JPS 6

1.6K 222 26
                                    


JPS 6
AL dan LISA

"Hai, Al." Sapa Lisa saat bertemu suami sang sahabat di sebuah tempat makan. Al menghubungi Lisa semalam dan mereka janji untuk bertemu selepas Al bertemu dengan klien sebelum dia berangkat lagi ke Jepang siang ini.

"Kenapa muka kamu suntuk gitu?" Tanya Lisa menatap dalam-dalam paras Al yang begitu mempesona. "Nggak dapet jatah kamu?" Kata Lisa tanpa canggung.

"Kemarin kalian dari mana aja?" Tanya Al to the point.

Tahu apa yang di maksud Al, Lisa langsung merubah ekspresi wajahnya, tatapan penuh penyesalan sangat mendominasi. "Sebenarnya kita hanya makan si, ya pasti Yuki sudah bilang kan? Tapi maaf aku telat." Jelas Lisa memberi jeda dirinya sendiri untuk menarik nafas dan mengamati Al. Jelas terlihat jika wajah Al yang tadinya mengetat sedikit rileks. "Aku minta maaf soal itu, tapi aku juga menyesal karena tidak memberi berhasil membujuk Yuki untuk pulang. Aku udah bilang kok ke Yuki, kalo Yuki mau pulang nggak pa-pa. Tapi kamu tau kan?"

Penjelasan Lisa berhasil merubah kembali raut wajah Al. Emosi yang tadinya mencair tiba-tiba membeku kembali. Padahal Al berharap Yuki melakukan sebaliknya tapi karena bujukan Lisa dia tidak bisa mengabaikan, namun nyatanya berbeda.

"Yuki sekarang sudah berbeda ya Al, padahal kalian belum lama menikah dan harus berpisah lain negara harusnya Yuki paham bagaimana merawat suaminya jika suaminya pulang. Aku sudah duga kalian semalam pasti bertengkar kan? Dia itu istri macam apa..." Cerocos Lisa sok tahu.

Membuat Al semakin dongkol dan Yakin, jika meninggalkan Yuki bukanlah pilihan yang salah. Ia ingin Yuki berfikir dan memberikan istrinya hukuman dengan sedikit mengabaikan perempuan itu. Agar Yuki sadar akan kesalahannya dan Yuki menyesalinya.

"Makasih Lis, aku harus segera pergi pesawat ku sebentar lagi."

Lisa berdiri bebarengan dengan Al, dengan berani Lisa melangkah mensejajarkan diri dengan Al. Mengusap lengan Al berharap emosi laki-laki itu hilang dan sungguh Lisa tak bisa menahan diri untuk tidak memberikan perhatian yang lebih pada pria di sebelahnya ini. Pria yang selama bertahun-tahun mengisi relung hatinya.

Cup

Lisa mencium pipi kiri Al, sungguh ini adalah hal bodoh yang ia lakukan tapi bagaimana lagi, ia mengesampingkan rasa malu dan harga diri demi cinta yang sudah lama tumbuh di jiwanya.

Parahnya Al hanya diam layaknya orang linglung. Jika HP nya tidak berdering mungkin beberapa menit kedepan doa masih berdiri kaku seperti patung.

"Aku pergi." Kata Al meninggalkan Lisa dengan beribu kebodohannya.

**

Sementara itu di rumah Yuki benar-benar kesusahan untuk bangun, dengan lirih dia memanggil nama sang suami tapi sama sekali tak ada jawaban. Sampai akhirnya Yuki menyerah, meraih ponsel yang tak jauh dari tempatnya tidur, mendial nomor siapapun yang bisa membantunya.

"Hallo..."

"Kak..." Panggil Yuki lemah, seketika membuat orang di seberang sana terserang rasa cemas.

**

Satu dua hari Yuki masih bisa bertahan dengan sedikit amarah dan gengsinya dalam menghadapi Al. Yuki pikir Al akan pulang, dia bertahan menunggu hingga akhirnya berganti minggu dan bulan laki-laki yang masih ber setatus suaminya itu tak kunjung mengabari bahkan pulang. Bahkan orangtua Al berulang kalie membujuk tapi Yuki tetap pada pendiriannya jika Al tak bertanya tentang keadaannya makan biarkan. Biarkan laki-laki itu dengan dunianya dan Yuki dengan dunianya juga.

"Sayang, kami nggak tau apa yang terjadi diantara kalian. Tapi alangkah lebih baiknya kalian saling berkomunikasi, jika kamu nggak mau, ijinkan kami menghubunginya." Tegas sang mertua pada Yuki tapi Yuki cepat-cepat menolak dengan tegas pula.

"Biarkan saja..." Kata Yuki

"Tapi sayang,"

"Yuki mohon, jangan ada yang kasih tahu kondisi Yuki kepada Al. Biar Al tahu sendiri, jika memang dia masih peduli sama Yuki, Yuki yakin dia akan datang." Jawab Yuki dengan sedikit senyuman.

**

Bulan pun berganti tahun, Al benar-benar kehilangan informasi tentang Yuki. Al frustasi berfikir memang pernikahannya sudah berakhir. Orang-orang yang di surutnya pun tidak memberikan informasi yang baik untuknya. Al tahu jika Yuki baik-baik saja, Yuki kadang sesekali terlihat di rumahnya akhir-akhir ini, sebelum selama satu tahun lalu ia benar-benar tak mendapatkan informasi apapun mengenai keadaan istrinya.

Al bukan tak perduli, Al bukan lepas Yuki begitu saja. Tapi ia juga menyuruh beberapa orang suruhannya, hanya saja tak banyak yang bisa ia dapatkan karena memang Yuki seolah menutup semua akses tentang dirinya di bantu oleh keluarga, bahkan juga keluarga Al.

Sebenarnya Al ingin pulang, menemui Yuki memperbaiki segalanya. Namun gosip tentang kehidupan rumah tangga mereka yang hancur seolah menjadi berita utama di mana-mana. Teman-teman Al tak segan-segan memberikan informasi jika di sana, Indonesia Yuki sedang dekat dengan seorang pria, bahkan di kabarkan perut Yuki membesar seperti orang hamil. Bukannya pulang menemukan kebenaran Al justru kemabli ke mode dingin dan tak perduli nya.

Suasana semakin panas kalau Lisa datang ke Jepang dan menceritakan keberadaan Yuki. Amarah Al benar-benar memuncak. Ia lampiaskan semuanya kepada pekerjaan, hangout dengan teman-temannya. Jalan dengan Lisa membuat berita perpisahannya dengan Yuki semakin dibenarkan oleh publik dan orang-orang terdekat mereka.

**

Satu tahun kepergian Al, Yuki melahirkan buah hati mereka yang teman-teman Yuki pikir itu adalah anak dari selingkuhannya. Yuki benar-benar frustasi dan merasa dihianati oleh teman-temannya sendiri. Namun Yuki tetap berusaha tegar, fokus Yuki adalah merawat anak mereka. Membesarkan kedua anaknya dengan kasih sayang tulus seorang ibu. Dia abaikan semua berita di luar, seperti berita kedekatan Lisa dan Al yang tak hanya membuat dirinya marah namun juga kedua keluarga besar mereka. Namun lagi-lagi Yuki menolak saat kedua keluarga ini hendak meluruskan..

"Biarkan Yuki yang meluruskan semuanya. Yuki dan Al yang membuat kekacauan ini, maka Yuki dan Al pula yang harus meluruskan. Kalian tenang saja ya. Kalian cukup bantu dukung Yuki."

Kata Yuki yakin pada keluarga besarnya da juga keluarga besar sang suami.

"Maafkan mom, memisahkan kalian dari Daddy. Mom janji akan perbaiki semuanya dan kalian akan bertemu dengan daddy kalian. Do'akan mom untuk bisa membawa pulang daddy, daddy pergi karena mom jadi mom yang akan menjemput daddy, buat kalian."

Kalimat itu selalu Yuki ucapkan pada kedua buah hatinya yang semakin hari semakin tumbuh besar dan pintar. Ada kalanya Yuki ingin Al di sini menemani mereka, namun Yuki harus bersabar. Sebentar lagi dia akan menemui suaminya itu, menyeret Al pulang untuk bertemu anak-anaknya.

🍁🍁

Japan, 6 oct 2019

Don't Let MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang