Bagian 10
Penjelasan"Sejak kapan kamu berada di situ?" Tanya Yuki mengabaikan rasa takutnya.
"Jangan jawab pertanyaa dengan pertanyaan," Al menatap Yuki tajam.
"Duduklah..." Ajak Yuki pada Al, jika sudah seperti ini mau tak mau ia harus tenang dan menjelaskan kepada Al, meski bukan dalam momen seperti ini sebenarnya yang dia inginkan. Membahas masalah dalam keadaan emosi bukanlah menyelesaikan masalah tapi akan menambah masalah. Yuki memilih untuk mengajak Al duduk dan menenangkan prianya.
Melihat Al menuruti perkatannya, Yuki tersenyum senang. Ia meraih tangan Al untuk menetralkan emosi Al dan juga rasa cemas dihatinya.
"Maaf..." Entah kenapa kata itu yang keluar pertama dari mulut Yuki. "Aku tak akan bicara jika aku tak punya maksud apapun, apa yang aku lakukan selama ini ada maksud dan tujuannya. Sehari saat kamu pergi dari rumah dan memutuskan untuk tidak pulang, aku dinyatakan hamil..." Terang Yuki pelan, namun membuat tubuh Al tegang karena kaget atas pengakuan Yuki.
"Jangan sela aku....-" Pinta Yuki sembari mengusap mulut Al yang hendak bersuara. "Pagi itu aku bangun dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, aku memanggil kamu untuk menolongku tapi kamu tak datang. Mungkin karena suaraku lemah, tapi aku punya keyakinan jika kamu akan mendengarnya. Bukankah kamu pernah bilang, ikatan batin kita kuat? Tapi hari itu?..." Suara Yuki berubah parau, bukan karena flue tapi menahan tangis.
"Dan setelah itu aku nggak tau apa yang terjadi karena ketika aku sadar, aku sudah bersama dengan orang tua aku dan juga orang tua kamu. Mereka menatapku dengan perasaan yang ingin bahagia namun kesedihan lebih mendominasi."
"Kalian bisa hubungi aku..."
"Aku yang melarang mereka." jawaban Yuki membuat Al melotot.
"Kenapa? Kamu egois."
"Aku tahu, tapi siapa yang tidak sakit hati Al. Kamu bahkan ninggalin aku saat permasalahan kita belum selesai. Harusnya kamu menyelesaikan dulu. Aku sakit hati dan benci sama kamu karena kelakuan kamu itu. Tidak mau mendengarkan dan pergi begitu saja. Sekalipun aku atau keluarga ngomong, aku yakin kamu nggak akan percaya."
Yuki sempat berfikir Al akan tidak percaya pada apa yang diucapkan orang-orang mengenai keadaannya saat itu karena Al yang sedang emosi. Keadaan seperti itu membuat Al akan tidak mempercayai siapapun.
"Dua tahun... Dua tahun kamu membiarkan aku tak mengetahui apa-apa. Kenapa semua orang bungkam dan tak ada yang bilang satu pun?"
"Al...." Yuki memanggil dengan lirih. Al terlibat frustasi, sedih dan mungkin menyimpan rasa bersalahnya. Yuki faham sekali itu.
Melihat Al terdiam membuat Yuki merasa semakin bersalah."Sayang...."
"Kamu seharusnya nggak egois, tak seharusnya kamu membuat semua orang disekitar ku bungkam akan keadaan kamu dulu. Aku tahu aku juga salah, tapi bagaimanapun keadaan emosiku dulu, aku yakin aku akan pulang saat tahu keadaanmu." Wajah Al menoleh menghadap Yuki.
"Kamu juga salah, jika memang kamu masih mau memperbaiki hubungan kita, masalah kita. Kamu pasti pulang Al... Pulang menemui aku, Kita menyelesaikan semuanya dengan baik-baik. Tanpa harus tau bagaimana keadaanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me
RomanceJudul awal Japan in my story Tapi karena kesini sini ceritanya jarang ada jepang-jepangnya jadinya aku ganti Don't Let Me