🍂15🍂

317 58 16
                                    



"Yeppie!!" Jiyeon, gadis itu merentangkan kedua tangannya di mobil milik Mingyu. Kedua orang itu sedang berjalan-jalan untuk bersantai, dan Jiyeon gadis itu terlanjur kegirangan, karena bisa keluar bersama sang pujaan hati.

"Eh oppa, kita mau kemana?" Tanya Jiyeon setelah mereka melewati sebuah restoran. Mingyu menatap Jiyeon, lalu tersenyum pada gadis itu.

"Setelah pulang nanti kita makan," kata Mingyu, ya ampun dengan senyuman nya saja Jiyeon patuh. Gadis itu hanya duduk diam sekarang di mobil, terserah Mingyu saja akan mengajaknya kemana nanti.

"Arraseo." Jiyeon membalas senyuman Mingyu dan lelaki itupun kembali fokus pada jalan.

^

"Jiwon!"

Gadis itu menoleh ke pintu. Saat ada yang memanggil namanya. Disana, dihadapannya saat ini berdiri seorang Cha Eun Woo dengan senyumnya.

Sadar kehadiran Eunwoo, Jiwon mengusap air matanya. Ya gadis itu kembali menangis setelah Jiyeon pergi, merasa kesepian tak ada yang bisa menghiburnya.

"Jangan menangis Ji, ada aku disini!" Jiwon tertegun, langsung saja gadis itu berdiri dan memeluk Eunwoo, terisak kembali di dada bidang lelaki itu.

"Hiks hiks, katakan padaku jika aku tidak salah Woo hiks, katakan padaku jika aku adalah kakak yang baik!" Eunwoo mengelus rambut Jiwon, lelaki itu mencium puncak kepala Jiwon.

"Ye, kau tidak salah ji, kau juga kakak yang baik!" Eunwoo berniat menenangkan Jiwon agar gadis itu baik-baik sekarang.

"Lalu kenapa aku jahat hiks." Eunwoo yang tak tega melepas pelukannya, dan menghapus air mata Jiwon. "Hentikan, sudah kau jangan menangis lagi!"

Jiwon akhirnya berhenti menangis, gadis itu menggigit bibirnya untuk meredam isakan yang masih saja keluar. Eunwoo tersenyum walaupun sulit sekali rasanya saat Jiwon sedih, lelaki itu mencium kening Jiwon dan kembali memeluk gadis itu.

"Tenanglah!"

^

Jiyeon berjalan beriringan dengan Mingyu. Gadis itu di traktir es krim oleh Mingyu dan sekarang pun sedang berjalan sembari memakan es krim.

Mereka berdua menyusuri sebuah kota dimana ada banyak sekali toko berbagai macam jenis, namun langkah Jiyeon kemudian terhenti saat dengan jelas gadis itu melihat hal menarik di toko pinggirnya.

Sebuah kalung yang di jual disana, namun saat melihat harganya yang begitu mahal, Jiyeon jadi mengurungkan niatnya, mungkin uangnya akan cukup seminggu Jiyeon dan keluarganya makan.

Mingyu melihatnya, sempat melihat Jiyeon menatap berbinar kalung itu. "Kau suka?" Jiyeon malah menarik tangan Mingyu pergi dari sana, lelaki itu tau jika Jiyeon menyembunyikan rasa tertarik nya saat ini.

Lelaki itu diam-diam tersenyum, "Aniya, kita cari tempat lain saja oppa!" Mingyu tau jika Jiyeon menyukainya, namun karena harganya yang terlalu mahal. Gadis itu jadi mengurungkan niatnya.


^


Eunwoo menenangkan Jiwon dalam tidurnya. Lelaki itu bernyanyi untuk membuat Jiwon tenang. Jiwon berbaring dengan yang menjadi bantal adalah paha Eunwoo.

Lelaki itu bernyanyi dengan sangat merdu, sembari mengelus rambut Jiwon. Gadis itu jadi terlelap dengan tenang.

"Saranghaeyo Jiwon!"

Cup

Eunwoo mengecup pipi Jiwon dan tak terasa Jiwon mendengar apa yang Eunwoo ucapkan. Belum sepenuhnya tidur, tak menyangka jika ada seseorang yang menyukainya dibalik ini semua.

Ya Eunwoo menyukainya namun kenapa lelaki itu masih belum saja mengungkapkan nya?

Jiwon jadi kecewa di campur bahagia, apa Eunwoo punya alasan lain karena sampai sekarang lelaki itu tak mengutarakan perasaannya pada Jiwon, yang jelas itulah yang di pikirkan oleh Jiwon di balik matanya yang terlelap.


^


Disisi lain, tepatnya di rumah Daniel, lelaki itu menidurkan Jieun di atas kasur miliknya, terbaring lemas. Baru saja Daniel menemukannya di bar dan gadis itu sudah mabuk berat. Sangat kacau dan sangat menderita jika di dekati, sampai-sampai tak sadar dan mengira jika Daniel adalah Hanbin.

Daniel jadi teringat saat Jieun menciumnya, namun mengatakan jika dia adalah Hanbin dan bukan Daniel. Kala itu ada rasa kecewa di hati Daniel, kenapa juga dia mempunyai perasaan yang tidak seharusnya lelaki itu torehkan pada Jieun.

Ini salah, Jieun adalah musuh dari temannya ; Bae Irene. Tidak mungkin juga jika Daniel mencintai musuhnya, dia hanya berniat balas dendam.

"Kenapa kau membuatku jatuh cinta padamu Jieun, kenapa?" Daniel berkata sembari mengelus rambut Jieun, bahkan gadis itu sampai tersenyum dalam tidurnya.

"Hanbin aku menyukai mu! Tapi kau jahat padaku." Jieun mengigau, terlihat sekali penderitaan gadis itu, cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Daniel melihat penderitaan itu, andai saja Daniel adalah Hanbin. Mungkin dia tidak akan menyia-nyiakan gadis seperti Jieun yang setia mencintainya.


^


Jiyeon dan Mingyu sudah berada di restoran kini, mereka berdua makan dengan tenang.

"Kalian ada disini?" Suara seorang gadis lalu membuat kedua orang itu mengalihkan atensi mereka.

Di samping mereka duduk, berdiri seorang Kim So Eun dengan adiknya Kim Taehyung. Jiyeon jadi kesal, kenapa di hari seperti ini gadis pengganggu itu datang. Sama sekali tidak diharapkan, di tambah Taehyung yang memandangnya angkuh, kedua orang itu memang menjadi musuh sejak pertama kali jadi teman kelas.

"Kalau begitu kita gabung saja Tae!" So Eun langsung saja duduk di tengah Mingyu dan Jiyeon. Sedangkan Taehyung duduk di sebelah Jiyeon dengan posisi dirinya berhadapan dengan sang kakak dan Mingyu berhadapan dengan Jiyeon.

Mingyu sadar jika Jiyeon tak enak sekarang, sudah terlihat dari raut wajahnya yang kesal melihat So Eun, namun Mingyu tak bisa melakukan apapun sekarang.







To Be Continued...

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang