🍂14🍂

316 58 13
                                    




Langit kian berubah warnanya menjadi jingga, menunjukkan jika hari sudah hampir gelap gulita. Jiyeon memasuki kamarnya dan hanya terlihat Jiwon disana, duduk di atas kasur, tak ada Jieun bersamanya.

"Eonni, dimana Jieun eonni? Jiwon tak menjawab, gadis itu masih anteng dengan ponsel di tangannya.

"Eonni!" Kedua kalinya Jiyeon memanggil, dan sekarang Jiwon menoleh padanya, "Wae?" Jiwon, gadis itu bermata sembab sepertinya sedang habis menangis.


Flashback on


"Jieun, tunggu!" Jiwon berhasil mencegah Jieun yang baru saja ingin keluar dari rumahnya. Jiwon baru pulang dari sekolahnya, dan setelah dirinya sampai di rumah, Jieun lah yang terlihat dan sudah tak memakai seragam sekolah lagi, sepertinya ingin keluar.

"Wae?" Jieun bernada ketus, dirinya tak mampu menghadapi kakak yang sudah membuatnya sakit hati kali ini.

"Aku ingin bicara dengan mu!" Jiwon mencoba menarik tangan Jieun untuk membuat adiknya itu menghadap padanya karena sekarang Jieun membelakanginya.

Namun Jieun menghempas kasar tangan Jiwon. "Bicara saja!"

"Setidaknya lihatlah ke arahku Jieun." Jiwon membentak, Jieun memang tipe orang yang tenang, jadi tidak ada untuknya yang namanya rasa takut.

"Bicara saja apa susahnya!" Jieun balas membentak Jiwon, Jiwon akhirnya hanya bisa menghela nafasnya.

"Ne, aku sudah salah padamu. Mianhe, sungguh aku tidak tau jika Hanbin menyukaiku!"

Jieun malah tersenyum sinis. "Heh, sudahlah, apa kau pikir Hanbin tidak menyukai mu selama ini, bahkan setiap hari dia mencari perhatian mu!" Di akhir kalimat, Jieun terdengar marah, dan tak terasa air matanya mengalir begitu saja.

Sekarang gadis itu berhadapan dengan Jiwon. "Eonni, kau pintar, bahkan banyak sekali pria yang menyukaimu, dan aku sama sekali tidak seberuntung dirimu." Jiwon menunduk, ucapan Jieun sungguh membuat hatinya sakit, memang benar jika selama ini Jiwon selalu beruntung karena di sukai banyak pria.

"Mianhe ... " Jiwon juga menangis sekarang, bahkan air matanya mengalir dengan sangat derasnya. "Aku membencimu eonni!" Setelah mengatakan itu, Jieun pergi, tentu saja dengan tangisan.

Baru sekarang Jieun dan Jiwon bertengkar hanya karena masalah lelaki. Lelaki bernama Kim Hanbin, persaudaraan yang terjalin dengan kasih sayang dan cinta semuanya musnah sekarang dari hati Jieun, itu semua karena lelaki bernama Hanbin.

Flashback off



"Aku bertanya tentang Jieun, eonni!" Kata Jiyeon sekali lagi, dan terlihat Jiwon berdiri sekarang, mendekat pada adiknya itu.

"Dia keluar!" Jawab Jiwon, lalu dengan segera gadis itu memasuki kamar mandi.

'apa dia habis menangis?' Jiyeon bergumam dalam hati, menebak jika Jiwon kakaknya baru saja menangis karena mata sembab nya.

Jiyeon bingung, sekarang kedua kakaknya sedang bertengkar. Orang tuanya sedang ada bisnis di luar kota, dan Jiyeon malas dengan keadaan ini, berniat mendatangi Mingyu tentu saja terpikir olehnya, tapi karena wanita yang menjadi guru baru itu membuat mood nya hilang seketika.

"Ah harus kemana aku?" Jiyeon menghempas tubuhnya ke atas kasur, menghirup udara segar di sekitar dan mulai memejamkan matanya.

Namun tiba-tiba saja handphone nya berbunyi, hingga membuat Jiyeon kembali membuka matanya. Gadis itu mengambil ponselnya dan terlihatlah nama 'Eunwoo oppa' disana.

"Eunwoo oppa?"

"Ye, apa Jiwon sudah pulang?"

"Ye, sepertinya dia sedih oppa!"

"Oh baiklah aku akan kesana sekarang!"

"Jinjja? Ah baiklah aku akan menunggu mu oppa!"

"Arraseo."

Jiyeon tersenyum bahagia, dia tak perlu repot-repot menghibur Jiwon karena sudah ada Eunwoo yang sebentar lagi akan datang. Langsung saja gadis itu beranjak dari kasurnya dan pergi keluar.


^


"Mingyu oppa!" Sudah bisa tebak jika itu adalah suara Jiyeon. Gadis itu memilih ke rumah orang yang di sukainya, ya siapa lagi jika bukan Mingyu.

"Wae?" Mingyu membuka pintu rumahnya, lelaki itu sepertinya habis bangun tidur.

"Mau jalan-jalan?"

Mingyu malah mengernyitkan alisnya. Baru sekarang Jiyeon mengajaknya jalan jalan, apalagi hari sudah hampir malam.

Mingyu terlihat mempertimbangkan ajakan Jiyeon, dan detik kemudian lelaki itu tersenyum. Tak ada salahnya jalan-jalan dengan Jiyeon. Mingyu juga ingin bersantai setelah tadi pagi bertemu dengan orang yang sama sekali tidak dia harapkan.

"Arraseo, kita jalan-jalan, tapi kau harus mentraktir ku oke!" Mingyu sengaja ingin mengetes Jiyeon. Apa gadis itu sanggup melakukan apa saja untuk orang yang di cintai nya?

Jiyeon malah memanyunkan bibir bawahnya. Mana ada dia uang hari gini, yang ada orang tuanya hanya mentransfer uang jajan nya di sekolah, bukan di luar sekolah.

"Ah sudahlah lupakan" Jiyeon berbalik badan, tidak mungkin juga dia meminta Mingyu mentraktirnya, karena dia sendiri yang mengajak lelaki itu.

"Bercanda ji, oke aku yang traktir, tenang saja." Mendengar ucapan Mingyu, gadis itu kembali membalikkan badannya, dan terlihat berbinar sekali raut wajahnya.

Cup

"Gomawo oppa!" Mingyu membulatkan matanya, lagi. Sudah tak terhitung berapa kali gadis itu membuat jantung nya hampir copot karena kelakuan semena-menanya.

Mencium pipi Mingyu sejenak lalu berlari menjauh. Itulah yang di lakukan Jiyeon sekarang, dan dengan cepat gadis itu berlari memasuki mobil Mingyu.

"Dasar gadis aneh!" Namun di balik cibiran nya, lelaki itu tersenyum dengan manisnya. Andai saja Jiyeon melihat, mungkin gadis itu sudah terbang kesana-kemari.

^


Hari sudah malam, dan terlihatlah sebuah bar milik teman kelas Jiyeon. Disana terlihat Jieun yang sedang minum wine. Sudah dua botol yang gadis itu habiskan. Tidak terpikir lagi apa yang akan gadis itu rasakan setelahnya, yang ada di pikirannya hanya menghilangkan rasa sakit dirinya.

Akibat perbuatan kedua orang dekatnya. Hanbin dan Jiwon, gadis itu sangat hancur, tak pernah sehancur ini sebelumnya. Ketika orang yang di cintai nya mencintai orang lain, dan itupun kakaknya sendiri.

Sejenak Jieun ingin menghilangkan pikiran itu dengan minum-minum, menghilangkan rasa sakit yang membuat dadanya sesak.

"Jieun." Gadis itu menoleh dengan wajah yang sudah memerah padam, mabuk karena sudah menghabiskan dua botol wine.

"Hanbin ... Kau keterlaluan, pergi saja sana!" Nadanya terdengar memelas, begitu menyakitkan. Jieun begitu hancur hanya karena cinta nya yang bertepuk sebelah tangan.

"Ayo pulang!" Lelaki itu menarik tangan Jieun, merangkul tubuh gadis itu. Namun tak disangka Jieun malah menciumnya, tepat di bibir, membuat lelaki itu membulatkan matanya.

Dan dengan cepat ciuman itu terlepas. "Aku mencintai mu Hanbin, sangat. Tapi kenapa kau malah mencintai Jiwon eonni?" Setelah ucapan itu Jieun tumbang di pelukan sang namja, lelaki itu memasang raut sedih, kenapa karena hatinya terasa sakit saat Jieun mengira dirinya adalah Hanbin.

Daniel, gadis itu mengira Daniel adalah Hanbin. Padahal Daniel yang dari tadi mengawasi nya hingga gadis itu mabuk berat dan sekarang malah dirinya dikira Hanbin dan itu memunculkan rasa sakit di hatinya, mungkin karena Daniel sudah mempunyai perasaan padanya.










To Be Continued...


Jieun: pernah sakit, tapi tak pernah sesakit ini


𝑇ℎ𝑟𝑒𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠 𝐴𝑟𝑟𝑜𝑤𝑠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang