28 Don't Let Me .2

910 119 20
                                    

Kebahagiaan dan kesedihan dalam kamus hidup manusia itu selalu hidup berdampingan, layaknya malam yang berganti pagi, ada terang dan juga hujan.

Beberapa bulan belakangan ini mungkin keluarga besar Al dan Yuki diliputi kebahagian yang tiada tandingannya. Kehidupan mereka serasa kembali normal setelah sekian tahun dilanda kegersangan.

Namun siapa yang tahu akan takdir Tuhan. Cobaan adalah ujian kebahagiaan yang tertunda, itu adalah kalimat bijak atau jimat agar kita bisa menerima apa yang Tuhan berikan kepada kita sebagai rasa kebersyukuran.

Al duduk bersimpuh di dalam mushola yang berada di rumah sakit tak jauh dari ruang dimana istrinya berada.

Air mata Al bercucuran, mungkin tadi dihadapan keluarga yang menjaga sang istri dia terlihat tegar, namun ia hanya manusia biasa yang pastinya akan hancur melihat orang yang dicintai tak berdaya dan dia juga harus merelakan apa yang seharusnya ia relakan.

Bakal calon anak mereka telah gugur. Setelah melakukan penanganan ternyata sang istri dinyatakan mengalami pendarahan akibat dari kehamilan di luar rahim.

Syok, sedih, takut semua bergemuruh didalam hati seorang Al. Instingnya dan juga tebakan sahabat dan teman-teman terhadap Yuki tidak salah selama ini. Namun sayangnya kehamilan Yuki kali ini tidak sesempurna kehamilan pertama. Mau tak mau demi kesehatan dan keselamatan Yuki, mereka harus merelakan untuk menggugurkan kehamilan Yuki kali ini.

Al tidak mau hal lebih buruk terjadi setelah ini. Melihat Yuki merintih kesakitan dengan wajah pusat pasi, darah... Meski kata dokter masih pendarahan ringan karena tidak terjadi pecah tuba falopi itu harus disyukuri, namun dokter harus melakukan tindakan cepat.

Tindak mungkin untuk memperbaiki kondisi kandungan Yuki karena kemungkinan sangat kecil maka Al harus rela dan menandatangani berkas untuk melakukan operasi kecil terhadap istrinya.

Bersyukur operasi pun berjalan dengan lancar. Hanya saja Yuki memang belum siuman efek dari bius total.

Hal terberat akan Al hadapi, yaitu menceritakan kenyataannya pada Yuki dan melihat reaksi Yuki ketika Yuki bangun nanti. Al yakin ini akan jauh lebih sulit.

Tuhan

Bantu aku

Lirih Al dalam doanya.

Tanpa Al ketahui Yuki sudah bangun dari tidurnya. Dokter dan perawat mengecek keadaan Yuki. Dokter pun menceritakan apa yang terjadi kepada Yuki, sang mama dan mertuanya menggenggam tangan Yuki dengan erat untuk memberikan kekuatan kepada anak dan menantunya.

Setelah dokter keluar barulah Yuki terisak. Rasanya tidak bisa Yuk gambarkan. Mana ada ibu yang rela calon anaknya gugur begitu saja bahkan dia sama sekali belum mengetahui keberadaan calon anaknya itu, entah laki-laki atau perempuan.
Meskipun akan sulit untuk bakal bayinya tumbuh kembang karena kehamilan diluar rahim itu tapi Yuki tetap merasa kehilangan.

Yuki tak mengeluarkan suara dalam tangisnya, namun itu justru membuat semua yang menyaksikan kesedihan Yuki merasa teramat sangat sedih.

Sang ayah segera menghubungi Al, saat ini keberadaan Al di sisi sang istri sangatlah dibutuhkan.

Mengetahui istrinya sudah siuman, Al segera berlari menuju kamar rawat. Semua orang yang berjaga berasa di luar, mereka sengaja meninggalkan Yuki yang memang ingin sendiri.

"Masuklah Al, Yuki membutuhkan dirimu."

Al mengangguk patuh akan perintah sang Ayah. Menghirup udara panjang-panjang dan menghembuskan perlahan, beberapa kali Al melakukan itu guna menenangkan diri dan mencari tenaga untuk menghadapi sang istri.

Don't Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang