Part 21: I'm Sorry

13.3K 1.3K 117
                                        




Minggu lalu gue lagi ribet banget and in my job ribet sinting itu common things, boro - boro mikirin update wattpad, bisa sampe rumah sebelum anak - anak gue tidur aja udah syukur. So just be supportive please.

Buat yang belum kenal saya, my name is Ann.  I am a mature woman (not a girl) with kids, husband and a settled job in real life. And that real life will always be my priority. And I would never, ever, appreciate any gesture of pushing me to write something simply just to please you.

Lastly before we start, let me dedicate this part especially for @yasminafirdausi85 @theresia09tata @ayuguduk @myextraordinary_life @hnfnrv001 and the rest of you who's been very supportive. Thanks for supporting. You guys are awesome supporters, me-love-you!

---

I thought hey I can leave, I can leave

Oh but now I know that I was wrong

'Cause I missed you

Yeah, I missed you

-          Lisa Loeb, Stay




[ETHAN]

Ethan terlalu lelah untuk kembali ke Jakarta malam itu juga sehingga ia memutuskan untuk pulang ke apartemennya di Ciumbeluit saja.

Dia gak tau sudah berapa lama dia diam di dalam kamar apartmentnya, tepatnya diatas ranjangnya tanpa melakukan apapun. Dia bukan pria lemah, tapi dibohongi selalu memberikan efek yang sama buatnya. Makes him feel unworthy.

Nyaris seumur hidupnya dia dibohongi oleh orang – orang terdekatnya. Dan dia harus berjuang keras menata kepercayaan dirinya bahwa dia dibohongi untuk kebaikan. Walau dia tidak akan pernah keberatan menerima kebenaran, sepahit apapun itu. Dibohongi secara konsisten hanya membuat Ethan merasa tidak layak, tidak dipercaya dan efek dari perasaan itu semakin lama semakin menekannya sehingga membuatnya sesak.

Bunyi bel dan ketokan pintu yang tidak berhenti membuat Ethan akhirnya bangkit berdiri dari ranjangnya. Penampilannya acak – acakan. Dia bahkan masih memakai pakaian yang dipakainya semalam. Ia meringis waktu menyadari langit luar sudah gelap. Sudah nyaris 24 jam sejak kejadian kemarin ternyata, tetapi kenapa terasa seperti baru saja terjadi? Ethan menyentuh dadanya yang nyeri kala sekelibat kilasan kejadian semalam teringat kembali.

"Ethan... Bos..." panggilan dari luar pintu apartment lengkap dengan bel dan ketukan pintu yang konstan membuat Ethan kembali berjalan ke arah pintu depan.

Wajah Chef Evan langsung menyapanya saat pintu terbuka.

"Van?" tanya Ethan bingung.

"Wah.. bener ternyata omongannya Bintang."

"Hah?" kenapa bawa – bawa Bintang sih?

"Nih bos..  sop buntut favorit lo." Cerocos Evan sambil menaruh paper bag berlogo Ruby restaurant @Marra Ressort di meja ruang tamu Ethan.

Evan langsung mendudukkan diri di sofa sambil menatap Ethan prihatin. Gak ada bayangan sama sekali kenapa Ethan tampak sekacau itu. Terakhir dia ketemu Ethan kemarin, Bos nya ini menarik sous chef nya keluar ruangan sambil marah – marah. Bukannya dia kepo, tapi Ethan tidak terlihat baik – baik saja saat ini, demikian juga dengan Bintang seharian ini.

"Lo harus ke resort besok bos, Syailendra titip pesan ada beberapa dokumen yang butuh approval lo."

Syailendra itu General Manager di Marra Ressort Lembang, dia yang manage daily operation nya resort, sementara Ethan hanya datang sesekali saat benar – benar dibutuhkan. Tapi kali ini dia lagi gak perduli sama Syailendra, dia butuh tahu kalimat Evan sebelum ini. Tentang Bintang. Shit! Kenapa dia masih perduli sih.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang