🍂10🍂

373 61 10
                                    


"Jiwon, bukankah itu Jieun?" Jiwon menoleh pada arah tunjukan Eunwoo yang berdiri di sampingnya, saat ini hujan sudah reda namun hari sudah sangat malam dan jalanan begitu sepi.

"Ye, dengan siapa dia?" Jiwon menyipitkan matanya, berusaha mencari tau siapa lelaki yang di peluk Jieun saat ini. Bukan Hanbin dan saat pelukan itu terlepas Jiwon dan Eunwoo bisa lihat jika namja itu adalah seorang Kang Daniel.

"Daniel!" Eunwoo dan Jiwon sama-sama menyebutkan nama Daniel, mereka hafal postur tubuh teman baru di kelas mereka itu.

"Bukankah Jieun bersama Hanbin?" Tanya Eunwoo dan Jiwon langsung tersadar jika seharusnya yang ada di samping Jieun saat ini memang Kim Hanbin, namun bukan Hanbin melainkan Kang Daniel, lalu dimana Hanbin saat ini?

"Lalu dimana Hanbin?" Jiwon menoleh pada Eunwoo dan lelaki itu hanya menggeleng. "Apa dia meninggalkan Jieun?"

Saat ini ada rasa curiga di hati Eunwoo. Kecurigaan nya pada Daniel tentang rencana balas dendam mengarah pada Jieun, dan tebakan Eunwoo adalah lelaki itu merencanakan balas dendam terhadap Jieun, tapi apa kesalahan Jieun padanya?

Jiwon tiba-tiba saja melangkahkan kakinya mengarah pada sang adik yang masih di peluk oleh Daniel, Eunwoo yang melihatnya langsung mengikuti gadis itu.

"Jieun?" Jieun melepaskan pelukannya pada Daniel, dan menatap ke arah sumber suara yang baru saja memanggil namanya, di depannya ada Jiwon dan Eunwoo.

Sungguh Jieun ingin menghindar dulu dari Jiwon, seseorang yang membuat kencannya dengan seorang Kim Hanbin hancur.

"Daniel, aku akan ikut denganmu." Jieun malah menarik tangan Daniel, dan mereka menjauh dari Jiwon, gadis itu bingung akan sikap adik nya.

Saat Jiwon hendak mengejar, Eunwoo menghentikan nya. "Sudahlah, mungkin kencannya gagal dan dia butuh penyemangat saat ini, biarkan Daniel menjadi penghibur nya." Jiwon mengangguk, namun gadis itu masih merasa aneh dengan Jieun yang menghindari nya.

"Tapi kenapa Jieun seperti menghindari ku ya?"

"Mungkin dia sedang kesal!"



^



Jiyeon keluar dari kamar mandi milik keluarga Mingyu dengan rambut yang basah, dan juga pakaian yang cukup basah. Gadis itu tak menemukan baju untuk di jadikan sebagai ganti.

"Jiyeon, bajumu basah!" Tak bisa mengelak, Jiyeon terlihat sexy di mata Mingyu, tapi Mingyu tidak mungkin membiarkan pikiran kotor terus berkelana di otaknya yang bersih.

Mingyu langsung bangkit dari sofa di kamarnya dan terlihat mengambil sesuatu dari lemari pakaiannya, "Ambillah, kau bisa pakai itu." Mingyu memberikan kemeja hitamnya pada Jiyeon dan tidak butuh waktu lama Jiyeon kembali ke kamar mandi dan memakainya.

Beberapa menit kemudian Jiyeon keluar dengan pakaian milik Mingyu yang sudah di pakainya, terlihat kebesaran dan menutupi sepanjang pahanya.

"Mianhe, hanya itu yang cocok dengan mu!" Jiyeon tersenyum kecil, sepertinya tidak kuat lagi untuk tersenyum lebar karena badannya kurang segar sekarang.

"Jika saja eomma ku ada disini, ku pinjamkan bajunya, tapi maaf eomma ku sedang ada di luar negeri jadi seluruh bajunya juga ikut dengan nya!" Jiyeon tersenyum dengan kata-kata yang terlontar dari mulut seorang Kim Mingyu. Tidak perlu dengan penjelasan apapun Jiyeon sudah nyaman dengan bajunya saat ini.

"Aniya, ini sudah pas oppa!" Mingyu tersenyum, jika sikap Jiyeon yang lembut seperti ini mungkin Mingyu sudah tertarik dari dulu.

"Kemarilah!" Jiyeon berjalan mengikuti Mingyu dan duduk di sofa samping namja itu.

Mingyu mengambil handuk di pinggirnya dan mulai mengusap pelan rambut Jiyeon yang basah, hati Jiyeon mendadak berdetak dengan kencangnya, gadis itu merasa malu dengan perlakuan manis Mingyu padanya sekarang.

Deg deg

Rupanya hati Mingyu juga ikut berdetak, namun namja itu mencoba tenang agar terlihat lebih cool dimata Jiyeon.

Keduanya saling berhadapan, Jiyeon menatap mata Mingyu yang fokus dengan rambut gadis itu. Namun tiba-tiba tatapan keduanya bertemu, dan begitu terdengar detak jantung keduanya.

Cukup lama hingga --

"Jiyeon!" Mata Jiyeon membulat, itu suara Jiwon yang memanggil, terdengar dari luar.

Dengan segera Jiyeon menjauh dari Mingyu dan bangkit dari sofa yang di duduki keduanya. Jiyeon bingung apa yang harus dia lakukan sekarang, Jiyeon terlihat gugup mungkin efek dari bertatapan dengan Mingyu tadi.

"Itu suara Jiwon, 'kan? Ayo ku antar." Mingyu melepaskan handuk di tangan nya dan meraih tangan Jiyeon, membawa gadis itu keluar dari kamar Mingyu.

Sampai di luar Mingyu melihat Jiwon dan Eunwoo sudah berdiri di luar rumah, Mingyu dan Jiyeon menghampiri kedua nya.

Jiwon, gadis itu terkejut melihat penampilan acak-acakan Jiyeon. Kemeja hitam yang menutupi hampir seluruh pahanya, dan rambutnya yang berantakan.

Jiwon menatap Mingyu tiba-tiba, menatap tajam namja itu dan secara langsung gadis itu menarik kerah baju Mingyu. Eunwoo dan Jiyeon yang melihat nya terkejut dan dengan segera ingin memisahkan keduanya.

"Hei, apa yang kau lakukan pada adikku, kenapa penampilan nya acak-acakan?" Jiwon menatap marah Mingyu, Mingyu sendiri tidak mengira Jiwon akan berpikiran buruk padanya.

"Aniya, ini tidak seperti yang kau bayangkan Jiwon." Mingyu tidak melakukan apapun pada Jiyeon, tapi mengapa Jiwon malah berpikir sebaliknya? Lelaki itu mencoba melepaskan tangan Jiwon dari kerah baju nya.

"Eonni, Mingyu oppa tidak melakukan apapun padaku!" Tidak puas dengan penjelasan Jiyeon, Jiwon malah semakin mencengkram kuat kerah baju Mingyu.

"Jiwon apa yang kau lakukan?" Eunwoo yang mencoba melepaskan tangan Jiwon dari baju Mingyu tak berhasil karena cengkraman nya begitu kuat.

"Jangan bilang kau macam-macam padanya, Jiyeon apa yang di lakukan lelaki ini padamu?" Jiwon menatap Mingyu tajam, belum berhenti sebelum Jiyeon mengatakan sesuatu.

"Eonni, sudah kubilang Mingyu oppa tidak macam-macam!" Sama halnya dengan Eunwoo, Jiyeon mencoba melepas cengkraman Jiwon namun gagal.

"Lalu kenapa kau acak-acakan, kau habis melakukan apa dengannya?"

Eunwoo, Jiyeon dan Mingyu menganga. Tak percaya jika itu yang terpikir dalam diri Jiwon. Jiyeon menepuk dahinya sendiri, kenapa kakaknya ini begitu bodoh. Lebih bodoh dari dirinya sedangkan Eunwoo geleng-geleng kepala dan membuang kasar nafas nya.

Mingyu yang mulai kelelahan hanya bisa pasrah sekarang dengan perlakuan Jiwon yang masih mencengkram bajunya, Mingyu sudah lelah sekarang.

"Eonni lepas." Jiyeon akhirnya berhasil melepas tangan Jiwon dari kerah baju Mingyu. "Kau membuat ku malu eonni," bisiknya pelan pada Jiwon.

"Oppa gwenchana?" Jiyeon merapikan penampilan Mingyu yang berantakan akibat ulah kejam Jiwon, gadis itu merasa malu sekarang pada Mingyu.

"Ye, aku tidak apa!" Mingyu sedikit pusing akibat perlakuan Jiwon, gadis macam apa kakak dari Jiyeon itu.

"Eonni keterlaluan, pulang saja sana!" Jiyeon mengusir Jiwon dan membawa Mingyu masuk.

"Wae, dia bahkan membela lelaki yang memperlakukan dirinya dengan buruk!" Jiwon masih saja ingin menghajar Mingyu, namun Eunwoo berhasil mencegahnya dan membawa gadis itu pergi.

"Kau salah paham Jiwon, Mingyu tidak melakukan apapun pada Jiyeon, astaga."

"Aku tidak percaya."

Eunwoo menepuk sendiri keningnya, kenapa Jiwon sangat keras kepala? Mingyu tidak melakukan apapun pada Jiyeon tetap gadis itu tak percaya dan malah berpikiran buruk tentang Mingyu.







To Be Continued...

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang