Aku adalah seorang wanita yang lebih sering menikmati waktu dengan kesendirian. Benci? tidak, terkadang aku hanya merasa tidak nyaman berada diantara para manusia yang hanya bisa mengumbar kata-kata, sok manis jika saling berhadapan tapi, saling menjelekkan jika berada dibelakang.
Aku muak dengan semua orang di sekelilingku yang dengan mudah mendekatiku, memanfaatkanku dan kemudian meninggalkanku jauh.
Dalam sendiriku aku bisa melakukan apapun, aku bisa mengeksplor apapun yang aku mau, dan menunjukkan semuanya pada mereka bahwa aku jauh lebih baik dari mereka dengan apa yang aku lakukan meski tanpa ada mereka.
Hingga akhirnya aku memutuskan pula untuk pergi menjauh dari mereka semua, menjauhi beberapa manusia yang hanya mampu menilai apa yang mereka lihat tanpa menilai apa yang ada di dalam tubuh seseorang itu, apa yang sudah ia lakukan untuk mereka. Mereka semua soalah lupa dengan apa yang aku lakukan karena mereka hanya menilai sisi negatif yang aku miliki dan aku membenci manusia seperti itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul empat pagi aku melakukan penerbangan Indonesia-Jepang menggunaka maskapai dari negara sebelah melalui bandara Suta ke bandara Osaka. Setelah sekian tahun aku berada di titik ternyamanku, awal tahun ini aku akan keluar dari titik nyaman itu untuk mencari apa sesungguhnya yang aku mau, apa yang sesungguhnya aku butuhkan.
Dua tahun hidup dalam kesendirian, nyatanya itu tidak cukup membuat aku bahagia. Aku memang berhasil hidup tanpa bayang-bayang mereka, orang-orang yang menusukku dari belakang dan berhasil membawa diriku pada titik tertinggi kesuksesan, namun semuanya masih belum cukup. Di sini, sisi lain hatiku selalu berteriak supaya aku keluar, aku keluar dari lubang kesendirianku, mencari dia yang selama ini aku rindukan. Karena nyatanya meski dalam sendiriku aku merasa nyaman, namun aku membenci kesendirianku, sangat-sangat membencinya.
I hate alone
Karena dalam kesendirianku aku selalu mengingat dia
Hanya dia, satu nama yang selalu membuat aku menangis dan tersenyum secara bersamaan
Dalam kesendirianku dia selalu datang, meminta hatiku untuk menemuinya
Meminta hatiku untuk menjemput dia pulang
Meminta kakiku untuk melangkah mendekatinya
Meminta tanganku untuk kembali memeluk, merengkuh tubuhnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
