Part 19: Dishonest

12K 1.2K 88
                                    

selamat hari rabuuu... have a marvelous dayy 😘

You make me glow, but I cover up, won't let it show

'Cause I don't wanna fall in love

-        Demi Lovato, Heart attack




[BINTANG]

"Ethan!.. Ethan!.., Fuck!"

Oliver meraung memanggil-manggil Ethan di depanku sebelum akhirnya membanting ponsel ke sofa, bikin aku melotot kaget karena jelas – jelas yang dia banting itu ponselku bukan ponselnya.

Sebelum aku protes marah, Oliver sudah berbalik badan ke arahku sambil mengusap wajahnya kalut.

"Sorry Bin, gue.. salah banting ponsel ya?" dia nyengir sejenak sebelum mengambil kembali ponselku yang kini teronggok di atas sofa.

"Gak lecet kok. Sorry." Ucapnya sambil mengulurkan ponselku.

Aku berdecak sambil menerima ponselku, sama sekali tidak berminat untuk mengecek apakah beneran lecet atau tidak. Aku bahkan lebih khawatir sama kondisi Oliver saat ini, kenapa dia begitu panik saat Ethan mendadak memutuskan sambungan. Aku menoleh ke arah Oliver yang kini sedang sibuk dengan ponselnya sendiri, entah sama siapa.

Sembari menunggu, aku memutuskan untuk membuat kopi dari coffee maker di kamar Oliver. Sesaat setelah kopiku jadi, Oliver juga selesai menelepon. Ia menghampiriku yang kini sudah duduk manis di sofa sambil menonton channel AFC.

"So.. Chef huh. Eh.. itu kopi gue?"

Aku meliriknya sekilas sambil menunjuk cangkir kopi di hadapannya. "Black, sweet." Jawabku,

Oliver berterima kasih sebelum meneguk kopinya dan berdecap nikmat. "Kopi buatan lo enak Bin, masakan lo siang tadi juga oke. Gue akui, lo bakat jadi chef."

Aku mendengus. Itu kan kopi instan, siapa juga bisa bikin.

"Jadi.. kabur kali ini kenapa lagi?" tanya Oliver penasaran.

Aku menoleh kali ini, Oliver tengah menatapiku terang – terangan. Sumpah ya si Oliver ini ganteng pake banget, untung aja aku udah imun sama pesonanya, kalo nggak, bisa senewen aku diliatin terus sama dia begini.

Oliver dan aku berteman baik sejak kecil sampai lulus SD. Saat menginjak SMP, keluargaku sempat pindah ke Surabaya untuk melebarkan sayap Finest Hospital ke Jawa timur. Sebelum akhirnya berkali – kali lagi pindah kota karena memiliki grup rumah sakit di Jakarta dan Jawa Timur saja tidak cukup untuk  orang tuaku. Kini, Finest Hospital milik Sutjipto group sudah menjadi salah satu grup rumah sakit besar di Indonesia, sejajar dengan Siloam dan Mayapada.

Walau tinggal berbeda kota, tapi Oliver dan aku tetap berteman baik, dia ada saat aku dan Putra gagal menikah, dan aku sempat terbang ke New York saat Ally, mantan tunangannya, meninggal. Ya, kita sedekat itu.

Namun walau kita dekat, teman sepermainan kita tidak lagi sama. Jadwal praktekku yang padat di rumah sakit dan jabatan Oliver sebagai CEO membuat kita jarang bertemu walau sesekali tetap bertukar kabar lewat telpon atau whatsapp. Makanya aku kaget banget waktu tahu Oliver ternyata berteman baik dengan Ethan.

"Bin.." tegur Oliver saat menyadari pertanyaannya kuacuhkan.

Aku menarik nafas panjang. Oliver tau aku pernah 'kabur' saat gagal nikah dengan Putra beberapa tahun lalu.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang