Thor, are you okay? Banyak banget yang nanya gitu ke gue via dm wp or dm IG. Thanks for all your attention guys. Let's just say selama 3 bulan ini gue hiatus gak update karena gue emang overwhelmed. I almost cannot balance my time between work and domestic things di rumah saking ribetnya.Trust me, I try to write tapi selalu kalah dengan deadline kerjaan yang mengalir deras tanpa henti. Bottomline is, am back now so let's hope I can still keep up with you guys.
How are you by the way? Semua sehat kan? I miss you as much as I miss Ethan & Bintang. Happy reading yaa, sorry kalo short chap.
Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part
- Daniel Caesar, Best part
[BINTANG]"Saya terima nikahnya Bintang Lima Sutjipto binti Harimba Sutjipto dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah." bisik Bintang lega tanpa bisa menahan airmata haru yang menetes di wajahnya. Sama sekali gak sadar kalo sedari tadi dia menahan napas saking takutnya Ethan salah ucap.
Tapi ternyata ketakutannya tidak beralasan sama sekali, karena pria tinggi besar yang kini sudah sah menjadi suaminya itu mengucapkan janjinya hanya dalam satu tarikan napas. Bintang tersenyum waktu menyadari Ethan menatapnya balik dengan mata berbinar sambil tersenyum sangat lebar. Astaga, apa Bintang pernah bilang kalo Ethan ini sangat transparan?
Dia nyaris tersedak haru kalo ingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Pertengkaran kecil yang nyaris berbuntut panjang dengan Ethan, untung saja untuk ukuran pria yang lebih muda 3 tahun darinya Ethan ternyata cukup dewasa. Dan kini, dengan Ethan disisinya, dia merasa semua pertengkaran itu jadi gak terlalu penting lagi.
Dia menatap sekilas ke tamu yang hadir, menyadari tatapan beberapa tamu wanita yang menatap terang – terangan ke arah Ethan. Tidak bisa menampik bahwa suaminya memang se mempesona itu, Bintang melingkarkan lengannya ke lengan Ethan dan membuat Ethan seketika menoleh ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Ethan.
Bintang menggeleng sambil tersenyum, lantas menoleh ke arah tamu undangan sambil mengeratkan pelukannya di lengan Ethan. Dia tidak pernah menyangka akan menjadi wanita posesif tapi dengan segitu banyaknya tatapan memuja di hadapannya dia tidak bisa menahan rasa bangga atas satu kenyataan yang teramat mutlak, Pria ini, yang dipuja oleh begitu banyak wanita, adalah miliknya.
[ETHAN]
Gue mendesah lega sambil mulai mencopot berbagai aksesori yang melekat di tubuh gue sejak beberapa jam lalu. Gue bahkan gak ngerti kenapa gue rela – rela aja menjalani berbagai ritual pernikahan adat jawa yang diwajibkan ayah Bintang. Sumpah deh setelah pernikahan Adrian dan Oliver yang tergolong simple, pernikahan gue jadi terkesan ribet banget. Aric gak masuk itungan ya, keluarga nyokapnya Ayu kan emang keluarga bangsawan di Solo jadi ya wajar kalo pesta adatnya di solo belibet. Nah ini, bokapnya Bintang gak mau sampe ada 1 prosesi pun yang terlewat jadi semuanya kudu dijalanin, tanpa terkecuali. Kebayang kan lamanya.
Satu – satunya yang bikin gue rela ngejalanin semuanya hanya karena imbalan senyum bahagia di wajah Bintang dan keluarganya, bahkan nyokap dan bokap gue pun ga bisa berhenti tersenyum saat menjalaninya. Bikin gue akhirnya juga ikut rela ngikutin acara siraman, midodareni, injak telur, sikepan sindur dan berbagai prosesi lainnya.
"Hai" ucap Bintang saat melihat gue didalam kamar. Dia baru aja keluar dari kamar mandi, terlihat sangat segar dan mengundang hanya dengan jubah mandi berlogo Marra Hotels yang dipakainya.
"Butuh bantuan?" tanya Bintang.
Pertanyaan yang tidak butuh jawaban karena dia langsung bergerak tangkas mencopoti beragam aksesoris yang masih nempel di badan gue.
Gue emang gak langsung masuk kamar setelah resepsi tadi. Gue masih ngobrol dan menyalami sohib – sohib dan keluarga gue dulu tadi. Sengaja, karena besok pagi gue sama Bintang udah berangkat ke Costa Rica naik jet pribadi Marra Group sehingga ga akan ada waktu lagi untuk pamitan. Bintang izin naik duluan ke kamar karena dia takut masuk angin katanya, wajar sih soalnya resepsi malam ini kita pake dodotan jadi resiko masuk anginnya emang tinggi banget.
Bintang berhenti waktu hanya tertinggal kain yang menempel di tubuh gue. Dia berdehem dan gue langsung tau kalo dia gelisah dan gak nyaman. Jadi gue memutuskan untuk sedikit menggodanya.
"Kok berhenti?" tanya gue sok polos.
"Eumm..kamu bisa sendiri kan?" tanyanya sambil membuang pandang ke arah lain.
Dan gue gak bisa nahan untuk tersenyum lebar. Gue pernah melihat Bintang dalam berbagai reaksi, tapi reaksi salting begini jarang banget gue temuin. Dan gue pengen menikmatinya semaksimal mungkin.
"Well.." ucap gue sambil menggantung kalimat bikin Bintang menoleh ke arah gue dengan penasaran. Gue menarik tangannya mendekat dan mengarahkannya ke kain yang masih menempel di tubuh gue. "I don't mind getting help here as well.."
Permintaan yang langsung gue sesali karena saat Bintang menempelkan kedua tangannya di tubuh bagian atas gue yang telanjang gue gak bisa nahan untuk langsung menyambar tubuhnya, menyeretnya ke kasur dan menciumnya dengan buas.
Gue gak sadar sudah berapa lama gue mencium Bintang, yang gue tahu saat gue akhirnya berhenti untuk mengambil napas, Bintang sudah terengah – engah di bawah gue. Bibirnya bengkak, wajahnya merah dan berkeringat dan dadanya naik turun bikin gue gak tahan untuk mengarahkan ciuman ke bagian tubuhnya yang lain, gue akan mulai dengan lehernya yang teramat mengundang.
"Stop... Ethan stop.." ucap Bintang tersengal – sengal dibawah gue.
Gue menatap gak percaya ke arah Bintang. Dia bilang apa? Stop? Enak aja! Apa dia gak sadar bahwa sejak sama dia gue udah gak pernah ngelirik perempuan manapun dan otomatis juga udah stop ONS sama siapapun itu. Buat pria yang aktif secara seksual kayak gue menahan diri itu gak mudah. Tapi gue menghargai Bintang dan gue pengen melakukannya dengan benar sama dia. Jadilah selama pacaran gak pernah sekalipun gue melewati batas sama dia. Gue beneran pengen ini jadi spesial, gue pengen melakukannya saat kita udah resmi jadi suami istri.
Jadi malam ini setelah kita akhirnya resmi, dan setelah sekian lama Ethan junior harus puas sama tangan gue, mana mungkin Bintang malah minta gue stop. Well sorry baby, but I don't think I can stop right now.
Gue gak mengindahkan permintaan Bintang dan alih – alih malah menarik tali bathrobe nya bikin gue punya akses ke tubuh langsing Bintang yang hanya pakai dalaman warna nude. Gue berhenti untuk menatap dan mengagumi lekuk tubuh Bintang yang sempurna. Damn, my wife is so beautiful, gue bahkan gak ngerti kenapa dulu sampe bisa mikir kalo dia itu laki. Stupid me.
"Ethan aku gak bisa." Teriak Bintang sambil menjauhkan tangan gue dari tubuhnya, berusaha menutup bath robe nya. "Aku.."
Dan gue membungkam protesnya dengan satu ciuman panjang sambil merobek celana dalamnya dalam satu tarikan kuat.
Bunyi robekan yang aneh bikin gue noleh ke bawah dan langsung ternganga melihat apa yang gue temukan sambil kembali menatap Bintang gak percaya.
"Sorry, aku tadi mau bilang kita gak bisa karena aku lagi datang bulan. Baru aja." Cicit Bintang sambil menyambar dalamannya yang tadi kurobek lengkap dengan pembalut yang menempel disitu sambil berlari cepat ke arah kamar mandi.
Astaga!
---
Published on 20 Sept'20
Demi apa, gue ngakak nulisnya.
Nasib lo Than... sedih akutu...Vote if you want another chapter guys *smile*
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Chick-LitWarning 21+ ETHAN Gue bukan Gay. Gue cowok sejati, tulen, doyan perempuan. Sumpah! Tapi.. setelah sekian tahun puas dengan hubungan satu malam kenapa gue malah suka dan mengharapkan komitmen dari Bintang. Padahal Bintang itu kan laki? BINTANG Aku...