Rasa gamang yang bercampur aduk dengan kekhawatiran yang sudah menjadi-menjadi merasuki pikiran serta hati seorang Keyla.Ardyan sedang berada dalam tugas bisnisnya namun bukan berarti dia mendapat kelonggaran hidup sebagai remaja normal yang tidak tinggal dengan segala keketatan yang membuatnya hampir tidak sanggup menjalani hidup.
Bukan hanya itu saja, masalah masa remajanya yang sungguh tidak layak untuk ia kenang itu membuatnya semakin dongkol menjalani kehidupannya.
Satu-satu mulai pergi dari kehidupannya dan menganggapnya bahkan lebih buruk dari kenyataannya.Jika ada yang lebih busuk dari bangkai, maka seperti itulah mungkin mereka yang tak mengerti kehidupan Keyla akan mengumpatnya.
Desas-desus tentang dirinya bahkan sempat tersebar sampai kepada telinganya.Berbagai spekulasi dari setiap orang berbeda-beda.Ada yang menganggapnya terlalu terkekang, Kurang kasih sayang, terlalu mengemis cinta, dan bla bla bla lain yang membuatnya ingin mengorek wajah mereka semua dengan pisau.
Semuanya bahkan tidak tahu Keyla sangat membenci sesuatu yang terjadi dahulu itu.Itu bukanlah Keyla yang sebenarnya.Dia melakukannya namun tidak sepenuhnya salahnya.
Pikiran buruk berkelabat dalam otak-otaknya.Mulai dari masa lalunya, konsekuensi yang ia dapat setelah Ardyan akan mengetahui Keyla melewatkan jadwal lesnya, dan masalah-masalah lain yang mungkin belum terpecahkannya.Semuanya bercampur aduk menjadi satu.
Keyla yang sedari tadi mengigit bibir bagian bawahnya pun ikut memainkan jarinya.Air mata yang dari tadi menumpuk di pelupuk matanya sudah melebihi kapasitas sehingga berhasil lolos dan merayap di atas pipi lembut Keyla membasahi bagian yang dilewatinya.
Dia juga membenci ini.Terlalu mudah menangis.Berpikiran pendek.Dan tidak punya jalan lain selain memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Semuanya semakin terasa berat.Seakan-akan tidak ada jalan keluar.Dia menangis.Namun masih bisa menimbang.Diarahkannya langkahnya menuju nakas.Sebelum terjadi sesuatu, ia memutuskan untuk menentukan pilihannya.
Jemarinya bertengger di penarik laci nakasnya.Isinya menampilkan beberapa benda kecil yang berserak di dalamnya.Tapi matanya fokus pada 2 benda yang ada di dalam.
Di sisi satu terdapat cutter yang terbaring.Namun di sisi lain terdapat botol obat penenang depresi yakni escitalopram miliknya.
Obat itu akan berbahaya jika Keyla tidak mengindahkan dosis serta waktu pakai yang telah dianjurkan.Namun Keyla yang selalu bersikeras dapat menghindar dari penyakitnya akhirnya selalu berujung pada obat itu.Namun sayang bukan pada dosis dan waktu pakai yang seharusnya.
Diraihnya kedua benda itu dengan tangannya.Keyla memandanganya bergantian dan menatap keduanya lekat.
Tok...tok...tok...
"KAK!"
Tok...tok...tok
Keyla jelas mengenal seseorang yang berteriak di balik pintu.Benar saja, itu Nia adiknya.Keyla kembali menatap kedua benda itu.
"ANYBODY HOOOME!"
"KAKAK KEDATANGAN TAMU DI BAWAH! BUKA PINTUNYA KAK!"
Meskipun Nia masih berada di balik pintu namun suara melengkingnya dapat dengan jelas terdengar dan benar-benar membuat Keyla jengkel.
Tidak ingin terlalu lama mendengar teriakan itu, Keyla pun memutuskan untuk mengambil 1 butir obat itu dan meraih cangkir yang sudah berisi air.Keyla sengaja menyiapkannya sebelum pergi ke kamarnya.Ia pun meneguk air itu mendorong butir obat yang sudah terlebih dahulu meniduri lidah Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Except U
RomanceI'm bipolar.You see? Keyla POV Aku terlihat seperti tidak terluka, Kuat, dan sempurna.Aku juga hidup di tengah-tengah keluarga otoriter dimana orangtuaku dengan sempurna menjagaku.Tapi ntah kenapa aku merasa terkekang.Atau aku yang terlalu bersemang...