9
Akhirnya
Seharian ini yang dilakukan kedua anak manusia ini hanya di rumah, bermalas-malasan bersama. Yuki melarang Al untuk ke kantor begitu sebaliknya. Sebenarnya keduanya bangun lebih pagi dari sebelumnya, namun ketika Yuki hendak bersiap untuk ke kantor Al melarang dengan alasan Yuki masih butuh istirahat. Bukan Yuki jika tidak menolak mentah-mentah perintah Al, namun bukan Al juga yang omongannya bisa di bantah. Akhirnya setelah hampir satu jam berdebat Yuki setuju tidak berangkat ke kantor, namun dengan satu syarat. Al juga harus tidak ke kantor, sebagai gantinya Al harus menemani Yuki seharian di rumah.
Yuki akan merasa bosan di rumah sendiri, entah ide dari mana tiba-tiba saja terlintas dipikiran Yuki untuk memberikan peringatan pada Al. Mau tak mau Al pun mengalah.
Pagi mereka, setelah drama besar-besaran kemudian dimulai dengan sarapan bersama. Yuki memasakkan makanan kesukaan Al dan Al menikmati makanannya. Al tak bisa bohong jika makanan Yuki sungguh lezat. Usai makan list ke dua adalah membereskan ruang pribadi mereka bersama, tentunya setelah Al menyuruh asisten dan skertaris pribadinya untuk menghandel semua pekerjaan keduanya hari ini.
Merubah semua tatan ruang pribadi Al, menjadi seperti yang ia inginkan. Al sempat menolak karena itu bukan dirinya tapi lagi-lagi kekuatan wanita adalah segalanya. Sementara Yuki menata dan membersihkan ruangan, Al bekerja untuk membereskan dan memilih berkas-berkas penting. Yuki tak mau mengambil bagian itu karena jika ada salah, Yuki tidak mau jadi tersangka utama. Tapi Yuki sudah memberikan list nama pada setiap kotakan almari dan rak supaya memudahkan Al untuk menyimpan dan mencari berkasnya.
"Awas yaa berantakan lagi, ini sudah di tata rapi. Ambil dengan benar, ini udah sesuai dengan warna." Kata Yuki memperingati ketik selesai membereskan baju-baju Al. Yuki masih begitu hafal bagaia polah A ketika mengambil baju. Jika malas maka Al hanya akan mengambil baju yanh ada dibagian ats saja menyebabkan yang Dibawah-bawah tidak pernah dipakai. Apalagi dipakai, dijamah aja tidak karena sekalinya Al ambil yang bawah maka bagian atas akan rusak dan kebiasaan para pria, mereka tidak akan menata lagi cendrung membiarkan begitu saja. Oleh karenanya Yuki risih melihat tumpukan baju Al.
"Tenang aja, masih ada asisten yang akan membereskan." Jawab Al santai.
Seketika Yuki menatap Al tajam. Oke sifat bosi pria ini memang tak akan pernah hilang. "Mulai besok aku alan melarang mereka membuka lemari pakaianmu...!" Kata Yuki penuh tekanan.
"Suka-suka kamu lah." Pasrah Al.
"Habis ini kita ke apartemen saja ya? Istirahat di sana?." Yuki mendekati Al, merayu dengan gila.
"Kenapa memang kalo istirahat di sini?"
"Nggak enak, enak di apartemen."
"Kok.gitu?" Tanya Al serius, terbukti dengan Al yang menghentikan kegiatannya. "Tapi aku lebih suka menghabiskan waktu disini."
"Di sini sama saja berdampingan dengan tempat kerja. Lebih enak di rumah. Ayolah..." Rengek Yuki seperti anak kecil.
"Memang sudah selesai?"
"Sudah..." jawab Yuki cepat.
"Oke, bersiaplah. Tapi kamu harus masakin aku sebagai imbalan."
"Kecil..."
Keduanya sudah bersiap untuk pulang ke apartemen, bagaimanapun apartemen adalah tempat pribdi terbaik untuk keduanya melanjutkan obrolah, menonton, atau sekedar bersantai saja.
Meski pun di sini sama, ruang pribadi rasanya tetap berbeda. Yuki masih merasa tak nyaman karena di bawah sana ada aktifitas para pekerja, tapi Yuki sungguh tak tahu kenapa Al bisa nyaman berlama-lama di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me
RomanceJudul awal Japan in my story Tapi karena kesini sini ceritanya jarang ada jepang-jepangnya jadinya aku ganti Don't Let Me