BAGIAN 12

1.6K 217 45
                                    

BAGIAN 12

Suara Hati Anak-Anak 

Kericuhan tak terelakkan ketika dia bocah sudah berkumpul dengan sepupu-sepupu mereka. Mainan berhamburan disetiap sudut rumah lantai dasar bukan lagi potret asing yang dewasa hanya bisa melihat dan mengawasi.

"Mom, sebenarnya ada apa si kok kita di suruh kumpul di rumah? Kok ya tumben dadakan." Tanya Dul, si bungsu dari tiga bersaudara itu.
Esti menarik bibirnya menjadi sebuah senyuman, Dul bisa melihat ekspresi kebahagiaan dari wajah sang ibu.

"Hari ini kakakmu pulang, daddy sedang menjemputnya di Bandara." Kata Esti membuat Dul dan yang lainnya saling memandang satu dan yang lain. 

Esti memang tidak mengabarkan secara langsung perihal kepulangan Al, dia hanya mengundang anak-anaknya untuk datang dan turut serta membawa keluarga mereka.

Sudah lama sekali keluarga ini tidak berkumpul dan ini mungkin moment pas untuk kembali mempertemukan keluarga inti mereka.

"Buat apa dia pulang? Harusnya nggak usah pulang sekalian." Jawab Dul sinis. Dia teramat benci kepada sang kakak. Dia tidak percaya kenapa Al bisa melakukan hal demikian, menurut Dul apa yang dilakukan Al adalah hal yang paling bodoh.

"Dul, jangan bilang begitu." Kata Esti pada sang putra.

"Mom, jangan semudah itu memaafkan kakak."

"Sudah sudah... Jangan berdebat. Dul ini jalan hidup kak Al, kita sebagai saudara harus mengingatkan. Kita tidak boleh menghujat. Kakak pasti sudah ada pilihan."

Dul menyandarkan duduknya ke sandaran sofa. Sang istri dengan setia mengusap dada sang suami, itu adalah cara kondusif buat mengurangi rasa emosi Dul.

"Maafkan Dul," bisik Dul tulus.

Setelah satu jam menunggu, akhirnya Al dan Yuki sampai dikediaman orangtua Al. Muka lelah nampak jelas tercetak di wajah mereka. Si kembar yang sudah lancar berlari tanpa aba-aba dengan cepat menghampiri kedua orangtuanya. Hampir satu tahun ia tak bertemu mommynya itu berarti mendekati tiga tahun mereka tak bertemu dengan Al.

"Daddy... Mommy..." Teriak kedua bocah kembar itu, Nathan dan Nefa. Nathan itu hadiah dari Tuhan dan Nefa adalah salju.

"Stop...!" Teriak Yuki tidak hanya mengagetkan anak-anak namun juga orang-orang di sana.

"Kenapa Nak?" Tanya ayah Al.

Yuki nyengir merutuki suara kerasnya. "Sayang, maafin mom okey? Please stay away from mom and dad, because we still have a lot of germs. We have to take a shower first, then we play. Okay. " Yuki menjelaskan pelan kepada anak-anaknya.

"Ya Allah Yuki, mom kira kenapa."

"Sayang, dengar kan apa kata mom? Yuk kita kedalam dulu. Nunggu Daddy dan mommy mandi, nanti kalian bisa main sepuasnya.

"Al, masuk kamar kamu dan Yuki masuk kamar anak-anak. Baju kalian sudah mom siapkan."

"Bye mom... Bye dad...."

Gemas sekali mendengar salam perpisahan dari mereka. Sungguh Yuki ingin sekali memeluk keduanya, namun Yuki harus membersihkan diri dulu sebelum bermanja-manja dengan kedua anak kembarnya. Yuki tak ingin menebar virus, kepada anak-anaknya.

Lima belas meit, waktu yang cukup untuk Yuki membersihka diri. 
"Mommy....." Teriakan anak-aak menyambut Yuki yang baru saja keluar dari kamar mandi. Yuki sedikit kaget karena teriakan itu. Bahkan handuk yang Yuki pegang sudah jatuh di lantai. 

"Kenapa kalia ngagetin mami si?" 

"Kakak..."

"Adek..." keduanya saling tunjuk menyahkan. 

Don't Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang