.
.
.
.
.
"Tae, sayang ayo bangun. Apa kamu tidak pergi ke cafe hari ini?"Ini sudah jam delapan pagi dan taehyung belum bangun dari tidurnya. Sesuatu hal yang memang sudah biasa terjadi di rumah keluarga kim.
Taehyung itu pandai dalam hal apapun, terutama memasak. Tapi kalau sudah berurusan dengan tempat tidur, taehyung juaranya.
Tidak berbeda jauh dengan kelinci raksasa kesayangannya itu, jeon jungkook. Seorang alpha yang tubuhnya dipenuhi otot namun memiliki wajah yang imut -bagi taehung- dan juga gigi kelinci yang manis.
Mereka berdua bisa menghabiskan waktu untuk tidur selama tiga hari jika tidak dibangunkan. Mau gimana lagi, namanya juga hobi. Eh.
"Iya, eomma. Sebentar lagi, sepuluh menit lagi, oke? Oke."
Dahi ibu taehyung berkerut. Anaknya ini sedang mengigau atau bagaimana, sih?
"Tidak. Ayo bangun sekarang, jangan lupa bersihkan badanmu. Eomma tunggu di bawah, kita sarapan bersama."
Dengan begitu ibu taehyung keluar dari kamar anaknya, berhenti pada saat mencapai pintu untuk berbicara pada taehyung kembali.
"Cepat sayang. Ada yang ingin eomma dan appa bicarakan. Jangan buat kita menunggu oke?"
Dibalas dengan gumaman 'oke' oleh taehyung. Belum sadar sepenuhnya mengenai hal yang dikatakan sang ibu.
Ibu taehyung lalu pergi menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan hari ini.
.
Setelah merasa puas bercermin, taehyung keluar dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan bersama appa dan eomma nya.
"Pagi" sapa taehyung dengan ceria. Ia merasa tidurnya sangat nyenyak malam ini. Mungkin karena dirinya sedang merasa bahagia karena resep baru yang ia buat kemarin mendapat pujian dari jungkook.
Kenapa taehyung merasa sebahagia ini hanya karena mendapat pujian dari jungkook?
Ini karena jungkook itu memiliki penilaian pada makanan yang tidak sembarangan, jika jungkook suka maka orang lain pun pasti akan suka. Tapi hal ini tidak berlaku sebaliknya.
Yah, meskipun masakan apapun yang taehyung buat pasti jungkook akan menyukainya sih. Karena memang masakan taehyung adalah yang terbaik bagi jungkook, selain masakan eomma jeon sendiri tentunya.:)
Taehyung turun dari tangga lantai dua rumahnya menuju ke meja makan. Ia memakai kemeja kebesaran seperti biasanya dan juga jeans ketat melekat indah di kaki jenjangnya.
"Pagi appa, pagi eomma." mencium kedua pipi orangtua nya, kemudian memilih duduk disamping kanan sang appa.
"Pagi juga, jungkook."
"Hmm. Pagi, hyung."
Seperti biasa, hari ini adalah hari dimana jungkook selalu meliburkan diri dari pekerjaan kantornya. Sebenarnya bukan jungkook yang berniat untuk libur kerja, dalangnya siapa lagi kalau bukan hyung tersayangnya, taehyung.
Taehyung memaksa jungkook mengambil libur di setiap hari kamis karena ini adalah hari yang paling disukai taehyung. Tidak masuk akal. Memang.
Bahkan disaat jungkook akan menolak keinginan aneh hyung nya itu, taehyung justru menangis keras dan mengatakan kalau jungkook tidak menyayangi taehyung lagi. Taehyung bahkan mengatakan kalau ia tidak akan mau berbicara lagi dengan jungkook.
"Kalau kau tidak mau libur hari ini jangan harap aku mau bicara lagi denganmu, jungkook."
Jungkook ingat, saat itu taehyung mengatakannya sambil tersedu-sedu. Jungkook kan jadi tidak tega, walaupun sebenarnya ia tahu kalau taehyung hanya berpura-pura. Jadi ya jungkook cari aman saja.
Sebenarnya ada alasan lain kenapa taehyung meminta jungkook untuk meliburkan diri. Alasannya tentu saja taehyung ingin kelinci kesayangannya itu untuk beristirahat.
Melihat bagaimana Jungkook yang bekerja di perusahaan sebesar itu dalam usianya yang masih bisa dibilang muda, pasti membuatnya kurang memperhatikan kondisi kesehatan nya.
Untuk itu, taehyung sendiri yang akan memastikan kalau jungkook mendapat istirahat yang sepenuhnya. Meski hanya sehari, setidaknya itu akan membuatnya merasa lebih baik bukan?
Bagaimana dengan orang tua jungkook? Mereka sih setuju-setuju saja dengan taehyung. Toh ini demi kebaikan jungkook saya sendiri.
.
Setelah selesai sarapan, mereka berkumpul diruang keluarga, termasuk juga jungkook. Ia ingin ikut hyung nya itu untuk pergi ke cafe. Bosan juga jika harus pulang ke apartemen dan tidak melakukan apapun.
Sebenarnya taehyung sudah harus berangkat ke cafe sekarang, namun karena ibunya bilang ingin mengatakan sesuatu padanya maka ia menunda kepergiannya.
Namun, setelah lebih dari lima belas menit ibunya belum juga mengatakan apa-apa.
"Eomma?"
"Hemm?"
"Sebenarnya apa yang ingin eomma tanyakan? Kenapa dari tadi hanya diam saja?"
Ibu taehyung terlihat menghela nafas, hal itu membuat dahi taehyung mengernyit. Seserius itukah? Menoleh ke arah appa kim sebentar kemudian menatap taehyung kembali.
"Taehyung, kau sudah duapuluh empat tahun, benar?"
"Emm, ya??" dahi taehyung berkerut bingung. Ada yang salah dengan usianya?
"Kapan kamu dan daniel akan melakukan proses mating, hum? Bukankah ini sudah terlalu lama?"
Taehyung bingung harus menjawab apa. Ia sudah sering bertanya mengenai hal ini pada daniel. Hanya saja ia terus berkata nanti nanti dan nanti.
"Daniel bilang ia akan melakukannya segera, eomma."
Ibu taehyung menghela nafas. Selalu saja begitu. Ia hanya ingin melihat taehyung bahagia. Ia pernah meminta taehyung untuk mencari mate lain, namun taehyung menolaknya dengan alasan kalau ia sangat mencintai daniel.
Ibu taehyung mengatakan banyak hal saat itu hingga mereka melupakan seorang jeon jungkook yang hanya menatap karpet dibawahnya.
Ia hanya berusaha menahan amarahnya terhadap seorang kang daniel. Ia ingin sekali menunjukkan kepada hyung nya siapa kang daniel sebenarnya.
"Eomma hanya ingin kamu bahagia sayang."
"Aku tahu. Terimakasih."
Dengan begitu, taehyung pamit untuk pergi ke cafe nya. Ia akan menanyakan hal ini nanti kepada daniel. Ia merasa jika memang ia sudah terlalu lama menunggu.
.
.
.HHmmm...
I love this edit sooooo much
Cr. HisasihunNext
.
.
.
If you like my story, bisa dong tinggalin jejaknya :))
Hehe