Pelan-pelan
Hari ini untuk pertama kalinya Yuki akan bertemu dengan teman lamanya, Prilly. Namun Yuki tak sendiri, dia ditemani oleh anak-anaknya begitu juga Prilly.
Semalam ketika Yuki memposting kebersamaan keluarga kecilnya teman lamanya itu tiba-tiba berkomentar dan akhirnya mereka melanjutkan percakapan di dm, merekapun janjian untuk sekedar jalan-jalan sambil makan siang bermasa anak-anak. Tak ada salahnya Yuki untuk berbaur kembali setelah sekian purnama dia hanya berkutat dengan dunianya saja.
"Bi, saya pergi ya. Mungkin akan pulang sore, saya pergi dengan anak-anak juga jadi kita makan siang di luar." Pamit Yuki sebelum meninggalkan rumahnya.
Di dalam mobil Yuki menunggu jam anak-anaknya pulang, Yuki sudah cek jam di handphone nya dan ternyata masih 10 menit lagi. Sambil menunggu, Yuki kembali memainkan handphonenya melihat media sosial. Semenjak ia aktif di Instagram beberapa teman lamanya meninggalkan jejak di sana menanyakan keadaan Yuki dan keberadaannya saat ini.
Tidak banyak memang, tapi melihat respon positif dari teman-teman yang berkomentar Yuki bahagia. Ternyata teman-temannya tak semenyeramkan itu. Ternyata menyenangkan juga berkomunikasi dengan mereka. Bahkan beberapa diantaranya mengajaknya untuk berkumpul, bergabung di grup WhatsApp membuat handphone Yuki ramai notifikasi.
Keributan di luar membuat fokus Yuki tak lagi ke benda pipih itu. Dia melihat beberapa anak sudah keluar dan ternyata tanpa Yuki sadari bel pulang sekolah sudah berbunyi. Segera Yuki meletakkan handphonenya dan keluar dari mobil bergabung dengan ibu-ibu yang lain. Tak lupa juga Yuki menyapa ibu-ibu dan beberapa anak baik yang ia kenal maupun tidak.
"Mommy..." Teriak kedua akan kembar Yuki sembari berlari menuju ke arah Yuki yang sedangkan beramah tamah.
"Anak Mommy kenapa teriak? Kok mukanya di tekuk gitu."
Mendengar pertanyaan Yuki dua bocah kembar itu hanya bisa saling senggol mengkode satu sama lain.
"Kok malah senggol-senggol."
"Maaf ya Bu, saya pamit duluan. Sepertinya anak saya kurang baik moodnya." Pamit Yuki pada ibu-ibu di sana.
"Nggak papa Bu Yuki, mungkin mereka lelah Bu Yuki atau cemburu karena Bu Yuki tadi mencium pipi anak saya."
"Wahh masa si? Iya sayang?" Yuki mengkonfirmasi namun kedua anaknya hanya diam dan justru menunduk. Sepertinya apa yang ibu-ibu tadi ucapkan ada benarnya juga.
"Anak mommy marah ya? Nggak boleh gitu dong sayang. Ini adek bayinya lucu lho. Ayo Salim dulu sebelum pulang ya..." Yuki selalu mengajari anaknya sedikit demi sedikit untuk bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya. Seperti saat ini contohnya.
"Ohh anak ibu Yuki gemesin. Wah sepertinya belum bisa nih Bu di beri adik, lihat ibunya sama balita lain saja cemburu.." Bukan tersinggung, si ibu hanya merasa gemas dengan tingkah anak Yuki yang justru mengingatkan dengan anaknya saat dulu. Anaknya benar-benar drama ketika tahu akan punya adik.
Yuki berpamitan kembali, anak-anak juga tak lupa untuk berpamitan seperti apa yang Yuki ajarkan.
Di dalam mobil terdengar suara kencang anak-anaknya yang sedang berceloteh ria membahas banyak hal. Mulai dari pelajaran yang diajarkan guru, kejahilan beberapa temannya kepada teman yang lain namun si kembar hanya diam melihat karena takut di serang hingga makanan yang mereka makan semuanya mereka ceritakan ulang kepada Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Let Me
RomanceJudul awal Japan in my story Tapi karena kesini sini ceritanya jarang ada jepang-jepangnya jadinya aku ganti Don't Let Me