🍂03🍂

540 72 11
                                    

"Oppa!" Jiyeon baru saja datang ke kelasnya. Terlihat menghampiri Eunwoo, dan duduk di pinggir lelaki tampan itu. Jangan lupa ada jieun yang bersama Jiyeon, kedua adik Jiwon itu memang berniat untuk menggangu Eunwoo.

"Rindu kalian padaku?" Eunwoo yang memang tampan, percaya diri saja jika dia di rindukan oleh dua gadis Park. Ya kecuali Jiwon, musuh kecilnya.

"Oppa suka tidak pada Jiwon eonni?" Untung tidak ada Jiwon sekarang. Jadi keduanya aman aman saja. Dan Jieun jadi bebas mau bertanya apapun pada lelaki bermarga Cha tersebut.

"Kenapa sih, kalian bertanya seperti itu?" Eunwoo mengalihkan pandangannya asal. Dua adik Jiwon memang menyebalkan sejak kecil dan sering sekali menjodoh-jodohkan dirinya dengan Jiwon.

"Hanya tanya oppa, kenapa oppa gugup?" Jieun menertawai Eunwoo. Sama halnya dengan Jiyeon, keduanya berhasil mengerjai Eunwoo. Lalu keduanya kembali ke tempat duduk masing-masing saat melihat Jiwon sudah kembali ke kelas.

"Ah dasar mereka." Tidak tau kenapa Eunwoo tersenyum.




Flashback on


"Jiwon apa yang kau lakukan?" Eunwoo marah saat melihat gadis kecil seumurannya itu merusak mainannya.

Eunwoo jelas marah karena itu adalah mainan terbarunya. Mainan itu berupa robot. Jiwon membuat tangannya lepas dan Jiwon sudah mencoba memperbaikinya tapi tetap tidak bisa.

Jiyeon dan Jieun yang melihat keduanya sangat takut saat ini, ekspresi Eunwoo tak pernah semenakutkan ini.

"Berikan padaku!" Bentak Eunwoo dan Jiwon tak mau berpikir lagi, gadis kecil itu langsung memberikannya pada Eunwoo.

"Kenapa kau merusak nya Jiwon?" Lagi-lagi Eunwoo membentak Jiwon. Jiwon kini menunduk, manangis pastinya.

Sedangkan Jiyeon dan Jieun memilih bungkam, mereka takut Eunwoo akan semakin marah nantinya jika mereka ikut campur.

"Jiwon kau menangis?" Eunwoo bertanya memandangi wajah Jiwon. " "Hahbuahahhaha Jiwon cengeng ternyata, aku hanya bercanda Jiwon." Seketika tawa Eunwoo pecah, mengerjai Jiwon sangat menyenangkan rupanya.

Jiwon kini menatap Eunwoo kesal, Eunwoo sudah keterlaluan. "Kau keterlaluan, mulai sekarang kita musuh." Jiwon lalu pergi, dengan raut wajah marah pasti nya.

"Eunwoo oppa kenapa seperti itu," tanya Jieun.

"Maaf, aku seperti ini karena aku suka Jiwon!"

Jieun dan Jiyeon tertawa, itu pengakuan polos Eunwoo. Tapi dengan berani nya Eunwoo mengerjai Jiwon dan dengan mudahnya mengucapkan cinta, lihat Jiwon jadi marah sekarang.

Semenjak itu Jiwon dan Eunwoo tak pernah bertegur sapa lagi. Walaupun Jiyeon dan Jieun sering menjodoh-jodohkan keduanya, keduanya tak lagi menghiraukan.

Flashback off



^


Jiyeon berjalan malas, dia bosan di rumah secara terus menerus. Jiwon dan Jieun sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah, sedangkan Jiyeon sama sekali tak tertarik.

Jiyeon memutuskan keluar. Tunggu, dia punya ide sekarang. Jiyeon tersenyum bahagia, dan gadis itu keluar rumah. Berjalan tentunya, ke sebuah rumah besar. Tepat rumah yang tak jauh dari rumahnya.

"Permisi." Jiyeon sedikit meninggikan suara nya. Ini masih siang, tapi keadaan rumah besar itu terlihat sepi. Namun seseorang keluar setelahnya, seorang wanita paruh baya.

"Ada apa nak?" Wanita itu sangat lembut sekali pada Jiyeon. Kelihatannya dia adalah ibu dari calon Jiyeon, calon pacar Jiyeon. Dalam khayalan nya 'Kim mingyu'

"Aku adik kelas Kim Mingyu oppa, ahjuma." Kata Jiyeon tak kalah lembut pada eomma dari Mingyu.

"Ah adik kelas ya, ada perlu apa ya?"

"Aku mau memberitahu sesuatu pada Mingyu oppa, ahjuma!"

"Mingyu ada di kamarnya nak. Dia masih tidur, bangunkan saja, aku mau ke rumah teman dulu."

Kesempatan bagi Jiyeon, gadis itu tersenyum penuh kemenangan. Dan mulai melangkah masuk ke rumah besar calonnya, calon pacarnya.

Jiyeon sudah sampai di ruang tamu, rumah nya luar biasa besar dan mewah. Semua barang disana sangat berkelas. Jauh dari rumah sederhana Jiyeon dengan keluarganya. Jiyeon melihat sekeliling, di atas nakas sebelah sofa terlihat foto seorang anak kecil laki laki. Siapa lagi kalau bukan Mingyu? Sangat tampan dan cute.

Jiyeon tersenyum melihatnya. Lalu dia bawa kakinya melangkah menuju lantai dua, dia memasuki kamar yang sudah pasti kamar milik Mingyu.

Ceklek

Pelan, Jiyeon membukanya pelan. Takut-takut Mingyu terbangun dari tidurnya. Jiyeon lihat Mingyu terlelap, wajahnya sangat damai dan tenang. Jiyeon mulai mendekat, dia bersimpuh di lantai hanya untuk melihat wajah redup Mingyu yang tampan.

Sangat menggemaskan!

"Kau sangat tampan oppa!" Kata Jiyeon, senyuman terukir di bibirnya. Tiba-tiba Mingyu berbalik. Posisi tidurnya miring sekarang, menghadap Jiyeon tentunya. Wajah mereka sangat dekat, hidung mereka hampir bersentuhan.

 Wajah mereka sangat dekat, hidung mereka hampir bersentuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon menahan nafasnya. "Sedang apa kau?" Mata Jiyeon membulat. Mingyu bangun, mata Mingyu bertepatan menatap matanya.

Anehnya Mingyu tak bangun dari tidurnya. Lelaki berkulit tan itu malah asyik manatap wajah Jiyeon yang kegugupan. Ketika Jiyeon hendak berdiri, Mingyu menahan leher gadis itu. Jiyeon kembali dalam posisi semula, manik Jiyeon menatap ke sembarang arah. Mingyu tersenyum menyusuri setiap lekuk wajah cantik Jiyeon hingga sampai pada bibir Cherry nya.

Wajah Mingyu semakin dekat, "Aniyaaa." Jiyeon berteriak keras hingga Mingyu melepasnya, dengan cepat Jiyeon keluar dari kamar Mingyu yang tadi sempat berniat menciumnya.

"Dasar gadis aneh." Kata Mingyu masih tersenyum melihat Jiyeon sudah pergi kini.



^


"Hanbin."

"Ah Jieun, sedang apa kemari?"

Hanbin yang dari tadi sedang bermain dengan anak kecil kini menatap Jieun yang baru saja datang. Meduanya berada di panti asuhan, memang Hanbin tinggal disana karena dia adalah anak dari pemilik panti.

Semenjak Jieun jadi teman kelasnya, gadis itu sering menghadiri panti asuhan hanya untuk mendapat simpati. Tentunya dari Hanbin, tapi sayang nya Hanbin malah tertarik pada Jiwon.

"Aku bawa makanan untuk anak-anak!" Jieun memberikan sebungkus kantong plastik pada Hanbin, dan Hanbin menerima nya.

"Terima kasih, tapi kau tak perlu repot-repot begini Jieun!" Kata Hanbin, senyumnya tak luput dari bibirnya, dan ini yang Jieun inginkan.

"Tidak apa, lagi pula aku sudah anggap mereka seperti adik adik sendiri, mereka nakal, seperti Jiyeon!" Keduanya tertawa hanya karena teringat Jiyeon yang memang sangat nakal walaupun sudah menginjak usia 17 tahun.







To Be Continued...

𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang