28;

1K 195 54
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Happy Reading

-----













"Maaf gue telat"
Kamu menatap midam yang menunduk sembari meremas jemari tangan nya.

Kini kamu dan midam tengah berteduh di depan salah satu toko yang sudah tutup tak jauh dari taman.
Taeyang sudah pulang duluan saat melihat mu datang.

"Gapapa, santai aja" jawab midam dengan senyuman.
                  
"Lo--" kalimat mu terhenti karena midam tiba-tiba menutupi tubuh mu dengan jaket milik nya.
Jaket yang sama dengan yang dulu sempat dia pinjamkan padamu, membuat mu teringat awal dimana kamu bisa dekat dengan midam.

"Lo apa kabar?, maaf gue kemaren bikin lo kesel ya?" Lirih midam.

"Lo kemana aja?" Tanya mu balik, midam tersenyum tipis.

"Nggak kemana-mana"

"Kemaren gue kerumah lo, tapi kata nya lo keluar kota?"

"Iya, tapi udah balik"
Kamu diam setelah nya, begitupun midam.
Mata mu kini fokus pada luka diujung bibir midam.

Tangan mu reflek tergerak menyentuh luka itu, membuat midam hanya terdiam di tempat.
"Ini kenapa?, ga lo obat in?"
Midam menahan tangan mu yang kini di bibirnya.

"(Y/n)"

"Hem?"

Midam menggenggam tangan mu, mata nya menatap mu dalam.

"Gue suka sama lo"








....
"Eh?, l-lo ngomong apa barusan?" Kaget mu.

Midam diam sebentar, tangan mu yang sedari tadi dia genggam, ditarik ke dada nya.

Kamu bisa merasakan seberapa kencang detak jantung nya.
Mata mu menatap nya bingung, tatapan midam masih sama, mata nya menatap mu dalam, bahkan tak berkedip sedikit pun.

"Jantung gue udah berdetak se-kencang ini cuma untuk sekedar mengatakan sebaris kalimat itu, apa masih kurang jelas buat lo?" Lirih nya.

Kamu diam sebentar, mencoba mencerna kalimat midam.
Tatapan mata midam melemah, senyuman tipis terukir dibibirnya.

Membuat mu tidak tau lagi harus menjawab apa.
Midam orang yang baik, sikap nya yang baik itu membuat mu sulit untuk menjawab tidak, tapi,
Kamu juga tidak bisa menjawab iya, karena sudah jelas, hati mu masih setia pada satu orang.

"Midam, maaf gue--"

"Lo ga perlu ngerasa ga enak gitu (y/n)" potong midam kemudian tersenyum lembut.
Dia melepas genggaman nya, lalu mengelus pelan pucuk kepala mu.

Love in Silence; Cho Seungyoun [PDX101 / X1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang