Pukul 07.00
Rumahku sudah sangat sibuk menata dekorasi untuk pesta pertunanganku nanti malam.Ting
Kulihat HP ku ada pesan.Anonim
Ndut? Ini Ahmad, Udh bangun?Me
Udah, tau darimana nomerku yang baru?Anonim
Dari ibumu. Aku telpon kamu yaSejak kapan dia harus ijin dulu sebelum menelponku? Hubungan pertemanan kita seburuk inikah? Kataku dalam hati
Me
OkeeTak lama kemudian lagu iKON~Love Scenario berkumandang
'Halo' kataku
'Morning ndut' sapa Ahmad
'Morning, ada apa?'
'Aku kemarin ditelpon ibumu, menyuruhku datang ke acara pertunanganmu hari ini. Aku kira sewaktu kamu mengenalkan Firman sebagai calonmu, kalian berdua sudah tunangan'
'Kami dijodohkan saat itu dan hari ini akan diresmikan lewat pesta pertunangan' jawabku agak meninggiEntah kenapa aku sangat sebal mendengar ucapan Ahmad.
'Maaf bukannya mau ikut campur, pikirkanlah lagi ndut, kau baru mengenalnya, 3bulan, benarkan?' Lanjut Ahmad
'Kenapa denganmu? Apa salahnya bertunangan setelah kenal 3bulan? Apa masalahmu?' Kataku marah
'Ndut, maafkan aku, aku tak bermaksud membuatmu marah'
'Ini sudah keputusanku Ahmad, aku memilih Firman, entah apa yang akan terjadi didepan nanti aku akan hadapi semua' kataku mantap sambil menutup telpon tanpa mengucap salam.Aku marah, sangat marah. Kenapa dengannya? Menurutnya lama waktu bersama sangat penting? Bahkan aku yang bertahun-tahun dengannya juga tak berujung bahagia. Ehm.. maksudku bertahun-tahun cinta sepihak.
'Ada apa dengan wajahmu?' Perkataan ibuku yang datang dari dapur membuatku sedikit terkejut.
'Ahmad membuatku kesal, dia bilang pikirkan ulang tentang pertunangan ini'
'Ahmad cemburu?'
'Tidak mungkin bu, dia punya orang lain yang dia suka, aku bukan tipenya. Lihatkan dia hanya berteman baik denganku selama ini, tidak lebih'
'Mungkin dia hanya tak ingin kehilanganmu' kata ibuku
'Kami masih berteman bu, untuk apa merasa kehilanganku? Dia yang menjauh, sibuk chat dengan pacarnya'
'Sekarang kamu yang terlihat cemburu' goda ibuku
'Ibuk, aku tidak cemburu, aku sebal dia bertindak memerintah'Ibu kemudian mendekat kepadaku, mengusap lembut rambutku.
'Firman itu anak yang baik' ibu memulai pembicaraannya.
'Ibu ingin kau menikahinya karena ibu ga bisa melihatmu terluka dengan cintamu pada Ahmad yang tak terbalas'
Mataku terbelalak
'Ibu tahu?' Tanyaku
'Aku ini ibumu, tentu aku tahu. Aku tak ingin membuat Firman jadi pengganti Ahmad atau pelampiasan perasaanmu. Dia anak baik, dia bisa menjagamu, menyayangimu sepenuh hati. Jika kamu tak ingin bertunangan dengannya, batalkan sekarang, jangan sakiti dia'
'Sebenarnya siapa anak ibu?' Tanyaku ketus, ibuku terkekeh.
'Aku tak akan menyakitinya bu, aku menyukainya, ah tidak kukira aku juga mencintainya. Firman tahu aku suka Ahmad. Dia rela menungguku untuk menerimanya'
'Firman tahu?' Tanya ibuku seakan tak percaya
'Iyaa, aku akan terus bersama Firman bu, apapun yang terjadi'
'Ibu senang mendengarnya'
Kamipun berpelukanMalam harinya
Semua tamu berkumpul, pesta ini bukanlah pesta besar. Hanya keluarga dari kedua belah pihak yang datang.
'Mari kita mulai pestanya, Putri dan Firman, sini menuju ke tengah' kata ayahku
Kami berdua pun menuju ketengah.
'Tanpa panjang lebar, silahkan mulai pertukaran cincinnya' lanjut ayahku
Setelah prosesi tukar cincin, semua anggota keluarga pun duduk bersama sambil menikmati makan malam.
'Jadi, kapan pernikahannya?' Ucap budheku
'Putri, kamu mau menikah bulan apa?' Tanya tante Arleta
'Ga bisa asal milih, itu harus ada hitungannya, biar Uti nanti yang menghitung hari baiknya' potong Utiku (Uti adalah panggilan untuk nenekku)
'Aku mau menikah dibulan Juni' celetuk ku
'Kenapa Juni?' Tanya Firman
'Rahasia' jawabku
'Bawakan kalender, Uti hitung hari baiknya' perintah utiku
Kubawakan kalender untuk Utiku.'Ah, pas sesuai keinginanmu Put, hari baik 1 Juni, hari Sabtu' ucap Utiku
'Yeey Juni, tanggalnya aku tak masalah' jawabku
'Setuju, 6 bulan dari sekarang ya, cukup waktu untuk menyiapkan' ucap ayahkuSetelah semuanya setuju, makan malam pun dilanjutkan. Ada beberapa anggota keluarga yang mulai berdansa juga.
Aku menuju ke balkon mencari udara segar.'Kamu disini rupanya' suara lelaki yang membuyarkan lamunanku
'Kau mencariku? Ada apa?' Tanyaku
'Aku penasaran, kenapa kau pilih bulan Juni' tanyanya
'Sudah kubilang rahasia, wek' kataku sambil menjulurkan lidah.
'Katakan padaku Put, itu bukan bulan lahirmu, bukan bulan lahirku juga, apa yang spesial?'
'Akan kuberi tahu setelah kita menikah, aku janji'
'Put, itu lama'
'Terserah, kamu mau nunggu atau engga'
'Baiklah aku menyerah'
Aku terkekeh melihatnya, tingkahnya lucu.'Kau tak undang Ahmad?' Tanyanya
Seketika aku ingat kejadian tadi pagi, aku tak akan menceritakannya. Bisa-bisa dia cemburu.
'Sudah, ibu yang mengundangnya, cuma dia ga pulang ke Grana, kau sendiri tak undang temanmu?'
'Aku lupa' jawabnya
'Ha?'
'Aku lupa Put, kemarin hectic dengan kau kecopetan, kita berbelanja dan aku terlalu senang akan bertunangan denganmu' katanya
'Oh, kukira kau malu bertunangan denganku' celetukku
'No way, never happend. I love the way you are. All of you. Don't say that word ever again' kata Firman setengah mengancam
'Baiklah'Tak lama kemudian sudah saatnya keluarga Firman berpamitan pulang. Ah aku lupa, Firman adalah anak yatim, papanya meninggal 15 tahun lalu, jadi tak heran dia sangat dekat dan sayang pada mamanya.
'Aku pulang dulu' kata Firman
'Huum, hati-hati'
Tiba-tiba Firman semakin mendekat, wajahnya sangat dekat denganku. Aku reflek menutup mata.
'Ya Tuhan, apakah ini akan jadi first kiss ku di bibir' batinku
'Kenapa kau menutup mata? Apa yang kau harapkan?' Goda Firman
Aku membuka mata memukul dadanya, Firman terkekeh
'Aku tak akan menciumu dibibir sampai kita menikah' katanyaCUP
Satu kecupan mendarat di pipiku,
'Good Night Princess, I Love You' kata Firman
'Good Night, I Love You Too' kataku sebelum Firman berbalik dan kulihat dia tersenyum lebar.Ya, sekarang kita resmi BERTUNANGAN
~Selamat Membaca~
KAMU SEDANG MEMBACA
ME! (COMPLETE)
General FictionCerita tentang seorang wanita berumur 26th, berat badan berlebih, tidak cantik, biasa saja, pekerja keras. Belum pernah pacaran akan tetapi selalu pura-pura punya pacar, selalu terlihat bahagia, namun sebenarnya menyimpan rahasia. Rahasia bahwa dia...