Fifthteen

3.2K 289 47
                                    

"APA!?" Taehyung reflek menutup kedua telinganya saat Jimin berteriak dengan hebohnya.

"Jangan berteriak bodoh!" Ucapnya kesal.

"Oke,oke maafkan aku! Kau bilang apa tadi? Coba ulangi,siapa tau aku salah dengar!"

"Aku merasa agak peduli padanya. Apakah itu tandanya aku mulai menyukainya?" Tanya Taehyung dengan nada sedikit ragu.

"Ha? Peduli pada siapa? Menyukai siapa?" Taehyung memutar bola matanya malas melihat kelemotan otak sepupunya ini.

"Emm..Peduli pada... aish! Lupakan!" Dengan kesal,akhirnya Taehyung keluar dari kamar Jimin. Menyisakan si pemilik kamar yang masih duduk dengan tampang bodohnya.

"Apa maksudnya? Dasar aneh!"

°

°

°

"Taehyung."

Si pemilik nama menoleh. Tzuyu berdiri menatapnya dengan senyuman manis. Sebuah kotak makan siang terdapat di tangannya.

"Mau makan siang bersama?"
Taehyung sebenarnya ingin menolak. Namun ketika melihat pandangan memohon Tzuyu siapa yang tega untuk menolaknya? Akhirnya Taehyung pun mengangguk. Mereka duduk di bangku Taehyung. Mata Taehyung berbinar saat melihat makanan lezat di hadapannya.

"Woah! Sepertinya enak. Kau yang memasak?"

"Um, sebenarnya di bantu maidku juga. Ayo, makanlah."

Tzuyu diam-diam menatap Taehyung yang tengah melahap makanannya. Sebuah senyuman manis terpatri di bibirnya. Sebuah tawa halus dari Tzuyu membuat Taehyung mengernyitkan alisnya bingung.

"Kenapa?" Tanyanya dengan pipi menggembung lucu-penuh dengan makanan.

"Kau seperti anak kecil."

DEG!

Taehyung tersentak saat tangan halus yeoja itu mengusap sisa saus di ujung bibirnya. Wajah Tzuyu sangat cantik jika dipandang dalam jarak sedekat ini.

BRAKKKK...

Hantaman pada pintu kelas membuat dua remaja itu tersentak. Taehyung sampai tersedak akibat suara keras tersebut. Sementara itu, si pembuat keributan di ujung sana malah memasang wajah tak berdosa.

"Berani sekali kau menentangku!" Ucap seseorang itu dingin. Seorang siswa berkacamata tebal menunduk takut. Wajahnya sudah dipenuhi lebam-lebam, sungguh mengenaskan.

"M-maafkan aku, Jungkook sunbae-nim."
Jungkook tersenyum sinis. Kakinya menendang keras tubuh si culun hingga terjembab mengenai meja guru. Beberapa murid yang menonton kejadian tersebut memekik histeris, terkhusus para gadis.

Taehyung memandang kejadian itu malas. Baru sehari lalu ia menaruh simpati pada Jungkook, kini rasa jengkel itu muncul kembali. Anak itu seperti tidak bosan-bosan membuat keributan.

Saat Taehyung hendak bangkit, Tzuyu justru menahannya. Yeoja itu menggeleng pelan, mengkode kalau Taehyung tak perlu ikut campur lagi dalam urusan Jeon Jungkook. Akhirnya Taehyung mengangguk dan memilih untuk duduk diam saja, walau sebetulnya itu bukanlah gayanya sama sekali.

"Kau kira maaf saja cukup? Dengar! Kata maafmu takkan bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala. Brengsek!"

Oh, apalagi ini? Jeon Jungkook memang benar-benar senang sekali membuat onar. Taehyung benar-benar muak. Rasa simpatinya kepada yeoja itu menguap begitu saja.

Rahangnya semakin mengeras saat mendengar bunyi pukulan dan tendangan. Taehyung benar-benar tak tahan lagi rasanya. Pemuda Kim itu bangkit, hendak melempar sumpit di tangannya. Sayang sekali, Yunhyeong lebih dulu datang dan menghentikan tingkah Jungkook sebelum korbannya mati.

Love Yourself  (VKook_Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang