.
.
.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat menurut Taehyung, terkadang diwaktu kosong nya ia sering memikirkan betapa banyak hal yang telah berubah dari hidupnya dalam waktu yang sungguh sangat singkat.
Taehyung ingat saat dimana ia merasa tidak mempunyai masa depan dan juga harapan. Ia ingat betul bagaimana Daniel menyebut cintanya pada anak-anak dan memasak adalah sesuatu yang tidak berguna untuk dimiliki. Dan ia juga ingat bagaimana Jungkook selalu mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.
Jungkook akan dengan setia duduk dan terus memperhatikan Taehyung yang sedang membuat resep masakan baru dan Jungkook juga dengan senang hati menjadi juri untuknya, menghujani Taehyung dengan pujian-pujian yang membuat Taehyung tersipu saat ia berhasil membuat masakan yang begitu lezat.
Taehyung menyukai ekspresi pada wajah yang lebih muda saat ia ada sesuatu yang membuatnya senang, karena Jungkook akan semakin tampan jika sedang tertawa.
Karena mulai saat ini Taehyung akan selalu menyukai apapun yang dilakukan Jungkook.
.
.
Taehyung menatap lurus pada dua obsidian yang kini tengah menatapnya dengan penuh keyakinan yang membuat Taehyung merasakan tubuhnya begitu lemas saat ini, menarik napasnya panjang sebelum akhirnya menjawab, "Ya. Saya bersedia. "
Jungkook tersenyum, matanya berkaca-kaca. Akhirnya ia bisa menghembuskan napas yang tanpa ia sadari sudah ditahannya.
Suara tepuk tangan memenuhi telinga Jungkook saat ini, tapi ia tidak peduli. Ia tidak peduli dengan semua pasang mata yang kini tertuju hanya padanya dan seseorang yang ada didepannya saat ini, seseorang yang telah seutuhnya menjadi miliknya, milik Jeon Jungkook, Taehyung.
Setelah sekian lama, setelah banyak yang harus dihadapinya akhirnya Jungkook dapat bersama dengan seseorang yang begitu dicintainya sejak awal pertemuan mereka. Pahlawannya, malaikatnya, cinta pertamanya.
Taehyung adalah segalanya bagi Jungkook, hidupnya. Ia tidak akan membiarkan Taehyung terluka sedikitpun, meskipun oleh dirinya sendiri. Tidak akan.
.
Taehyung yang melihat Jungkook meneteskan airmata pun tersenyum, ia bahagia bisa menjadi bagian dari hidup Jungkook. Ia merasa begitu beruntung bisa menjadi seseorang yang begitu dicintai oleh seseorang sepertinya.
Ia kemudian memajukan wajahnya, sangat dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas Jungkook diwajahnya, "terimakasih, Jungkook. " katanya. Taehyung lalu mencium Jungkook tepat dibibirnya, sebuah ciuman yang penuh arti didalamnya, tidak lama namun cukup untuk menyampaikan segala perasaan yang tidak bisa Taehyung ungkapan. "Terimakasih untuk segalanya. " tambahnya ketika ia sudah memutus ciumannya kepada Jungkook yang hanya terdiam.
Jungkook yang segera sadar setelah Taehyung melepaskan ciumannya pun tanpa pikir panjang langsung meraih leher bagian belakang Taehyung, menariknya dalam sebuah ciuman yang lebih panjang. Meletakkan sebelah tangannya pada pinggang yang lebih tua dan menariknya hingga tubuh keduanya saling menempel satu sama lainnya.
Taehyung yang sempat terkejut akibat perbuatan Jungkook pun membelalakkan matanya namun tidak lama kemudian ia menutup matanya dan membalas ciuman yang diberikan oleh jungkook. Tangannya ia letakkan di dada yang lebih muda, memutar kepalanya kekanan dan kekiri untuk mencari posisi yang nyaman bagi keduanya.
Saat Jungkook dan Taehyung sedang asik berciuman, tanpa mereka sadari mereka telah memberikan tontonan gratis bagi Orang-orang yang hadir di pernikahan mereka.
