4;

1.7K 233 8
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Happy Reading

-----


Kamu sekarang tengah menatap nanar layar hp mu yang mati.
Sudah hampir sejam lebih kamu menunggu angkutan umum, tapi tidak ada satu pun yang lewat.

Padahal sekolah mu sudah mulai sepi, mata mu kini menatap langit yang mulai gelap, tampaknya akan turun hujan.
Kamu makin cemas dibuatnya.

Kalau saja hp mu tidak habis baterai, kamu pasti sudah minta jemput orang tua mu, sekarang yang bisa dilakukan hanya menunggu.

Kamu berjalan pelan ke arah halte bus dekat sekolah mu, karena sebentar lagi akan turun hujan, setidaknya kamu punya tempat untuk berteduh hingga kamu menemukan cara untuk pulang.

Kamu duduk diam termenung di bangku halte, gerimis mulai turun, kamu hanya mampu membuang nafas pelan.

"(Y/n) buruan naik gue anter" teriak seorang pengendara motor, yang kini telah berhenti di depan halte bus.
Kamu memperhatikan orang itu.

"Midam?"

"Buruan" ujarnya lagi.
Kamu kemudian menggeleng.

"Gausah dam, gue mau neduh aja dulu disini, kalo pulang sekarang ampe rumah pasti basah kuyup" jawab mu, midam kemudian menghentikan mesin motornya, lalu turun dari motor itu dan duduk di bangku sebelah mu.

"Kalo gitu gue ikut neduh juga"

Kamu menatapnya sebentar, lalu kembali melihat ke jalanan.
"Terserah lo"

Hujan makin deras, suara deras hujan seolah mengisi kesunyian antara kamu dan Midam.

Memang sejak tadi kamu dan Midam tak memulai pembicaraan sedikitpun, jujur kamu tidak terlalu dekat dengan midam sebelumnya, meski dari kelas 10 hingga sekarang kalian sekelas.

Bukannya tidak ingin dekat, tapi jika sudah bersama seungyoun dan sora, fokus mu sulit untuk teralihkan, kamu pasti hanya akan fokus pada mereka berdua.

"Ehm, nih"
Midam mengulurkan jaket jeans nya kearah mu, kamu sontak mengernyit bingung.

"Buat apa?"

"Rok lo pendek, ga dingin?" Ujar nya, kamu akhirnya menerima jaket itu, lalu meletakkannya dipaha mu.

Sebenarnya kamu tidak terlalu merasa kedinginan, ntahlah kenapa, mungkin sudah terbiasa?.

"Kalo ditunggu, kaya nya ampe malam baru reda ni hujan" ujar Midam lagi, kamu menatap langit yang begitu gelap, kamu juga sepemikiran dengan midam.

"Mau gimana lagi, gue ga mau pulang hujan-hujanan, dan berujung besok ga sekolah karena sakit" jawab mu, midam kemudian mengangguk mendengar penuturan mu.

"Jadi lo mau ampe malem disini?, ga masalah kalo sendiri kan?, soalnya gue harus pulang nih" Midam lalu berdiri dari duduknya.

Kamu yang kaget jadi ikutan berdiri, sendiri di halte bus sampai malam, kamu ga mungkin berani.
Tapi kalau pulang sekarang, kamu bakal basah kuyup, kamu juga tak mau seperti itu.

"Temenin gue bentar lagi please, ampe orang tua gue jemput" lirih kamu sembari menarik lengan midam.

"Mau nunggu sampe kapan?"

Kamu diam, kamu sebenarnya juga tidak begitu yakin kapan orang tua kamu akan datang menjemput mu.

Midam tampak menghela nafas nya, lalu beralih mengambil kembali jaket yang tadi dia berikan padamu, kamu diam saja saat dia mengambilnya.

Kamu akhirnya hanya pasrah saja saat melihat Midam merentangkan jaket nya, kamu tidak bisa memaksa Midam jika dia benar-benar ingin pulang.

"Tutupin kepala lo pake ini" kamu membulatkan mata mu tatkala tangan Midam bergerak menutupi kepala mu dengan jaket nya tadi.

"Gue ga bisa lama-lama disini, tapi gue juga ga bisa ninggalin lo sendiri disini" lanjut Midam kemudian.

Midam lalu menarik tangan kamu pelan menuju motornya.
"Naik, gue anter, hujan-hujanan dikit ga bakal bikin ampe sakit lah"

Kamu akhirnya mengangguk mengiyakan, masih dengan jaket yang menutupi kepala mu, kamu naik ke motor Midam.
"Gue bakal ngebut, pegangan, kalo takut merem aja, ntar kalo udah sampe gue kasih tau". Kamu hanya diam tak menjawab perkataan Midam.

Midam melajukan motornya yang membuat mu reflek memeluk pinggang cowok itu.











<Love in Silence>

[ TO BE CONTINUED ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ TO BE CONTINUED ]






©RimaDescha

Love in Silence; Cho Seungyoun [PDX101 / X1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang