🍂04🍂

487 72 13
                                    


Gadis itu mengendap-endap di lorong sekolahnya. Mencoba mencari persembunyian paling aman disana. Melangkahkan kakinya pelan, sambil bersembunyi di belakang teman-teman sekolahnya.

Takut jika seseorang berhasil menemukannya dan meminta pertanggung jawaban karena dirinya telah masuk ke dalam kamar seseorang tanpa izin. Siapa lagi jika bukan Park Jiyeon, anak bungsu dari keluarga Park yang nakal dan suka sekali membuat masalah.

"Cari siapa nona?"

"Diam kau, aku lagi bersembunyi!"

"Bersembunyi dari siapa nona?"

"Kim Mingyu, Sunbae berkulit tan yang tampan itu."

Terdengar kekehan orang di belakang Jiyeon. Jiyeon memang tak melihat wajahnya, gadis itu memilih mengabaikan dan tetap bersembunyi dari Mingyu.

"Setampan apa dia? Lebih tampan mana dengan ku?" Jiyeon rada-rada kenal suara lelaki di belakangnya ini. Saat berbalik badan ternyata benar. Pemilik nya adalah Kim Mingyu. Jiyeon membulatkan matanya, sebulat bola dan mulutnya juga ikut terbuka saking terkejutnya.

"Hai nona Jiyeon!" Mingyu semakin berjalan mendekat, menyudutkan Jiyeon pada dinding di belakang gadis itu. Lorong sekolah memang sedang sepi saat ini, dan Jiyeon takut Mingyu akan membalasnya disini.

"O-oppa!!" Suara Jiyeon jadi kaku, nafasnya tercekat seakan melayang entah kemana, wajah Mingyu semakin dekat dengan wajahnya. "Oppa apa yang kau lakukan?" Jiyeon menggelengkan kepalanya cepat, tak mau jika Mingyu menciumnya nanti.

Mingyu tiba-tiba saja melepas kancing seragam Jiyeon, membuat Jiyeon hysteris setengah mati. Mingyu menyeringai, kembali membuka kancing seragam Jiyeon yang kedua. "Aarrg, oppa hajima." Jiyeon meloncat-loncat sambil menyingkirkan tangan Mingyu jauh-jauh.

Tapi Mingyu tak mendengarkan dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Jiyeon. "Arrrgg tidakk." Jiyeon mendorong Mingyu sekuat tenaga, tubuh Mingyu akhirnya menjauh dan ini kesempatan Jiyeon untuk kabur.

Jiyeon berhasil melarikan diri dan kini hanya tinggal Mingyu sendiri. Dengan seringai tentunya, namun seringainya itu kemudian berubah menjadi senyuman manis. 'Semoga saja dia menjauhiku setelah ini!'

Terungkap sudah, ternyata Mingyu bukan tertarik pada Jiyeon tapi kelakuannya belakangan ini ingin membuat Jiyeon benci pada nya dan juga menjauhinya, tapi jujur ada sedikit rasa nyaman bersama gadis Park itu. Mingyu tidak bisa menebak perasaan apa itu, yang pasti untuk saat ini dia ingin menjauh dulu dari gadis aneh dan mesum itu.

Semoga tidak bisa!

Jiyeon adalah gadis tegas yang tidak mudah menyerah. Bukan membenci, Jiyeon malah akan semakin tergoda pada Mingyu jika Mingyu menggodanya seperti tadi, Jiyeon hanya gadis polos yang gampang tertarik.



^


Class 2A

"Jiwon." Jiwon menoleh ke sumber suara. Atensinya beralih pada seorang lelaki. Aura ketampanannya terlihat hingga mata Jiwon serasa silau, dan Jiwon tau pelakunya, dia adalah Cha Eunwoo --musuh besarnya.

Musuh yang tampan!

"Mau apa?" Jiwon terkenal cuek pada lelaki, tapi itu sekarang dan tidak berlaku zaman dahulu saat dirinya masih berteman dengan Cha Eunwoo.

"Aku tau kau masih membenciku, maaf!" Jiwon tersenyum remeh, dia tak mendengarkan sekali omongan Eunwoo sadari tadi. Menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"Jiwon dengarkan aku." Eunwoo melepas kedua tangan Jiwon yang menutupi telinganya, mencengkram kuat kedua tangan gadis itu.

"Sakit Eunwoo." Jiwon menatap Eunwoo tajam, keduanya saling bertatapan. Manik tajam Jiwon bertubrukan langsung dengan manik kelam milik Eunwoo. Tak banyak berubah dari Eunwoo selama tahun-tahun saat mereka masih berteman. Tatapan nya masih saja seperti dulu, kelam seperti akan memakan mangsanya.

"Lepas!" Dengan sekali hempasan tangan Eunwoo terlepas dari kedua tangan Jiwon. Tapi Eunwoo kembali mengunci pergerakan Jiwon dengan menahan kedua bahu gadis itu dengan tangannya.

"Jiwon maafkan aku." Eunwoo bernada memelas, tentu saja ingin Jiwon memaafkannya bukan karena sebab lain.

"Mudah sekali kau minta maaf Eunwoo, kau tau jika kesalahanmu itu sangat besar? Aku sampai menangis karena kau marah marah waktu itu!" Jiwon ingat betul dimana waktu kecil Eunwoo memarahinya hanya karena mainan nya rusak dan itu adalah ulah Jiwon. Eunwoo memarahinya, dan Jiwon ketakutan namun tiba-tiba saja Eunwoo tertawa. Lelaki itu bilang jika dia hanya bercanda dan mengakibatkan Jiwon terluka karena itu. Gadis itu benci saat Eunwoo mempermainkannya dulu, itu sungguh keterlaluan.

Tak terasa air sudah menggenang di pelupuk mata Jiwon, jika sekali saja gadis itu memejamkan matanya, kristal bening itu akan terjatuh dan terlihat oleh Eunwoo dan akan sangat memalukan nanti.

"Aku tau kesalahanku sangat besar Jiwon, tapi bukan berarti kita musuhan terus sampai seperti ini, aku rindu pertemanan kita dulu Jiwon, kembalilah seperti dulu, aku mohon." Entah kenapa hati Jiwon serasa hangat, sebenarnya ingin sekali dia kembali seperti yang dulu. Berteman dengan Eunwoo, jujur dia sangat rindu masa-masa itu dan juga ingin kembali bersama Eunwoo.

"Kita kembalikan? Tidak musuhan lagi 'kan?" Bukan marah Jiwon malah tersenyum, itu artinya gadis itu menerima kembali tali pertemanan yang dibuat Eunwoo. Eunwoo juga sama bahagianya sekarang. Jiwon nya sudah kembali, tinggal hati gadis itu yang sekarang menjadi misinya, misi untuk menjadi --miliknya.

Keduanya saling tersenyum bahagia, hingga tak sadar jika ada lelaki berkacamata yang memperhatikan keduanya dari luar kelas, Kim Hanbin.

"Siapa sebenarnya lelaki itu?" Hanbin akui jika lelaki yang bersama Jiwon sangat tampan melebihi dirinya, tapi dia tak rela jika Jiwon jatuh pada pelukan nya.

Tapi Hanbin saja yang tidak tau jika ada seseorang yang tertarik padanya. Masih saja mengejar Jiwon yang tidak jelas hatinya berlabuh pada siapa. Hanbin saja yang terlalu bodoh tidak menyadari cinta seorang Park Jieun yang saat ini juga tengah memperhatikannya dari jauh.

'andai saja kau sadar jika disini ada yang sedang menunggumu Hanbin'









To Be Continued...

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang