5. cemburu mode on

756 106 8
                                    

Pagi ini Yuki minta ijin kepada suaminya untuk bisa Yuki time, kebetulan dua anaknya sekolah dan si kecil katanya mau diajak sama kedua orangtua Al untuk arisan di rumah saudara. Jadi Yuki free kan, nggak ada salahnya untuk memanjakan diri.

Usai menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan suaminya Yuki pergi ke kamar melihat anak dan juga suaminya apakah sudah selesai berkemas atau belum. Pertama yang ia kunjungi adalah kamar anaknya. Kedua anak kembarnya sudah siap dengan seragam dan tas di punggung mereka masing-masing.

"Anak mommy udah siap? Udah nggak ada yang tertinggal?" Tanya Yuki sembari memastikannya peralatan sekolah dan juga tugas sang anak sudah masuk.

Keduanya kompak mengangguk sebagai tanda jika semuanya sudah lengkap.

"Ya udah, kalian ke bawah dulu buat sarapan. Mom panggil Daddy ya..."

Setelah memastikan anak-anak turun dari tangga dengan selamat tanpa bercanda, tanpa adu mulut justru keduanya saling berpegang tangan dan akur. Yuki melanjutkan aktifitas selanjutnya yaitu melihat sang suami yang sepertinya masih berada di kamar. 

"Kamu ngapain aja si di kamar? Nggak turun-turun." Yuki menatap horor sang suami yang justru sedang duduk di atas ranjang mereka. Dasi belum dipasang, jas belum dipake, bahkan rambutnya belum di sisir.

Begitulah mungkin penampakan suami yang keseringan dilayani istri, jadi sekalinya istri nggak layani justru seperti Al sekarang. Padahal jam sudah mau pukul tujuh, dan dia belum siap padahal anak juga harus diantar.

Tanpa banyak cincong lagi Yuki ambil sisir untuk merapikan rambut sang suami, sebelumnya ia oles dulu rambut suaminya dengan minyak rambut supaya terlihat klimis. Selanjutnya tugas Yuki adalah memasangkan dasi, kemudian menyuruh Al berdiri dan terakhir memakaikan jas ke badan suaminya.

"Begini amat ya kalo istrinya lama di dapur. Bukannya berkemas sendiri masih aja nunggu, kalo aku nggak balik ke kamar gimana? Mau sampai kapan duduk di kasur terus?"

Mengomel setiap pagi sepertimu juga merupakan aktifitas Yuki setiap harinya. Ada aja yang bikin mulut Yuki ngomel dan yang paling rutin adalah suaminya yang terlalu manja itu.

"Kalo nggak iklas mending nggak usah daripadanya ngomel terus." Daritadi Al diam sekalinya buka mulut malah ngomel.

"Kamu kenapa si? Sensi amat pagi ini pak? Jatah kurang?"

Mulut suami istri ini emang nggak bisa ditebak pemirsa.

Mereka turun ke ruang makan dengan Yuki yang menggendong sang baby boy. Sementara ayahnya masih dalam mode diam nggak jelas. Yuki pun menurunkan Nalen dan menyerahkan kepada pengasuhnya sementara dirinya mengambilkan makan untuk sang suami sementara Nathan dan Nafea sudah makan lebih dulu.

"Mba, sini Nalen biar sekalian aku suapin." Pinta Yuki pada pengasuh Nalen. Nalen pun pindah kepangkuan ibunya. Dia menikmati sarapan bubur paginya dengan tenang tanpa penolakan.

"Aku berangkat!" Pamit Al pada Yuki. Yuki pun berdiri dari tempat dirinya duduk mengikuti Al dan juga anaknya, mengantarkan mereka ke depan.

Anak-anak menjabat tangan sang mommy tak lupa mereka juga berpamitan dengan adik-adiknya sebelum melangkah masuk ke mobil sang ayah.

"Sayang, aku beneran di ijinin keluar kan?" Tanya Yuki memastikan karena dia takut untuk pergi-pergi jika suaminya nggak ijinin apalagi mood Al pagi ini kayaknya kurang baik.

"Hmm..."

"Aku serius lho, kok cuma Hem doang."

"Iya iya... Aku ijinin." Putus Al akhirnya.

Don't Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang