🍂01🍂 PROLOG

1.2K 113 30
                                    


"YAKKK PARK DINO ... APA YANG KAU LAKUKAN PADA FOTO KEKASIHKU HA?? DASAR ANAK NAKAL KAU ... "
Gadis bernama tag 'Park Jiwon' itu berteriak dari dalam kamarnya, dan bisa di lihat di tangannya ada foto seorang lelaki yang tersobek menjadi dua. Siapa lagi jika bukan ulah adik nakalnya Park Jiyeon.

"BUKAN AKU EONNI ... TAPI TANGANKU," gadis bernama tag 'Park Jiyeon' juga terdengar berteriak dari arah dapur.

"DASAR NAKAL, SAMA SAJA BODOH." Jiwon kembali berteriak. Gadis itu membawa langkahnya menuju ke dapur rumahnya.

"Akh, berisik sekali ... " Gadis bernama tag 'Park Jieun' menutup sendiri kedua telinganya yang hampir pecah karena suara kakak dan adiknya itu.

Di samping Jieun terlihat satu pria paruh baya dan juga wanita paruh baya. Kedua orang tua itu sama-sama menghembuskan nafasnya mendengar keributan kedua anak mereka. Untung ada satu yang sifatnya tak begitu cerewet seperti Jiwon dan Jiyeon.

"Anak mu itu berisik sekali yeobo." Sang ibu bernama Kim tae-hee terlihat lengah sudah, dia menyerah dengan dua anak yang selalu berisik itu.

"Anak mu juga sayang," kata sang ayah yang bernama 'Park Sojin'. Sang ayah juga terlihat lengah dengan keramaian di rumah itu. Tapi ya sudahlah kedua anaknya di takdirkan memiliki sifat yang berisik mengalahkan raungan macan.


^


SHS art Seoul



Tiga gadis tampak berjalan menuju kelas. Dengarlah, tiga gadis itu seakan menjadi panah asmara bagi namja-namja di sekolah senior high school itu. Suara teriakan terdengar dari bibir para namja yang sudah menjadikan ketiganya sebagai gadis favorit. Ketiganya menjadi sorotan sejak pertama masuk ke sekolah menengah atas sampai kini pun masih terdengar padahal mereka sudah kelas dua.

"Akhh, Park Jiyeon. Saranghae chagiya ... " Itu bukan teriakan seorang yeoja melainkan seorang namja.

Ya, bukan hanya satu yang meneriaki gadis bermarga Park itu. Tapi puluhan orang, para gadis terlihat iri pada ketiga nya. Namun ada juga yang mengidolakan ketiga gadis Park itu.

Sudah jelas jika ketiganya merupakan three lovers arrows. Si tiga panah asmara.

"Yakk Park Jiwon jadilah kekasihku ... " Belum selesai, suara teriakan masih terdengar di telinga tiga gadis yang baru saja memasuki kelas mereka.

"Jieun I Love You, walaupun kau dingin kapadaku Jieun. Aku tetap mencintaimu sayang ... " Masih belum berhenti hingga 3 gadis bermarga Park sudah duduk di kursi kelas mereka.

^

Class_


Seorang lelaki tampak tersenyum melihat ketiga gadis bermarga Park itu dari jauh. Senyuman nya sangat manis dan ketiga gadis itu tak sadar jika ada yang memperhatikan mereka.

"Eonni aku lapar ... " Itu mulut Jiyeon yang bicara. Memang mulutnya tak pernah berhenti mengoceh. Tidak tau dia makan apa barusan di rumahnya kenapa saja masih lapar.

Jiwon yang duduk di depan Jiyeon dan Jieun menghembus kasar nafasnya. "Ini belum jam istirahat Dino," ucap nya.

"Ne ne." Jiyeon mulai diam, dia memilih kembali fokus ke depan walaupun perutnya sudah bunyi keroncongan.

Seorang lelaki yang sejak tadi memperhatikan ketiganya lalu menghampiri ketiganya. Saem masih belum datang saat ini.

"Ambilah." Jiyeon yang awalnya menumpukan dagunya pada meja kini menengadahkan kepalanya ke arah seseorang yang memberinya sebungkus roti.

"Hanbin oppa!"

Jieun yang duduk di pinggir Jiyeon lantas mengalihkan pandangannya pada seseorang yang di panggil 'Hanbin oppa'

Wajah Jieun berseri melihat lelaki bernama tag 'Kim Hanbin' tersebut. Ya walaupun Jieun tau niat Hanbin sebenarnya datang dan memberi Jiyeon sebungkus roti hanya untuk menarik perhatian Jiwon. Gadis yang di cintai seorang Kim Hanbin.

Raut wajah Jieun kembali menjadi datar lagi saat Hanbin menampilkan senyum terbaiknya pada Jiwon. Ya Hanbin tak pernah sadar jika Jieun menyukainya.

"Terimakasih oppa!" Jiyeon dengan senang hati menerima roti di tangan Hanbin dan mulai memakan nya dengan lahap.

Sampai ketika Saem datang. Semua murid kelas kini sudah duduk di tempat masing-masing.

Tapi ada seseorang yang datang setelah saem masuk kelas. Dia seorang lelaki, tampan dan sepertinya sangat berkelas, rambutnya hitam dan senyumnya manis sekali. Jiwon sampai tak berkedip melihatnya.

"Perkenalkan dirimu."

"Ah ne Saem." Lelaki itu membungkukkan badannya sejenak lalu mengenalkan dirinya pada jajaran murid yang duduk rapi di hadapannya.

"Annyeong haseyo, naneun Cha Eun Woo imnida."

"Cha Eun Woo???" Ketiga gadis Park itu sama-sama membulatkan matanya mendengar nama itu. Ketiganya terlihat terkejut dan reaksi Jiwon sungguh tak terduga. Gadis itu langsung berdiri dari tempatnya.

"Yakk Cha Eun Woo kenapa kau sekolah disini!" Jiwon berteriak
hingga seluruh teman kelas menapnya sinis. Lelaki bernama tag 'Cha Eun Woo' tersebut malah tersenyum menyeringai menatap Jiwon yang sekarang malu akibat teriakannya sendiri.

Jieun dan Jiyeon masih saja menganga menatap teman kecil mereka sekaligus musuh Jiwon dulu yang kini sudah besar dan menjadi lelaki yang cukup tampan, bukan lebih tapatnya sangat tampan.

"Jiwon duduk." Jiwon yang malu kini duduk kembali atas perintah saem di depan.

"Eunwoo duduklah!" Eunwoo masih saja menyeringai ke arah Jiwon yang kini menunduk malu karena perbuatannya sendiri. Sesaat setelah sampai di pinggir Jiwon lelaki Cha itu sempat berbisik.

'Akhirnya aku menemukanmu musuh'

Jiwon merinding setengah mati, bisikan Eunwoo seakan menyihir telinganya. Musuh masa kecilnya kembali lagi, dan tak tau apa yang akan di lakukan selanjutnya.

"Eunwoo oppa kau semakin tampan!" Jiyeon tersenyum pada Eunwoo menampilkan deretan giginya.

Karena senyuman Jiyeon dan perkataan Jiyeon, gadis itu sampai di hadiahi tatapan sinis oleh kakaknya park Jiwon.

"Gomawo Jiyeon cantik," kata Eunwoo lalu menuju tempat duduk nya.

^


Sekolah sudah pulang sejak 3 jam yang lalu dan kini Jiyeon sedang berada di pinggir jalan membawa satu bungkus sayuran yang baru saja dia beli dari pasar Korea.

Bruukk..

Jiyeon tak sengaja tertabrak dengan seseorang. Beruntung belanjaan di tangannya tak terjatuh dan yang aneh seseorang itu tak meminta maaf dan fokus berbicara dengan handphone nya.

"Sayang, kau kenapa tidak bisa menemui ku ha?

"Aku sibuk, sayang."

Jiyeon tersenyum usil dan dengan cepat menghampiri lelaki yang fokus dengan handphone nya. "Sayang kau bicara dengan siapa?" Jiyeon sengaja mengatakan itu dekat dengan telephone dan pada akhirnya.

"Sayang, kau bicara dengan siapa? Baiklah, kita putus sekarang!"

Setelah puas mendengar lelaki yang mangabaikannya putus dengan sang kekasih. Jiyeon kembali berbalik badan tapi tangannya di cegah. Dan lelaki itu malah membawa Jiyeon dalam rangkulannya dengan tatapan kesal.

"Dasar gadis nakal, kau harus di hukum karena telah membuatku putus dengan kekasihku."

"Tidak, aniya. Aku tak mau oppa, ee Kim Mingyu oppa, aku tak mau!" Jiyeon menyebut namanya karena melihat jelas di seragam milik sang lelaki yang menabraknya tanpa maaf tadi.

"Sudah telat." Lelaki bernama Kim Mingyu tersebut semakin membawa Jiyeon dalam rangkulannya dan membawa gadis itu melangkah semakin jauh.









To Be Continued...

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang