Cha Eunwoo baru saja keluar dari gerbang sekolah nya. Sejenak Eunwoo berhenti mencari taxi di jalanan depannya. Melihat sekeliling begitu banyak mobil-mobil yang lewat. Tanpa sengaja lelaki itu melihat seseorang yang sepertinya dia kenal. Seorang namja yang tak jauh berdiri di depan sebuah gedung.
Mencoba mengingat sejenak. Eunwoo akhirnya ingat jika namja itu adalah Kang Daniel anak baru di kelasnya bersama seorang gadis yang entah siapa Eunwoo tidak mengetahui nya, lelaki itu tidak melihat wajahnya.
"Sedang apa dia disana?" Eunwoo melangkah mendekat, dan samar-samar dirinya mendengar tentang rencana balas dendam.
"Kau sudah berhasil balas dendam pada mereka?" Gadis di samping Daniel bertanya pada lelaki itu. Gadis itu adalah seorang siswa sekolah, karena terlihat dari seragam yang dia kenakan.
"Aniya, mereka sulit di dekati Irene." Gadis itu frustasi, mengacak-acak rambutnya tak terima. Jelas gadis itu benci kekalahan, dia belum kalah pada Three lovers Arrows. Dan secepatnya akan balas dendam pada mereka.
"Aku tidak mau tau, kau harus membalaskan dendam ku pada mereka, aku akan membayar mu lebih." Daniel terlihat mengangguk, Eunwoo sendiri menggeram melihatnya. Daniel sangat mudah di manfaatkan, tapi tunggu Eunwoo tidak tau jika Daniel berniat balas dendam. Dan Eunwoo juga tidak tau siapa yang menjadi sasaran balas dendam dari gadis itu.
"Daniel akan balas dendam? Pada siapa?" Eunwoo memikir-mikir lagi, tapi Eunwoo tidak tau siapa yang akhir-akhir ini di dekati oleh Daniel.
Dan Eunwoo memilih menyelidiki, namun sebelum itu dia harus pulang.
^
Malam hari
Jieun terlihat cantik dengan dress lengan pendeknya, gadis itu bersiap untuk kencannya bersama sang pujaan hati seorang Kim Hanbin.
Tentu saja Jiwon dan Jiyeon ikut bahagia dengan itu. Namun di hati Jiwon ada sedikit rasa khawatir. Jiwon tidak tau perasaan apa itu, namun Jiwon tak bisa melarang Jieun. Ini juga menyangkut kebahagiaan gadis itu karena Jiwon tau jika sosok adik pertamanya itu menyukai Hanbin.
"Enak sekali jadi dirimu eonni." Jiyeon mengerucut kan bibirnya dan kemudian gadis itu menghela nafasnya. Saat ini Jiyeon berbaring di samping Jiwon yang fokus dengan layar ponselnya. Jiyeon cemburu, kenapa bukan dia saja yang kencan dengan Mingyu.
"Akh kenapa bukan aku saja sih yang kencan dengan Mingyu oppa?" Jiyeon frustasi, menggeleng-gelengkan kepalanya asal dan lihatlah ekspresi yang di tunjukkan oleh seorang Jiyeon setelahnya adalah tersenyum sendiri meng angan-angan jika nanti dirinya juga kencan dengan Mingyu, pasti sangat romantis.
"Tck jangan bermimpi." Jiwon sejenak melirik adiknya, dan di hadiahi tatapan tajam oleh Jiyeon.
"Ish, seharusnya kau mendukungku eonni." Jiyeon berdecak kesal, Jieun yang mendengarkan hanya tersenyum.
"Ya sudah, aku jalan." Jieun pergi dan Jiwon masih saja melihat kepergian nya.
^
"Kita mau kemana Hanbin?" Jieun terus saja tersenyum melihat Hanbin terus menggandeng tangannya, mereka baru saja selesai makan malam dan sekarang menuju sebuah hotel.
"Duduklah." Hanbin mendudukkan tubuh Jieun, dan kemudian lelaki itu duduk jauh dari Jieun.
Jieun mulai merasa aneh dengan keadaan ini, kenapa Hanbin menjauh sekarang? Bukankah dari tadi lelaki itu terus dekat dengannya selama makan malam, bahkan mulutnya sendiri yang mengajak Jieun kencan.
"Mianhe, sebenarnya aku hanya menjadikan mu pelarian Jieun." Jieun membulatkan matanya, Hanbin secara terang-terangan mengungkap jika dia hanya menjadikan Jieun sebagai pelarian saat ini.
Kini Jieun menundukkan pandangannya, menatap lantai yang bahkan menjadi buram karena air matanya yang menggenang.
Gadis itu tau jika Hanbin memang mencintai kakaknya 'Park Jiwon' maka dari itu Jieun mencoba tegar. Gadis itu tak boleh menangis sekarang, tak boleh lemah di depan seorang yang di cintai nya.
"A-aku mengerti Hanbin." Jieun memaksakan senyumnya, Hanbin yang duduk membelakangi Jieun juga terlihat tersenyum.
"Aku mencintai Jiwon, Ji."
Sesak rasanya memang jika seseorang yang kau cintai menyatakan perasaan nya pada orang lain dan bukan pada diri mu sendiri.
"Tapi kapan, kapan dia bisa mencintaiku, dan sadar jika aku mencintainya."
Kini air mata Jieun telah tumpah sepenuhnya, kristal bening nya menetes membuat kedua pipinya terlihat basah.
'Seharusnya aku yang mengatakan itu Hanbin.' Jieun mengusap paksa air matanya, walaupun sedari tadi tak mau berhenti dan terus menangis.
"Aku bahkan sudah menyiapkan tempat untuk menyatakan perasaan ku pada Jiwon, namun dia menolak ku begitu saja." Hanbin menundukkan pandangannya. Mengingat Jiwon ternyata mempunyai janji dengan lelaki lain.
Janji palsu tepatnya!
Jieun tertegun mendengar setiap kalimat yang di ucapkan Hanbin, Hanbin begitu kacau sekarang. Ingin sekali Jieun memeluknya hanya untuk membuat nya tenang. Namun Jieun sendiri terlanjur sakit dengan pengakuan Hanbin sendiri.
Pengakuannya tentang mencintai seorang Park Jiwon, andai saja Hanbin tau jika masih ada gadis yang jauh mengharapkannya di banding Jiwon.
Jieun begitu hancur untuk saat ini. Sangat kecewa tentu saja. Gadis itu sudah berkorban banyak untuk Hanbin dan panti tempatnya tinggal. Namun Hanbin tetap menganggap nya sebagai teman.
Tidak lebih!
Lama-kelamaan Jieun tidak tahan dengan keadaan ini. Air matanya kembali menetes, ingin sekali Jieun pergi dan melarikan diri dari tempat yang membuat hatinya sesak. Apa dia harus merelakan Hanbin untuk Jiwon ataukah tetap mempertahankan cintanya?
Jieun kini menghapus air matanya. "Boleh aku pergi?" Mendapat persetujuan dari Hanbin. Jieun berlari menjauh meninggalkan Hanbin sendiri. Tentu saja Jieun tidak tahan jika harus mendengarkan cerita Hanbin terus menerus. Gadis itu punya hati, dan hatinya hanya di peruntukkan untuk orang yang saat ini bercerita gadis lain padanya.
Sesampainya di luar hotel. Jieun mulai menangis kembali. Menundukkan kepalanya melihat jalanan beraspal yang kini sudah basah karena ulah air matanya. Jieun menutup wajah dengan kedua tangannya, terisak dengan setiap tangisan nya.
Perlahan air hujan turun membasahi tubuh gadis itu. Berniat kembali pun Jieun akan mendapat sakit hati lagi. Terpaksa Jieun berjalan menerpa hujan, walaupun pakaiannya basah tetap gadis itu berjalan.
^
Derasnya hujan mengguyur tubuh seorang Park Jiyeon. Gadis itu berniat pergi ke rumah orang yang di cintai. Siapa lagi jika bukan Mingyu, dari tadi secara diam-diam gadis itu keluar rumah. Jika tau gadis itu keluar pasti Jiwon akan marah-marah. Sampai di tengah perjalanan tak di sangka hujan turun dengan derasnya, dan alhasil tubuhnya basah sekarang.
Jiyeon sudah sampai di depan rumah Mingyu. Namun kelihatannya tak ada orang disana, gadis itu sudah menggigil. Tubuhnya gemetar tak karuan, Jiyeon memeluk sendiri tubuhnya dan giginya ikut bergetar karena kedinginan.
"Mingyu oppa."
Bermenit-menit Jiyeon menunggu namun tak ada jawaban dari dalam. Sampai sebuah mobil terlihat di depan rumah Mingyu. Seseorang keluar dari dalam mobil tersebut. Jiyeon berbalik badan untuk melihat siapa yang datang. Dan ternyata sesuai keinginan Jiyeon, Mingyu lah yang datang.
Mingyu yang baru saja berlari ke lantai rumahnya terkejut dengan kehadiran Jiyeon. Sejenak Mingyu menatap Jiyeon sebelum akhirnya sadar jika di hadapannya saat ini memang lah Jiyeon.
Melihat tubuhnya yang gemetar Mingyu langsung khawatir dengan gadis itu. "Kau dari mana ji?"
"Oppa." Penglihatan Jiyeon memburam dan setelahnya gadis itu tidak tau apa yang terjadi padanya.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓
Romance[ 𝑷𝑹𝑶𝑺𝑬𝑺 𝑹𝑬𝑽𝑰𝑺𝑰 ] Hobi Park Jiyeon adalah mendekati Kim Mingyu. Menurut Park Jiwon, Cha Eunwoo adalah musuh nya. Bagi Park Jieun, cinta Kim Hanbin adalah mustahil untuk nya. Ya begitulah kisah Three Lovers Arrows ...