These are my confessionsMan, I'm throwed and i don't know what to do
If I'm gonna tell it, then I gotta tell it all
- Usher, Confessions
"Fuck, lo gay?" – itu Aric"Gimana maksud lo?" – itu Oliver
Ethan duduk resah di kursinya sambil kembali menatapi sahabat – sahabatnya yang kali ini melotot dan menganga menatapnya.
"Nggak, gue gak gay. I mean.. gak tau, mungkin aja gue gay."
"For Fuck sake, Ethan.. ngomong yang bener. Loe yang paling pinter dari kita semua kenapa elo mendadak tolol sekarang?" Aric sudah menggebrak meja, bikin pengunjung yang lain otomatis menoleh ke meja mereka.
"Sorry" ucap Aric rada kencang ke arah pengunjung lain yang menatap penasaran.
"Adrian harus ikutan obrolan ini" sela Oliver mendadak sambil mengeluarkan ponsel "Dia yang paling logis dan paling tenang dari kita semua."
Gak butuh waktu lama buat tersambung ke Adrian di Amsterdam. "Apaan maghrib – maghrib nelpon?" sapa Adrian saat mengangkat telepon.
"Maghrib? Sekarang udah jam 11 malem Yan" jawab Oliver sambil melirik jam dan menghitung mundur. Di Amsterdam memang sekarang masih jam 6 sore.
"Oh iya" Adrian terkekeh disana. "So, what's up?"
"Ada yang mau Ethan omongin" Aric yang ngejawab.
"Ethan mau married?" tebak Adrian diujung sana.
Oliver dan Aric langsung mendengus berbarengan. "Ya kali dia mo married, pacarnya yang sekarang aja laki." Aric langsung nyerocos saking sebalnya, lupa kalo seharusya Ethan sendiri yang came out ke Adrian.
"Hah?" suara Adrian di ujung sana mengeras. "Jangan bercanda Ric. Ethan cowok paling straight yang pernah gue kenal. Apa maksudnya?"
"Ya itu tadi pertanyaan gue, apa maksudnya Than?" sambar Oliver kesal sambil membakar cerutunya.
Ethan menarik nafas panjang sambil mulai bercerita. This is going to be tough. "So, there's this guy. Namanya Bintang. Dia sous chef di resort gue di Lembang. And I don't know why but I can't take my eyes off him. Gue mikirin dia terus sampe gue mau gila."
"Mikirin yang gimana maksudnya?" tanya Adrian.
"Yaa.. mikirin. Kebayangnya dia terus. Pengennya nyentuh dia, liat senyum dia, gue.. udah coba jalan sama cewek lain tapi gak berhasil. Gue terus mikirin dia."
"Loe udah apain tuh cowok?" kali ini Aric yang nanya.
"Gak gue apa – apain lah, gue belom segila itu. Gue masih bisa nahan. Cuman.. waktu nyokap ultah kemarin itu, dia nginep di rumah. Dia yang masak buat nyokap dan acaranya kelar malam. Terpaksa sekamar sama gue karena kamar tamu penuh. Alexa, Milan sama Tante Sarita pada nginep juga kan. Nah.. I might do something crazy."
"Apaan?" sambar Oliver sambil mendelik tajam.
"Gue nemuin dia ketiduran di sofa kamar, terus gue gendong pindahin ke ranjang.."
"Fuck" maki Oliver, "Geli Than"
"I know..." Ethan tampak kacau kini "Gue gak tau kenapa gue ngelakuin itu, tapi gue gak tega liat dia tidurnya gak nyaman. Kakinya sampe nekuk. Sofa kamar gue di rumah nyokap kan bukan sofa buat tidur. Lo kan tau."
"Ya kan lo bisa bangunin anaknya, kenapa harus lo gendong?" tanya Adrian.
Ethan terdiam. Itu pertanyaan yang gak bisa dia jawab. Dia juga gak ngerti kenapa malam itu dia secara impulsif langsung menggendong Bintang tanpa kepikiran ngebangunin sama sekali.
"Damn, lo beneran demen laki sekarang?" tanya Aric prihatin.
"Tapi sama cewek masih doyan gak?" tanya Oliver penasaran.
Ethan kembali terdiam, berpikir. "Well, sejak malam yang gue gendong Bintang waktu itu, gue gak pernah bisa orgasme lagi, sama cewek manapun."
"Shit!" maki Oliver.
"Tapi barang lo masih bisa bangun gak sama cewek?" tanya Adrian.
Mendadak Aric dan Oliver menatapnya penasaran.
"Masih.. gue juga masih bisa ML sama cewek, cuman gak pernah bisa klimaks aja gak tau kenapa."
Oliver, Aric dan bahkan Adrian diujung sana sama – sama menghela nafas panjang.
"Lo kayaknya mesti terapi Than, mumpung belum jauh." Saran Oliver. "Ya.. kecuali lo emang confirm pengen pindah haluan ke penyuka lelaki. Eh tapi, gue penasaran nih. Lo nafsu gak liat gue sama Aric malam ini?"
Ethan membelalak di kursinya. "Eh setan, gue masih normal ya. Gila kali gue nafsu sama elo atau Aric."
Aric, Ethan dan bahkan Adrian tergelak bareng denger kata – kata Ethan, walau dalam hati pasti diam – diam sujud syukur.
"Gue setuju sama Oliver, lo terapi sekarang mumpung belum kebablasan. Lo kan bisa contact psikiaternya Oli dulu, yang waktu dia treatment." saran Adrian.
"Atau kalo sampe perlu cek medis lo juga bisa contact temen gue, bonyoknya yang punya Finest Hospital, itu lho Sutjipto Group." Ucap Oliver sambil menyebutkan nama grup pemilik rumah sakit terkenal di Indonesia. "Nama temen gue Bintang. Eh.. kok sama ya kayak nama cowok yang lo taksir. Siapa nama lengkapnya?"
"Bintang Lima" jawab Ethan lesu.
"Nice name.." puji Aric tulus. Ethan cuman mengangguk.
"Oh, beda sih.. nama temen gue Bintang Sutjipto, tapi cewek. Nanti gue kirim nomor contactnya" ucap Oliver lagi sambil mencari – cari nama di contact list ponselnya. Ethan dan Aric masih terdiam sambil berusaha menelaah obrolan barusan.
"Lo mau liburan kesini bentar Than? Buat refreshing? Kali aja kalo jauh dari Bintang terus nemu cewek – cewek bule kece elo bisa balik straight lagi?" tawar Adrian tiba – tiba.
Aric dan Oliver menatap Ethan sambil mengangguk, itu ide yang bagus.
"Ntar gue pikirin deh. Lo kan tau posisi gue di perusahaan, gue gak bisa main cuti gitu aja. But thanks anyway Yan."
"Ya udah gue kudu cabut nih, udah setengah 8, Ira sama Aiden udah mulai bete nungguin gue di meja makan. Terapi ya Than.. Talk to you guys soon." Ucap Adrian lagi sambil memutuskan sambungan.
"Yah.. nomornya Bintang kok gak ada ya di gue, ntar deh ya gue susulin." Ucap Oliver sambil menaruh ponselnya kembali di meja.
Ethan hanya mengangguk, pasrah dengan hidupnya saat ini.
---
Published on 29 Jun'19
Jeng Jeng.. Kalo contact sampe kekirim, eh nomernya sama, ketauan deh si Bintang. Deg deg an akutuh..
Eike capcuss Hanoi dulu ya cyin.. see ya 10 hari lagi... kalo kesambet ilham mungkinnnn gue akan up, tapi gak janji ya.. mau sekalian liburan soalnya, wkwkwk...
Have a great day Beauties, voment selalu dinanti 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
ChickLitWarning 21+ ETHAN Gue bukan Gay. Gue cowok sejati, tulen, doyan perempuan. Sumpah! Tapi.. setelah sekian tahun puas dengan hubungan satu malam kenapa gue malah suka dan mengharapkan komitmen dari Bintang. Padahal Bintang itu kan laki? BINTANG Aku...