan teriakan sahabatnya.
"Kamu tuh ya, aku liatin dari tadi ngelamun terus. Mikir apaan sih? Cerita dong siapa tau aku bisa ngasih saran atau bantuan gitu." jelas Andin sambil merapatkan duduknya ke arah Rara. "Enggak mikirin apa2 kok, Din." elak Rara yang masih ragu untuk cerita.
"Ih kamu gak bisa boong ya sama aku. Kita sahabatan udah dari SD loh." Rara yang mendengar jawaban Andin hanya bisa menghela nafas lalu mengalirlah cerita bahwa ia dijodohkan hingga Dini yang menjadi bahan gosipan.
"Astagfirullah, Ra. Udah sekarang mending kamu gak usah dengerin apa kata orang, kalau mereka ngegibahin kamu, artinya kamu lebih unggul dari mereka." nasihat Andin gemas kepada Rara.
"Lagian juga ya, nanti dosa kamu bakalan berkurang kok. Udah yuk kita ke kantin, aku laper nih." sambung Andin sambil menggendong tasnya. Hat Rara pun kini sedikit tenang setelah mendengarkan nasihat dari sahabatnya itu.
"Makasih banget... Sabahat tersayangku." ujar Rara sambil menggandeng sebelah tangan Andin dan menuju ke kantin.
•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Di kantin
"Bu, Aku mau mie ayamnya 1 mangkok ya pake kerupuk pangsitnya 2 sama jus jambu aja 1. Kamu mau apa, Ra?" tanya Andin kepada Rara yang sedang duduk.
"Aku jus stawberry aja, gak pake es sama susu trus gulanya dikit aja."
"Loh, gak makan?" tanya Andin ketika sudah duduk di depan Rara. Rara yang ditanya seperti itu pun mulai mengeluarkan bekal makannya yang sudsh dibuatkan umi tadi pagi. Andin hanya mengangguk nganggukkan kepalanya begitu melihat kotak bekal Rara.
"Eh, Din. Aku mau ke kamar mandi dulu sekalian cuci tangan. Kamu tunggu disini ya." ucap Rara sambil beranjak menuju toilet.
Ketika sudah selesai dengan urusannya Rara pun kini sedang menuju kembali ke kantin. Tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang laki-laki yang tidak sengaja menabrak bahunya yang membuat Rara sedikit oleng.
"Maaf teh, maaf. Saya lagi buru-buru soalnya. Saya duluan teh." ujar sang laki-laki itu. Rara yang mendengarkan penjelasan itu hanya mengagguk saja. Sedangkan laki-laki itu langsung berlari keluar kantin.
"Eh, Ra. Kamu ngobrolin apaan sama Kak Upan ?" tanya Andin saat Rara sudah duduk di depannya. "Upan? Siapa?" Tanya Rara bingung.
"Itu ih, yang tadi gak sengaja nabrak kamu. Jadi kalian ngomongin apaan?" perjelas Andin.
"Gak ngobrolin apa apa kok. Kamu kenal dia? Tapi kok aku baru tau ada kating yang namanya Upan." tanya Rara sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
"IHH udah lama tau... Dia itu kating semester akhir sekaligus ketua dari DKM As- Syifa." jelas Andin.
"Wah? Kok aku baru tau ya?"
"Kamu kan perpus mulu atau gak mushola mulu. Jadi gak tau apa-apa. Eh iya, cowok yang mau dijodohin sama kamu siapa namanya, Ra?" Rara pun mengingat ngingat kembali nama yang ayahnya sebut ketika di mobil.
"Emm... Ad- ad- adli klo gak salah." jawab Rara sambil mengingat -ngingat.
"Ouh. Pokoknya kamu jangan takut ya,Ra. Aku yakin seratus persen kalau yang namanya Aldi itu baik banget, soleh, pokoknya yang terbaik deh buat kamu." ucap Andin dengan tatapan yang sangat yakin.
"Kok kamu yakin banget sih,Din. Padahal kita aja belum pernah ketemu." Rara bingung dengan Andin yang sudah sangat yakin dengan pilihan Abi.
"Hey, Emang Abi kamu gak uji calon mantunya dulu gitu. Jangankan calon mantu, temen se smp aja pas itu,si Ajeng sama Abi kamu di uji dulu kan?" jelas Andin sambil flashback kejadian yang dulu.
"Eh iya yah. Yaudah deh kayaknya kamu berhasil buat aku tenangggg banget. Makasih Andinita Pratiwi." ucap Rara sambil tersenyum ke arah Andin. Andin pun terkekeh kecil melihat sahabatnya itu.
Mereka melanjutkan makannya yang tertunda akibat obrolannya tadi. Rara yang duluan habis langsung memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas, sedangkan Andin sedang mengembalikan mangkok bekas makannya.
Trrrrt trrrrt
Suara HP Rara berbunyi. Rara yang sedang meminun jusnya pun dengan segera mengangkat telpon dari Abinya.
"Assalmu'alaykum. Kenapa, Bi?"
'Wa'alaykumussalam. Rara sekarang lagi dimana?'
"Rara masih di kampus ,Bi. Tadi kuliahnya udah selesai sih. Trus makan dulu sama Andin."
'Nanti langsung pulang ke rumah ya sayang.'
"Iya,Bi. Tapi kenapa Bi? Tumben abi nyuruh Rara pulang cepet."
'Gapapa kok. Masa abi gak boleh nyuruh putri bungsu abi pulang cepet.'
"Hehehe. Yaudah Bi. Rara pulang sekarang. Assalmu'alaykum."
'Wa'alaykumussalam. Hati-hati.'
Rara pun segera mematikan sambungan telponnya. Tak lama Andin sudah duduk kembali di depannya.
"Siapa, Ra?" tanya Andin.
"Abi. Nyuruh aku pulang cepet. Sekarang pulang yuk." ajak Rara sambil berdiri dari duduknya. Andin pun langsung berdiri dan mereka langsung menuju parkiran motor.
"Abi kan nyuruh kamu pulang cepet, yuk naik motor aja. Sekalian aku mau jemput Hana." ujar Andin sambil memberikan helm milik Hana --Adik perempuannya yang sekarang SMP-- Rara pun mengangguk menyetujui.
Setelah 20 menit perjalanan. Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Rara. Rara pun menawarkan Andin untuk mampir tetapi Andin menolak karena takut telat menjemput Hana.
"Kapan kapan deh ya aku mampir ke rumah kamu. Oh iya inget ya tenang dulu, kalau misalnya kamu nanti di khitbah kamu mending solat istikharah dulu oke." ucap Andin sambil menyimpan helm yang diberikan Rara.
"Iya iya. Bawel banget sih." gemas Rara.
"Oke sip aku pergi dulu. Pokoknya aku dukung kamu nikah muda. Jangan lupa undang aku ya nanti. Assalamu'alaykum." pamit Andin sambil melajukan motornya
"Wa'alaykumuusalam." jawab Rara sambil menggelengkan kepalanya kecil
Rara pun langsung memasuki rumahnya. Dan menyadari bahwa ada sebuah mobil terparkir di garasi rumahnya. Ketika sudah berada di pintu masuk, Rara mendengar gema tawa dari ruang tamu.
"Assalamu'alaykum.." salam Rara sambil memasuki rumahnya. Dan seketika tawa tadi mendadak terhenti
"Wa'aalykumussalam.." jawab semua yang ada di ruang tamu.
TBC
Kamis /31/10/19
YYTTTHIA💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Takdirku [HIATUS]
Spiritual[Spiritual - teenfiction] Dia yang membuat hidupku berubah, datang dengan tiba-tiba yang tak pernah terpikirkan olehku. Kini tinggal kuucapkan selamat tinggal ke masa dimana aku masih bebas. Semuanya adalah takdir. Takdir dari-Nya, yang menurutku ad...