🍂11🍂

361 59 21
                                    

"Oppa, gwenchana?" Jiyeon mendudukkan Mingyu di sofa rumah lelaki itu. Jiyeon merasa bersalah karena Jiwon hampir saja menghajar Mingyu. Namun untunglah Jiwon tak melakukan aksinya, karena Mingyu sama sekali tak bersalah.

Jiyeon membetulkan kerah baju Mingyu. Mingyu sendiri membuang kasar nafasnya, tentu saja marah karena perlakuan Jiwon barusan di luar rumah, untunglah Jiyeon berhasil menghentikan nya.

"Mianhe oppa." Jiyeon menyesal akan perbuatan sang eonni, gadis itu meminta maaf atas perbuatan yang sudah di lakukan Jiwon pada Mingyu.

Mingyu masih terlihat marah dan detik kemudian lelaki Kim itu memegang tangan kanan Jiyeon yang merapikan bajunya, pergerakan Jiyeon jadi terhenti karena tangan Mingyu yang menahan nya.

Keduanya saling bertatapan lekat, iris tajam keduanya sama-sama memancarkan sinarnya, Jiyeon sendiri tak bisa lama-lama menatap Mingyu, maka dari itu gadis Park memalingkan wajah nya.

"Ini bukan salahmu, jadi kenapa harus kau yang menanggung nya?" Mingyu masih tak melepas tangan Jiyeon. Gadis itu berdiri tegak sekarang, menghadap Mingyu yang masih memegang tangan kanan nya.

"Tetap saja aku yang salah oppa, Karena dia eonni ku."

Bruukk

Jiyeon membulatkan matanya tatkala Mingyu menarik keras tangan nya dan pada akhirnya tubuh Jiyeon terduduk di samping lelaki itu.

"Tunggu disini sebentar." Mingyu bangkit, tidak tau mau kemana, namun yang pasti lelaki itu memasuki dapur di rumahnya.

Jiyeon sendiri sudah bingung sekarang, ada apa dengan Mingyu? Jiyeon bertanya-tanya, bahkan belum sempat lelaki itu menjawab Jiyeon dan sekarang sudah pergi ke dapur nya.

Selang beberapa menit Mingyu datang dengan segelas teh hangat di tangan nya dan di letakkan di meja depan Jiyeon. "Minumlah, tubuhmu dingin." Jiyeon terharu dengan perhatian Mingyu, tak habis pikir jika ada sisi hangat di balik dinginnya hati seorang Kim Mingyu.

"Gomawo." Jiyeon tersenyum dan langsung mengambil teh hangat di depan nya dan meneguknya habis.

Sekilas Mingyu tersenyum dengan tingkah terburu-buru dari Jiyeon. Namun setelah Jiyeon menghabiskan minumannya barulah senyuman Mingyu menghilang dan kembali menjadi namja datar seperti biasanya.

"Jangan percaya diri dulu, aku tidak ada maksud apapun untuk ini."

Jiyeon menunduk, sedih dengan ucapan Mingyu. Gadis itu sadar jika Mingyu tidak akan pernah tertarik padanya, tapi bagaimana jika Mingyu hanya malu mengungkapkan segalanya? Segala tentang cintanya, dan mencintai seorang Park Jiyeon yang tingkahnya kelewat konyol?

Jiyeon sedih akan kenyataan Mingyu tak tertarik padanya. Tapi bagaimanapun gadis itu harus selalu berusaha untuk bisa membuka hati Mingyu, dan secepatnya gadis itu yakin pasti Mingyu akan mencintainya sebagaimana yang gadis itu inginkan.

"Kajja, ku antar pulang." Jiyeon berdiri dari sofa dan mengikuti langkah Mingyu.



^



Gadis itu tersenyum evil melihat penampilan nya di depan cermin. Pagi ini akan menjadi hari paling bahagia di hidupnya, lalu tangannya meraih sesuatu di meja riasnya dan terlihat memasang nya di atas saku baju seragam nya.

Sebuah nametag yang bernama 'Bae Irene' dan lagi-lagi gadis itu tersenyum licik. Sambil bersiul memanyunkan bibir merah Cherry nya, dan kemudian tangannya mengambil tas sekolahnya.

Irene melangkah, namun sebelum itu gadis Bae itu menatap foto di tangannya. Tiga orang gadis yang akan dia hancurkan secepat mungkin, bersama dengan mata-matanya bernama 'Kang Daniel'

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang