Love in Silence; Cho Seungyoun [PDX101 / X1]

11;

-----

Happy Reading

-----

—

"(Y/n)" sora berteriak memanggil kamu yang baru saja sampai di parkiran sekolah bersama Midam.

"Sora? Kenapa?"

"Gue mau ngomong sama lo, ayo" sora langsung menarik tangan mu, kamu bingung, lalu melirik sekilas ke midam yang hanya diam di samping motornya.

Sora membawa mu sampai ke belakang sekolah, kamu bertanya-tanya, apa yang ingin sora bicarakan hingga membawa mu ketempat yang sangat jarang di datangi murid-murid lain.

"Lo mau ngomong apa ra?"

"Lo suka seungyoun?" Tanya sora to the point, membuat kamu terdiam beberapa saat.

Jelas kamu sangat kaget dengan pertanyaan sora yang tiba-tiba.

"Ke-kenapa lo nanya itu tiba-tiba?" kamu jadi gugup sendiri, juga bingung harus memberi jawaban apa.

"Jawab aja"

Kamu diam sebentar, apa yang harus kamu jawab, kamu benar-benar bingung, apa lebih baik kamu jujur saja?.
Tapi, akan seperti apa reaksi sora nanti nya setelah tau kalau kamu menyukai seungyoun.
Sejujur nya kamu takut.

"Gue..
Nggak kok, gue nganggep seungyoun ga lebih dari temen"
Jawab mu akhirnya, sora tampak  menghembuskan nafas lega.

"Hahh, syukurlah"

"E-emang nya kenapa?"
Tanya mu, penasaran akan alasan sora menanyakan hal itu, tentu ada alasan kenapa sora bertanya begitu.

"Gue.." sora tampak tersenyum sembari menggaruk belakang lehernya.

"Gue suka sama seungyoun"

.....
Apa ini mimpi?.

"L-lo?
Yaampun raaa, sejak kapan? Kok lo ga pernah cerita sih sama gue? Parah lo baru ngasih tau gue sekarang"

Kamu memaksakan senyum menatap sahabat mu itu, kamu merasa memang itulah yang seharusnya kamu lakukan, meski saat ini hati mu amat sangat terluka.

"Gue malu mau cerita nya (y/n)" ujar sora malu-malu.

Kamu memegang kedua pundak sora, lalu tersenyum lembut.
"Lo ga perlu malu, semangat, gue pasti dukung lo kok" ujar mu menyemangati.

Sora tersenyum senang, lalu memeluk kamu erat.
"Makasih ya (y/n), lo emang sahabat gue yang paling pengertian"

Kamu hanya menganggukan di pelukan sora,
rasanya saat ini, kamu ingin sekali berlari pergi dan menangis sekencang-kencang nya, tapi kamu menahan itu semua, dan terus memeluk orang yang kamu anggap sahabat itu.