🙃

1.5K 123 0
                                    

Siang ini (Namakamu) akan pergi ke cafe yang sering ia kunjungi. Sendiri, ya. Lagipula, ia memang lebih suka sendiri, alasannya umum.. agar lebih tenang dan relax!

Ia mendudukkan dirinya di kursi cafe yang kosong, ia mengangkat tangan kanannya bermaksud memanggil pelayan, "mas!"

Taklama kemudian, seorang pelayan laki-laki menghampirinya, tak lupa dengan catatan kecil dan pulpen yang ada digenggamannya, "mau pesan apa mba?"

"saya mau cappucino latte satu,"

Mas pelayannya mengangguk setelah menuliskan pesanan (namakamu), "ada yang mau dipesan lagi?"

"enggak, itu aja."

"baik. Ditunggu sebentar ya mba," ucap pelayannya

(namakamu) tersenyum kecil seraya mengangguk, ia mengalihkan pandangannya pada novel yang ada disampingnya lalu ia membacanya, sebelum pelayan itu pergi tentunya

"Aleena putri andara, lucu banget namanya." ia terkekeh membaca novel yang baru saja ia beli saat beberapa hari yang lalu ia mengunjungi toko buku bersama teman-temannya

"permisi mba, ini pesanannya." ucap pelayan yang tadi

(namakamu) mengadahkan kepalanya, ia tersenyum kecil "makasih ya mas, ohya--" ia merogoh selembar uang kertas berwarna merah, lalu menyodorkannya pada pelayan itu, "billnya, saya langsung bayar aja ya, takutnya lupa."

"baik mba, biar saya ambil dulu kemba--"

"ehh-- gausah mas, kembaliannya buat mas aja." tahannya

Pelayan itu tersenyum, "ohgitu ya mba? yaudah deh mba, makasih kalo gitu,"

"iya mas, sama-sama."

Pelayan itu mengangguk lalu pergi meninggalkan (namakamu) yang melanjutkan kembali membaca novelnya, sesekali ia meminum coffe cappucinonya

cling!

ponselnya berdering tanda ada telfon,  (namakamu) mengalihkan pandangannya pada ponsel yang ada disampingnya, "mamah?" gumamnya, dengan segera ia mengangkat dengan malas, "ya, apa?"

"kamu lagi dimana sayang?"

(namakamu) memijit pelan tulang hidungnya, ia terasa pusing mungkin? "cafe,"

"oke, nanti pas kamu pulang, mamah nitip martabak ya?"

Mendengar itu, (namakamu) mendengus seraya menghentikan pijitannya itu, "astaga mah! kirain aku ada apa! kalo mamah, cuman mau ngomong kek gini, sms bisa kan? ganggu aku aja sih!?"

Bukannya marah, reni malah tertawa kecil, "sorry sayang, gitu aja marah sih?"

(namakamu) terlihat kesal, terlihat dari kerutan yang ada di keningnya, "yaudah-yaudah, bye!" ia memutuskan sambungan telfon secara sepihak, dengan keras ia meletakkan kembali ponselnya disampingnya, Sebegitu kesalnya kah dia? tentu. Ia sangat sensitif, jikalau ada yang mengganggunya. ia sangat moodyan

"gitu aja pake telfon segala," ia menggerutu, namun detik kemudian ia memasang wajah bingung, "ohiya, mamah pesen martabak apa ya?" ia mendengus, "sshhh! udahlah, bodoamat! yang penting gue beliin martabak,"

Ia kembali terfokus pada novelnya, namun taklama ada seorang pria yang mendatanginya, terdengar dari suara yang berat

"permisi,"

(namakamu) mendongakkan kepalanya seraya memasang wajah kesalnya, "ap-- elo?"

"ehh-- si cewek jutek,"

(namakamu) memutarkan bola kedua matanya, ia memilih untuk memfokuskan kembali pada novel barunya, sementara pria yang baru saja datang ini terkekeh, ia duduk di hadapan (namakamu), "gue... boleh duduk disini?"

(namakamu) terdiam, menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan seorang pria yang ada dihadapannya

(namakamu) mendengus kesal, karna novel yang ia genggam diambil oleh pria yang ada dihadapannya ini, "apaan sih lo? ngajak ribut hah?!"

Bukannya takut, pria ini justru mengulurkan tangan kanannya pada (namakamu), "gue iqbaal, yang waktu ditaman kemarin--"

"bodoamat! gue gak peduli nama lo, gue gak peduli siapa lo, oke? jadi sekarang, balikin novel gue!" geram (namakamu) dengan kedua mata yang melebar

"ishh, serem. gue cuman mau kenalan aja kali sama lo, gak boleh emang?" tanya pria yang bernama iqbaal ini

"Gak! balikin novel gue!" ucap (namakamu) garang

Bukannya mengembalikan novel (namakamu), tapi iqbaal malah membacanya, ia terkekeh "anjir, cewek jutek ternyata baca novel kek ginian juga ya? saik!" celotehnya dengan tatapan yang masih pada novel

(namakamu) menaikkan sebelah alisnya, ia menatap sinis iqbaal "Serah gue! Gausah ikut campur lo!"

Iqbaal mengalihkan pandangannya pada (namakamu), menatap pada gadis itu dengan senyuman tampannya, dan hal itu membuat (namakamu) mematung, ntah kenapa,  ia merasa panas dan gerah

"Lo cantik kalo lagi ngambek kek gini," puji iqbaal tanpa memudarkan senyumannya

(namakamu) tersenyum kecil, namun sedetik kemudian ia memasang wajah kesalnya lagi, "ish! balikin novel gue woy!"

Iqbaal mengembalikan novel itu pada (namakamu), "jangan jutek-jutek dong, ntar gaada yang suka loh!"

(namakamu) mengambil buku novel yang ada ditangan kanan iqbaal dengan kasar, ia tak peduli dengan ucapan iqbaal tadi, ia memilih untuk kembali fokus pada novel

"sorry ya, waktu itu gue gak sengaja bikin lo kesel, gue gak bermaksud untuk ngejelek-jelekin lo di depan temen-temen gue kok!" ucap iqbaal dengan lembut, namun tetap (namakamu) acuhkan

iqbaal tersenyum, "gue bilang, jangan terlalu cuek sama orang." Cibiran itu berhasil membuat (namakamu) terfikirkan tentang perkataan kinar beberapa hari yang lalu, bahwasanya, ia jangan terlalu cuek pada semua orang, terutama pria.

"tapi ya, gue ngerti kok kenapa lo cuek kek gitu. pasti ada alasannya juga kan? i know it! semua cewek rata-rata suka gitu, pengennya diduluin," lanjutnya lagi

(namakamu) mengalihkan pandangannya untuk menatap pada iqbaal yang masih setia dengan senyumannya, "sotoy banget lo," desis (namakamu)

"ya enggaklah, orang itu fakta kok!" bela iqbaal

(namakamu) menutup buku novelnya, hal itu membuat iqbaal bingung, "kok ditutup? udahan ya bacanya? apa lo mau nemenin gue ngobrol?"

(namakamu) hanya melirik, ia merogoh ponselnya dan memainkannya

"cuek banget sih ni cewek?"


VOMMENT!

𝐂𝐮𝐞𝐤 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang